PLN Telah Bangun 28 Pembangkit Energi Baru Terbarukan sepanjang 2023

Pada 9 November 2023, diresmikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung Cirata dengan kapasitas 192 Megawatt peak (MWp) sebagai salah satu upaya transisi energi.

oleh Arthur Gideon diperbarui 05 Jan 2024, 20:45 WIB
Proyek PLTS Terapung Cirata ini akan menjadi PLTS terapung terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dok:PLN

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) tak main-main dalam mengembangkan pembangkit energi baru terbarukan (EBT). Terbukti, PLN telah menyelesaikan 28 pembangkit EBT baru sepanjang 2023, Selain itu, PLN juga telah menjalankan program dedieselisasi dengan pembangunan jaringan transmisi dan jaringan distribusi hingga pengembangan green hydrogen.

direktur utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, PLN berkomitmen penuh mendukung Pemerintah melakukan transisi energi sebagai langkah strategis mengurangi dampak perubahan iklim.

"Kami memangkas ketergantungan kami pada fosil. Tentu saja, kami menghadapi beberapa tantangan dalam melakukan transisi energi. Namun di saat yang sama, kami juga punya banyak peluang melalui kolaborasi," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Jumat (5/1/2024).

Pada 9 November 2023, diresmikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung Cirata dengan kapasitas 192 Megawatt peak (MWp) sebagai salah satu upaya transisi energi.

PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara tersebut merupakan wujud kolaborasi PLN dengan perusahaan energi asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar.

Tidak sampai di situ, kolaborasi keduanya dilanjutkan dengan studi penambahan kapasitas PLTS Cirata dan mengembangkan proyek serupa di tempat potensial lainnya.

"Ini kolaborasi internasional dalam akselerasi transisi energi. Perubahan iklim ini masalah global, untuk itu dibutuhkan juga solusi secara global dalam bentuk kolaborasi," kata Darmawan.

Selain PLTS terapung Cirata, sepanjang tahun 2023 PLN juga meresmikan 27 pembangkit EBT lainnya dengan total kapasitas sebesar 344 Megawatt (MW) yang akan berkontribusi positif pada upaya transisi energi.

 


Daftar Pembangkit Lainnya

PLTS Terapung Cirata hasil kerja sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan PLN yang berkolaborasi dengan Masdar dari Uni Emirat Arab (UAE). (BAY ISMOYO/AFP)

Adapun 27 Pembangkit EBT tersebut terdiri dari pembangkit bertenaga hidro seperti pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTM) Besai Kemu (8,84 MW), PLTM Sukarame (7,4 MW), PLTM Krueng Isep Ekspansi (10 MW), PLTM Sisire Simandame (4,6 MW), PLTM Lintau 1 (4,64 MW), PLTM Lintau 2 (4,64 MW), PLTM Anggoci (9 MW) PLTM Tongar (6,48 MW), PLTM Aek Sigeaon (3x2 MW), PLTM Aek Sibundong (4x2 MW), PLTM Bayu (3,6 MW), PLTM Cibuni (3,2 MW), PLTM Kanzy 1 (3 MW), PLTM Cileunca (1,09 MW) PLTM Sumberarum 1 (3,4 MW), pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) Pageruyung (4,4 MW), dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Batu gajah (7,5 MW).

Ada pula pembangkit tenaga surya seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Sepangkur Besar (0,075 MW), PLTS UP3 Gresik Gili Noko (0,05 MW), PLTS Saular (0,025 MW), PLTS Saibus (0,1 MW), PLTS Sadulang Besar (0,1 MW) dan PLTS Kemirian (0,05 MW).

PLN juga meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yakni PLTP Sorik Marapi (39,6 MW) dan PLTP Sokoria 2 (5 MW), serta pembangkit dengan energi hijau lainnya seperti Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Ujung Batu (3,9 MW) dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Surakarta (8 MW).

“Kami terus menggali potensi sumber daya alam untuk dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik, hal ini menjadi kekuatan kita untuk bisa beralih dari energi berbasis fosil ke sumber energi domestik, langkah ini sekaligus untuk memperkuat ketahanan energi,” terang Darmawan.

Upaya PLN dalam melepas ketergantungan terhadap fosil juga dilakukan tak hanya dalam membangun pembangkit.

PLN bahkan memperkuat infrastruktur transmisi dan jaringan distribusi ke pulau-pulau di Indonesia yang selama ini masih bergantung pada diesel.


Jaringan Listrik

Suasana perbaikan Menara Sutet di Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Sebelumnya pada September 2023 PLN berhasil mengoperasikan jaringan listrik dan kabel sungai bertegangan 20 kiloVolt (kV) di Kecamatan Pelangiran dan Kecamatan Teluk Belengkong Provinsi Riau.

PLN juga mengoperasikan saluran kabel laut tegangan menengah 20 kV interkoneksi Batam–Pulau Buluh pada Desember 2023.

Dengan dioperasikannya jaringan listrik ini, pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang sebelumnya digunakan sebagai suplai utama ini dinonaktifkan dan warga dapat menikmati listrik 24 jam.

"Selain mempercepat transisi energi, upaya pembangunan kabel bawah laut ini menjadi upaya PLN memberikan akses listrik yang merata bagi seluruh masyarakat. PLN terus mengakselerasi pembangunan infrastruktur listrik ke seluruh desa, termasuk Kawasan 3T di Indonesia agar dapat menikmati listrik selama 24 jam," kata Darmawan.

Di sisi lain, dalam upaya mendukung pengembangan alternatif energi hijau lainnya, PLN menjadi pionir pengembangan rantai pasok green hydrogen sebagai alternatif bahan bakar kendaraan di Indonesia.

PLN pun telah meresmikan 21 unit Green Hydrogen Plant (GHP) pada 20 November 2023 yang mampu memproduksi sampai dengan 199 ton hidrogen per tahun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya