Sejumlah Nama Mantan Eks Menkes Dicatut untuk Bahan Hoaks, Simak Daftarnya

Hoaks bisa mencatut nama siapa saja tak terkecuali sejumlah mantan eks Menteri Kesehatan. Hoaks ini menyebar melalui media sosial maupun aplikasi percakapan.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 06 Jan 2024, 16:15 WIB
Ilustrasi Hoax. (Liputan6.com/Rita Ayuningtyas)

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks bisa mencatut nama siapa saja tak terkecuali sejumlah mantan eks Menteri Kesehatan. Hoaks ini menyebar melalui media sosial maupun aplikasi percakapan.

Lalu apa saja hoaks yang mencatut nama eks Menkes? Berikut beberapa di antaranya:

1. Cek Fakta: Hoaks Video Mantan Menkes Nila Moeloek Promosi Obat Prostat

Beredar di media sosial postingan video mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moeloek mempromosikan obat prostat. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 26 Desember 2023.

Dalam postingannya terdapat video berdurasi 49 detik dengan narasi sebagai berikut:

"Wawancara Eksklusif: Dr Nila Moeloek berbagi solusi paling efektif untuk prostatitis"

Akun itu menambahkan narasi:

"Pria Wajib Tahu! Cara Cepat Redakan Prostatitis! 🛡️STOP! Jangan Biarkan Prostatitis Mengontrol Hidup Anda!"

Lalu benarkah postingan video mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moeloek mempromosikan obat prostat? Simak dalam artikel berikut ini...

2. Cek Fakta: WHO Anggap Menkes Terawan Berhasil Tangani Covid-19? Simak Faktanya

Cek Fakta Liputan6.com mendapat informasi WHO menganggap Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto berhasil menangani Covid-19 di Indonesia.

Informasi WHO menganggap Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto berhasil menangani Covid-19 di Indonesia diunggah akun Facebook Toko Nasional Indonesia, pada 6 November 20202.

Unggahan tersebut berupa keterangan sebagai berikut:

"𝘿𝙐𝙇𝙐 𝘿𝙄𝙃𝙄𝙉𝘼 𝘿𝙄 𝙈𝘼𝙏𝘼 𝙉𝘼𝙅𝙒𝘼, 𝙎𝙀𝙆𝘼𝙍𝘼𝙉𝙂 𝙋𝙍𝙀𝙎𝙏𝘼𝙎𝙄𝙉𝙔𝘼 𝘿𝙄𝘼𝙆𝙐𝙄 𝘿𝙐𝙉𝙄𝘼.

Menteri Terawan dianggap berhasil oleh WHO dalam menangani COVID-19 di Indonesia.

Adalah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) yang mengundang Menkes Terawan untuk berbagi pengalamannya dalam menangani Covid-19.

Konferensi pers sendiri akan berlangsung secara virtual pada Jumat 6 November 2020, pukul 11.00 waktu Eropa.

Dalam konferensi pers tersebut, Menkes Terawan akan bersama tiga menteri kesehatan dari negara lain, dan Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

𝙄𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙥𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙣𝙩𝙚𝙧𝙞 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙖𝙩𝙪 𝙞𝙣𝙞, 𝙟𝙖𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙚𝙡𝙪𝙖𝙧 𝙙𝙞 𝙢𝙚𝙙𝙞𝙖 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙨𝙪𝙠𝙖 𝙗𝙚𝙠𝙚𝙧𝙟𝙖 𝙙𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙤𝙡𝙖𝙠 𝙨𝙖𝙖𝙩 𝙙𝙞𝙪𝙣𝙙𝙖𝙣𝙜 𝙬𝙖𝙬𝙖𝙣𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙙𝙞 𝙖𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙈𝙖𝙩𝙖 𝙉𝙖𝙟𝙬𝙖, 𝙠𝙚𝙢𝙪𝙙𝙞𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙡𝙚𝙘𝙚𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙬𝙖𝙬𝙖𝙣𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙠𝙪𝙧𝙨𝙞 𝙠𝙤𝙨𝙤𝙣𝙜 𝙖𝙡𝙖 𝙉𝙖𝙟𝙬𝙖

𝙿𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚙𝚊𝚜𝚝𝚒, 𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊 𝚋𝚎𝚕𝚒𝚊𝚞 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚊𝚜𝚒𝚕 𝚍𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚊𝚔𝚞𝚒 𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚆𝙷𝙾, 𝚋𝚞𝚔𝚝𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚌𝚞𝚔𝚞𝚙 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚗𝚐𝚔𝚊𝚖 𝚔𝚎𝚜𝚘𝚖𝚋𝚘𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝙽𝚊𝚓𝚠𝚊 𝚂𝚒𝚑𝚊𝚋, 𝚙𝚛𝚎𝚜𝚎𝚗𝚝𝚎𝚛 𝚊𝚛𝚘𝚐𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚎𝚌𝚎𝚛𝚍𝚊𝚜𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊 𝚓𝚊𝚞𝚑 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚎𝚔𝚜𝚙𝚎𝚔𝚝𝚊𝚜𝚒 𝚔𝚒𝚝𝚊."

Benarkah WHO menganggap Menteri Terawan berhasil menangani Covid-19 di Indonesia? Simak dalam artikel berikut ini...

3. Cek Fakta: Viral Pesan soal Asal-usul Eks Menkes Siti Fadilah Supari, Benarkah?

Sebuah pesan berantai berisi asal usul mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari beredar di media sosial. Pesan tersebut disebarkan oleh akun Facebook Muhammad Kalono pada 28 Mei 2020.

Berikut narasinya:

Mengenal asa-usul SITI FADILLAH SUPARI,Harimau Solo yang Menggagalkan Bisnis Vaksin WHO Bernilai Ribuan Triliun

*Siti Fadillah Supari* dijuluki pemantik revolisi oleh majalah Economist, dan Karni Ilyas menjulukinya Harimau; Lebih baik menjadi Harimau sehari ketimbang menjadi kambing seumur hidup.

Siti Fadilah Supari puteri Syahlan Rosyidi, dalam dunia pergerakan sejak kemerdekaan hingga era Orba di kenal sebagai KH Syahlan Rosyidi - tokoh Masyumi yng tinggal di Solo, kawasan Keprabon. Pada 1955, Syahlan Rosyidi muda adalah anggota DPRD Surakarta dari Fraksi Masyumi.

Syahlan Rosyidi berasal dari Tempursari, Ngawen - Klaten, satu kawasan dengan asal Mbah Sutardjo Surjoguritno tokoh PDI (PDIP). Semasa orde lama Syahlan Rosyidi anggota DPRD GR dari Muhammadiyah sejak dibubarkannya Masyumi.

Selanjutnya semasa Orba, Syahlan menjadi anggota MPR RI dari Golkar, sebagaimana juga diperankan Cak Nur dan Gus Dur. Juga menjadi Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah dan Ketua MUI pada sekitar 1985.

Pernah suatu hari pada Oktober 1965, rumah Syahlan disambangi massa PKI kota Solo. Waktu itu ia sedang di luar rumah/kota, dan dihadapi sendiri oleh Siti Fadilah Supari yang masih kuliah tingkat satu Fakultas Kedokteran UGM. Sambil berkacak pinggang, gadis lincah dan cerdas dizaman itu menantang : Kamu berani sama wanita, saya dan adik-adik saya. Arep ngopo kowe... mrene?

Sementara anak-anak kost yang umumnya para pelajar PGAA Negeri Solo (eks Mambaul Ulum, selatan Masjid Agung Solo)disuruh bersembunyi, masa bubar. Memang saat itu PKI menjadi kekuatan politik yng dominan di Eks Karesidenan Surakarta. Menunjuk pasca pembubaran PKI, massa ini berlindung dibalik slogan Hidup Bung Karno, Ganyang Nekolim. Bila Anda tidak menjawab salam Hidup Bung Karno, pasti bogem mentah akan melayang ..

Fadilah Supari mewarisi jiwa juang Syahlan Rosyidi dan ibunya yng macan betina Masyumi Solo Hj. Syarifah Muhtarom - seangkatan dengan Ustadz Bakri Royani, KH Amir Ma'shum Klaten, H. Baruszama Harsono.

Syahlan Rosyidi seangkatan dengan KH Muhammad Asngad, KH Ali Darokah, Pak Zar (KH Imam Zarkasyi), dan KH Ghozali - Jamsaren.

Semasa menjabat Menkes, Siti Fadillah berhasil “meloloskan” pendirian tiga fakultas Kedokteran di Universitas- universitas Muhammadiyah Surakarta, Jakarta dan Malang."

Konten yang disebarkan akun Facebook Muhammad Kalono telah 1.100 kali dibagikan dan mendapat 677 komentar warganet.

Lalu benarkah pesan berantai tersebut? Simak dalam artikel berikut ini...


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya