Liputan6.com, Kabul - Ledakan bom terjadi di sebuah bus di lingkungan yang mayoritas penduduknya Syiah di Kabul Afghanistan pada Sabtu 6 Januari 2024. Insiden itu menewaskan dua orang dan melukai 14 lainnya.
Juru bicara kepolisian Kabul Khalid Zadran mengatakan ledakan itu terjadi di lingkungan Dasht-e-Barchi di ibu kota Kabul – sebuah daerah kantong komunitas Syiah Hazara yang secara historis tertindas.
Advertisement
"Sayangnya, berdasarkan informasi awal, dua warga sipil di dalam bus tersebut tewas dan 14 lainnya luka-luka," kata Zadran dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari AFP, Minggu (7/1/2024).
"Korban luka dilarikan ke rumah sakit dan polisi sedang menyelidiki insiden tersebut," imbuhnya.
Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Cabang ISIS di wilayah regional mengklaim melalui Telegram bahwa mereka berada di balik ledakan tersebut, ledakan terbaru yang melanda wilayah tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Sebelumnya pada November 2023, setidaknya tujuh orang tewas dalam ledakan di sebuah bus di Dasht-e-Barchi yang juga diklaim oleh ISIS. Kelompok tersebut menganggap kaum Syiah sesat.
Jumlah ledakan bom dan serangan bunuh diri di Afghanistan telah berkurang drastis sejak Taliban mengakhiri pemberontakan mereka setelah merebut kekuasaan pada Agustus 2021, menggulingkan pemerintah yang didukung AS.
Namun, sejumlah kelompok bersenjata – termasuk ISIS – masih menjadi ancaman di Afghanistan.
Mengutip Associated Press (AP), seorang pejabat Taliban pada hari Sabtu (6/1) mengatakan serangan yang menargetkan bus itu adalah yang pertama di negara tersebut pada tahun 2024.
Pekan lalu saat konferensi pers di Kabul, Menteri Pertahanan Taliban Mohammad Yaqoob Mujahid mengatakan ada penurunan 90% serangan yang dilakukan oleh afiliasi ISIS pada tahun lalu.
Afiliasi ISIS telah menjadi saingan utama Taliban yang menguasai Afghanistan sejak Agustus 2021. Militan ISIS telah menyerang di Kabul, di provinsi-provinsi utara dan terutama di mana pun terdapat kelompok Syiah, yang dianggap murtad oleh ISIS.
Ledakan Bom di Madrasah Afghanistan Tewaskan 17 Orang, Taliban Buru Pelaku
Sebelumnya, ledakan bom yang mengguncang Afghanistan menargetkan sebuah sekolah agama atau di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan madrasah.
Menurut laporan BBC yang dikutip Kamis (1/12/2022), sedikitnya 17 orang tewas dan 26 luka-luka setelah ledakan bom menghantam sebuah sekolah agama di Afghanistan utara.
Ledakan bom itu terjadi di Kota Aybak di Provinsi Samangan, dilaporkan meledak saat orang-orang meninggalkan salat.
"Mayoritas dari mereka yang tewas diyakini adalah anak-anak berusia sembilan hingga 15 tahun," kata seorang sumber di Samangan kepada BBC.
Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Sementara jumlah korban tewas diperkirakan bisa bertambah.
Seorang dokter di rumah sakit setempat mengatakan sebagian besar korban adalah pelajar di sekolah tersebut.
"Semuanya adalah anak-anak dan orang biasa," kata seorang dokter seperti dikutip AFP.
Dia menambahkan bahwa beberapa pasien dengan luka kritis dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar di Mazar-i-Sharif - sekitar 120 kilometer (74 mil) jauhnya - untuk perawatan yang lebih baik.
Aybak adalah kota bersejarah yang terkenal sebagai pusat perdagangan dan pusat umat Buddha pada abad ke-4 dan ke-5. Lokasinya terletak sekitar 200 km (130 mil) utara ibu kota Kabul.
Juru bicara kementerian dalam negeri Abdul Nafee Takkur mengatakan pasukan keamanan Taliban sedang menyelidiki serangan itu, dan berjanji untuk "mengidentifikasi para pelaku dan menghukum mereka atas tindakan mereka".
Dalam sebuah tweet, mantan presiden Republik Islam Afghanistan, Hamid Karzai, mengatakan ledakan itu adalah "kejahatan terhadap kemanusiaan". Pada kesempatan tersebut ia juga turut menyatakan simpatinya kepada keluarga para korban.
Advertisement
Puluhan Ledakan Sejak Taliban Berkuasa
Afghanistan telah diguncang oleh puluhan ledakan sejak Taliban merebut kekuasaan tahun lalu, sebagian besar diklaim oleh cabang lokal dari kelompok ISIS, yang dikenal sebagai Islamic State - Khorasan Province (ISIS - Provinsi Khorasan/ISIS-K).
Kelompok itu adalah kelompok militan paling ekstrem di Afghanistan dan menargetkan agama minoritas - seperti Hazara - yang dijanjikan akan dilindungi oleh Taliban. Namun, Human Rights Watch baru-baru ini mengamati bahwa "otoritas Taliban tidak berbuat banyak untuk melindungi komunitas ini dari bom bunuh diri dan serangan melanggar hukum lainnya".
Pada September 2023, setidaknya 54 orang - termasuk 51 gadis dan wanita muda - tewas setelah seorang pembom bunuh diri meledakkan bom di ibu kota Kabul. Penyerang telah menargetkan aula tempat ratusan siswa sedang mengikuti ujian masuk universitas.
Para pemimpin Taliban kemudian menyalahkan ISIS-K atas serangan itu, meskipun kelompok itu sendiri tidak mengaku bertanggung jawab.
Bom Masjid Afghanistan: 21 Orang Tewas, 33 Terluka
Adapun ledakan bom di Kabul, Afghanistan, juga pernah tercatat menewaskan setidaknya 20 orang. Bom meledak di masjid pada Rabu (17/8) ketika waktu salat Isya.
Dilaporkan VOA Indonesia, Jumat (19/8/2022), Khalid Zadran, juru bicara Kepolisian Kabul, mengatakan kepada VOA bahwa "terdapat korban cedera dan tewas" akibat ledakan tersebut, tetapi tidak memberi rincian lebih lanjut.
Namun, beberapa sumber melaporkan bahwa ledakan itu menewaskan sedikitnya 20 jemaah dan menyebabkan puluhan lainnya cedera dalam insiden yang tampaknya merupakan aksi bom bunuh diri.
Maulvi Amir Mohammad Kabuli, seorang ilmuwan Afghanistan dan ulama Islam Sufi yang terkemuka dilaporkan sebagai salah satu korban yang tewas dalam insiden itu.
Situs reliefweb menyebut ada 21 orang meninggal dan 33 terluka.
Kantor berita Associated Press mengonfirmasi bahwa seorang saksi mata dan petugas polisi mengatakan jumlah korban tewas paling sedikit adalah 10 orang, termasuk Kabuli. Pihak Taliban tidak memberi komentar mengenai jumlah korban tewas akibat ledakan tersebut.
Rumah sakit amal EMERGENCY yang dioperasikan Italia di Kabul mengatakan dalam pernyataan bahwa 27 korban telah dibawa ke fasilitasnya dari lokasi ledakan, di mana dua orang dinyatakan tewas di tempat dan pasien ketiga meninggal dalam ruang darurat. Pihak rumah sakit mengatakan sebanyak lima orang anak, termasuk seorang anak berusia 7 tahun, termasuk di antara korban yang mengalami cedera.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengecam serangan mematikan itu, seraya mengatakan bahwa “para pelaku kejahatan dari insiden tersebut akan dibawa ke meja hijau secepatnya dan akan dihukum.”
Advertisement