Liputan6.com, Jakarta - Chief Executive Microstratey (MSTR), Michael Saylor berencana untuk menjual 315.000 lembar saham biasa perusahaannya senilai USD 216 juta atau setara Rp 3,3 triliun, menurut pengajuan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada 2 Januari 2024.
Microstrategy sebelumnya mengungkapkan rencana Saylor untuk menjual hingga 400.000 lembar saham perusahaan selama empat bulan. Dalam pengajuan pada November ke SEC.
Advertisement
Selama laporan pendapatan kuartal tiga 2023 Microstrategy pada 2 November 2023, Saylor menjelaskan dia berencana menggunakan sebagian dari dana tersebut untuk membeli lebih banyak bitcoin untuk akun pribadinya.
“Saya diberikan opsi saham pada tahun 2014 sebanyak 400.000 lembar saham, yang akan habis masa berlakunya pada April mendatang jika saya tidak melaksanakannya pada saat itu,” ketua eksekutif tersebut, dikutip dari Bitcoin.com, Jumat (5/1/2024).
Meskipun Saylor belum mengungkapkan berapa banyak bitcoin yang dia miliki baru-baru ini, dia mengatakan pada Oktober 2020 dia secara pribadi memiliki 17.732 BTC. Sementara itu, perusahaan intelijen perangkat lunaknya secara publik melaporkan kepemilikan 189.150 bitcoin pada Desember 2023.
“Selama hampir satu dekade, atas permintaan saya, perusahaan hanya memberi saya gaji USD 1,00 dan saya memilih untuk tidak memenuhi syarat untuk menerima bonus tunai apa pun,” ungkap Saylor.
Saylor melanjutkan, menerapkan pilihan ini akan memungkinkan dirinya untuk mengatasi beberapa kewajiban keuangan serta memperoleh bitcoin tambahan untuk akun pribadi.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Nilai Kepemilikan Bitcoin MicroStrategy Sentuh Rp 123 Triliun
Sebelumnya diberitakan, MicroStrategy Inc, perusahaan pembuat perangkat lunak meningkatkan total kepemilikan Bitcoin menjadi lebih dari USD 8 miliar atau setara Rp 123,1 triliun (asumsi kurs Rp 15.405 per dolar AS) melalui pembelian tambahan bulan ini.
Dilansir dari Yahoo Finance, Jumat (29/12/2023), perusahaan yang berbasis di Tysons Corner, Virginia yang dijalankan oleh advokat Bitcoin Michael Saylor mengakuisisi 14.620 Bitcoin seharga USD 616 juta atau setara Rp 9,4 triliun tunai dari 30 November hingga 26 Desember 2023, menurut pengajuan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS.
Itu menjadikan total kepemilikannya menjadi 189.150 Bitcoin, atau hampir 1% dari 19.58 juta Bitcoin yang beredar. Saylor, ketua dan salah satu pendiri MicroStrategy, mulai membeli aset digital pada 2020 sebagai lindung nilai inflasi dan alternatif untuk menyimpan uang tunai di neraca perusahaan.
Hal ini menjadikan MicroStrategy sebagai proxy Bitcoin bagi investor yang ingin mendapatkan eksposur terhadap Bitcoin tetapi tidak ingin memilikinya secara langsung.
Saylor dalam sebuah wawancara di Bloomberg TV minggu lalu mengatakan dana yang diperdagangkan di bursa yang secara fisik didukung oleh Bitcoin bukanlah ancaman bagi MicroStrategy karena sahamnya adalah taruhan leverage tanpa biaya.
Perusahaan telah memanfaatkan pembiayaan utang dan penjualan saham untuk mendanai pembelian Bitcoinnya. Harga rata-rata untuk akuisisi terbaru adalah USD 42.110 atau setara Rp 648,5 juta, sedangkan harga rata-rata untuk total kepemilikan adalah USD 31.168 atau setara Rp 480 juta, menurut pengajuan perusahaan.
Saham MicroStrategy telah melonjak lebih dari 300% tahun ini, mengungguli Bitcoin karena menguat sekitar 150% selama periode yang sama.
Advertisement
Microstrategy Kembali Borong Bitcoin Senilai Rp 9,4 Triliun
Sebelumnya diberitakan, perusahaan perangkat lunak MicroStrategy mengatakan pada Rabu, 27 Desember 2023 telah membeli bitcoin senilai sekitar USD 615,7 juta atau setara Rp 9,4 triliun (asumsi kurs Rp 15.405 per dolar AS) secara tunai.
Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis (28/12/2023), MicroStrategy dan anak perusahaannya membeli sekitar 14.620 bitcoin dengan harga rata-rata sekitar USD 42.110 atau setara Rp 648,5 juta antara 30 November dan 26 Desember, menurut pengajuan perusahaan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).
Langkah MicroStrategy membeli bitcoin untuk melindungi nilai aset cadangannya telah membantu memperkuat daya tarik saham perusahaan, yang cenderung bergerak seiring dengan aset digital.
Dalam beberapa bulan terakhir, serentetan pengajuan, termasuk dari perusahaan keuangan tradisional kelas berat seperti BlackRock (BLK) telah menghidupkan kembali pasar kripto yang telah hancur setelah beberapa perusahaan terkenal seperti FTX milik Sam Bankman-Fried runtuh.
ETF kripto spot akan melacak harga pasar dari aset kripto yang mendasarinya, memberikan investor eksposur terhadap token tersebut tanpa harus membeli mata uang tersebut.
MicroStrategy, yang mulai membeli cryptocurrency pada 2020, mengatakan pihaknya bersama dengan anak perusahaannya sekarang memiliki sekitar 189.150 bitcoin yang dibeli dengan harga sekitar USD 5,9 miliar atau setara Rp 90,8 triliun.
Perusahaan mengatakan investasi bitcoinnya dimaksudkan sebagai kepemilikan jangka panjang dan berharap untuk terus mengakumulasi kripto terbesar dan paling terkenal di dunia.
Pendiri Microstrategy Michael Saylor Sebut ETF Bitcoin Bakal Picu Lonjakan Harga Kripto
Sebelumnya diberitakan, salah satu pendiri Microstrategy, Michael Saylor menyatakan persetujuan ETF Bitcoin spot dapat memicu permintaan terpendam yang sangat besar terhadap kripto, sehingga memicu kenaikan harga yang drastis pada 2024.
Dalam sebuah wawancara di Bloomberg, Saylor berpendapat ETF Bitcoin spot akan memberi investor arus utama saluran yang sesuai dengan bandwidth tinggi pertama mereka untuk mendapatkan eksposur ke Bitcoin.
“Hal ini dapat mendorong peningkatan permintaan sebesar 2 hingga 10 kali lipat, katanya,” kata Saylor dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (21/12/2023).
Pada saat yang sama, pasokan Bitcoin akan semakin sedikit pada April ketika peristiwa halving terjadi, sehingga mengurangi separuh pasokan baru yang dihasilkan setiap hari oleh para penambang.
Dengan meroketnya permintaan karena berkurangnya pasokan, Saylor memperkirakan harga akan lebih tinggi. Saylor percaya ETF spot akan menjadi perkembangan terbesar di Wall Street dalam 30 tahun, setara dengan penciptaan dana indeks S&P 500 pertama pada 1993 yang memberikan investor arus utama eksposur yang mudah ke pasar saham yang luas untuk pertama kalinya.
"Kami memperkirakan 2024 akan menjadi tahun yang baik bagi kelas aset. Kami tidak tahu sejauh mana aset tersebut akan berjalan pada saat ini," ujar Saylor.
Sebagai pendukun Bitcoin yang vokal, Saylor mengatakan MicroStrategy akan terus memanfaatkan leverage dan arus kas untuk memperluas kepemilikan Bitcoinnya daripada melikuidasi untuk berinvestasi di ETF spot.
Advertisement
Investasi Bitcoin Microstrategy Hasilkan Laba Rp 24,7 Triliun
Sebelumnya diberitakan, Microstrategy (Nasdaq: MSTR) telah mengalami pertumbuhan penting setelah lonjakan bitcoin (BTC) melewati angka USD 39.000 atau setara Rp 603,6 juta (asumsi kurs Rp 15.477 per dolar AS).
Dilansir dari Bitcoin.com, Rabu (6/12/2023), perusahaan menginvestasikan total USD 5,3 miliar atau setara Rp 82 triliun dengan nilai bitcoin saat ini mencapai USD 6,9 miliar atau setara Rp 107 triliun, menandai keuntungan besar sebesar USD 1,5 miliar atau setara Rp 24,7 triliun. Pada pembaruan terbaru, perusahaan memiliki 174,530 BTC yang mengesankan.
Menurut data yang diarsipkan dari “There Is No Second Best” di blockchaincenter, analisis ini melacak margin keuntungan Microstrategy dengan investasi BTC, membandingkannya dengan potensi pendapatan jika perusahaan berinvestasi di ethereum (ETH).
Saat ini, Microstrategy berdiri sebagai pemegang bitcoin terbesar, melampaui entitas publik dan swasta, dengan pengecualian pemerintah dan produk yang diperdagangkan di bursa seperti GBTC Grayscale.
Kinerja saham Microstrategy juta tumbuh cukup besar, dengan saham MSTR meningkat sebesar 167 persen selama setahun terakhir. Sejak awal tahun, MSTR telah memperoleh keuntungan sebesar 262 persen, dan dalam sebulan terakhir saja, sahamnya telah meningkat sebesar 22 persen.
Saat memeriksa aset teratas berdasarkan penilaian pasar, yang mencakup dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), kripto, dan logam mulia, kapitalisasi pasar Microstrategy menempati peringkat 1,768 terbesar secara global.
Saat ini, bitcoin memiliki penilaian pasar tertinggi ke-11 di seluruh dunia, berada tepat di bawah Berkshire Hathaway milik Warren Buffett.