Senyum Gembira Anak-anak Korban Erupsi Gunung Lewotobi Dihibur Polwan dan Guru di Posko Pengungsian

Sejumlah Polwan dari Polres Flores Timur (Flotim) turut memberikan bantuan trauma healing kepada anak-anak pengungsi erupsi Gunung Lewotobi, Kamis 4 Januari 2024

oleh Ola Keda diperbarui 07 Jan 2024, 14:00 WIB
PGRI Flores Timur saat memberikan trauma healing untuk anak-anak di posko pengungsian erupsi gunung Lewotobi (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Flores - Sejumlah Polwan dari Polres Flores Timur (Flotim) turut memberikan bantuan trauma healing kepada anak-anak pengungsi erupsi Gunung Lewotobi, Kamis 4 Januari 2024.

Kabag SDM Polres Flotim, AKP Sungkono, dan Kasidokkes Polres Flotim, dr. Ricard memimpin kegiatan ini dengan penuh kepedulian. Selain memberikan trauma healing, para pengungsi juga mendapatkan pelayanan kesehatan.

"Ini merupakan langkah konkret dalam memberikan dukungan kepada masyarakat yang terdampak bencana alam, khususnya anak-anak yang memerlukan perhatian khusus dalam mengatasi dampak psikologis," ujar AKP Sungkono kepada Liputan6.com, Jumat 5 Januari 2024.

Kegiatan dengan bernyanyi, bermain, tebak-tebakan, dan pembagian makanan ringan dilakukan untuk mengurangi dampak traumatis yang mungkin dialami oleh anak-anak akibat erupsi gunung.

"Kami berusaha menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan memberikan semangat kepada anak-anak pengungsi," katanya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


PGRI Flores Timur Peduli

PGRI Flores Timur saat memberikan trauma healing untuk anak-anak di posko pengungsian erupsi gunung Lewotobi (Liputan6.com/Ola Keda)

Selain Polwan Polres Flores Timur, para guru yang tergabung dalam Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Flores Timur bersama Aliansi Orang Muda Lamaholot juga turut memberikan trauma healing kepada anak -anak korban erupsi Gunung Lewotobi di lokasi pengungsian, Kamis 4 Januari 2024.

Pemberian trauma healing terpusat di dua titik yakni lokasi pengungsian SMPN 1 Wulanggitang, Kecamatan Wulanggitang dan Desa Konga, Kecamatan Titehena.

Pengurus PGRI Kabupaten Flores Timur, bersama Tim Edukasi yang memberikan pendampingan trauma healing diantaranya, Maria Natalia Ana Yusti, Sofi Kean, Novi Djadi, dan Agnetis Da Noa.

Kehadiran Tim Edukatif PGRI Flores Timur disambut gembira anak anak dan juga orang tua di lokasi pengungsian. Mereka bergegas berkumpul bertemu dengan Tim Edukatif PGRI Flores Timur.

Guru Maria Natalia mengatakan, trauma healing menjadi kegiatan yang perlu perhatian serius dan menjadi prioritas bagi anak-anak di lokasi pengungsian. Trauma healing akan menciptakan kegembiraan dan mengurangi rasa cemas, takut, kepanikan dan gangguan psikologi lainnya.

"Trauma healing akan menciptakan kegembiraan dan mengurangi rasa cemas, takut, kepanikan dan gangguan psikologi lainnya. Kegiatan ini mesti menjadi prioritas perhatian kepada anak-anak di pengungsian," katanya.

Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur, Maksimus Masan Kian mengatakan, PGRI Flores Timur akan mengambil peran memberikan pendampingan trauma healing kepada anak-anak pada lokasi pengungsian.

"Seperti pernah kami lakukan pada bencana seroja di Adonara dan Lembata, PGRI Flores Timur melakukan yang sama di pengungsian erupsi Gunung Lewotobi," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya