Liputan6.com, Jakarta Batuk adalah respons tubuh yang tidak disengaja (refleks) terhadap suatu iritan. Reseptor (sensor) di tenggorokan dapat merasakan rasa geli, kering, atau hambatan yang memicu batuk.
Saat batuk, paru mendorong udara keluar dengan cepat dan kuat – biasanya sekitar 100 mil per jam – untuk memaksa iritan keluar dari saluran napas.Batuk dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk penyakit, infeksi, kondisi kronis, gangguan pencernaan, dan obat-obatan tertentu.
Advertisement
Iritasi dari virus, penyakit kronis, atau polusi juga menyebabkan batuk. Penyedia layanan kesehatan perlu menentukan penyebab batuk untuk memastikan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang efektif.
Melansir Verywell Health, berikut beberapa penyebab batuk serta penjelasannya:
1. Batuk karena Infeksi
Infeksi virus dan bakteri yang berdampak pada saluran pernapasan dapat menyebabkan batuk. Batuk merupakan gejala umum dari infeksi seperti flu biasa, influenza (flu), dan bronkitis akut.
“Jika Anda batuk berlendir, penyedia layanan kesehatan mungkin meminta pengambilan sampel dahak (lendir) untuk menganalisis dan mengidentifikasi penyebab infeksi Anda,” mengutip Verywell Health.
2. Tetesan Postnasal
Selain infeksi, tetesan postnasal juga bisa memicu batuk. Tetesan postnasal terjadi ketika drainase dari hidung dan sinus mengalir ke bagian belakang tenggorokan, memicu refleks batuk.
Hal ini kerap terjadi saat berbaring. Selain mengonsumsi obat untuk mengeringkan postnasal drop, tidur dengan bertumpu pada bantal atau menggunakan pelembab udara dapat membantu.
3. GERD
Penyebab batuk berikutnya adalah penyakit refluks gastroesofageal atau GERD. Ini adalah suatu kondisi kronis yang menyebabkan gangguan pencernaan, refluks asam, dan terkadang batuk.Alasan mengapa GERD menyebabkan batuk kronis tidak jelas.
Namun, para peneliti percaya hal itu terjadi karena sekresi lambung (asam lambung) yang mengiritasi lapisan esofagus (saluran makanan yang menghubungkan tenggorokan ke lambung).
4. Kondisi Jantung
Beberapa kondisi jantung dapat menyebabkan penumpukan cairan dan tekanan di dada, menyebabkan batuk terus-menerus yang sering kali disertai lendir berwarna putih atau berlumuran darah.Gagal jantung kongestif (jantung tak memompa darah) dapat memicu batuk terus-menerus akibat penumpukan cairan di paru-paru (edema paru).
Advertisement
5. Masalah Pernapasan Kronis
Berbagai kondisi pernapasan kronis juga dapat menyebabkan batuk terus-menerus. Beberapa contoh kondisi pernapasan kronis adalah:
- Alergi
- Asma
- Bronkitis kronis
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Dengan salah satu dari kondisi ini, batuk bisa memburuk saat kambuh (saat gejala semakin parah) atau seiring perkembangan penyakit.
6. Polusi dan Merokok
Polusi udara, racun, alergen, asap rokok, dan partikel udara lainnya dapat menyebabkan batuk. Asap rokok dapat membuat iritasi jangka panjang. Baik pada perokok aktif maupun pada perokok pasif.
Menghirup asap dari api bersifat jangka pendek tetapi juga berbahaya. Asap beracun, panas, dan bahan lainnya dapat memicu batuk, tergantung pada bahan iritan yang paling sensitif bagi yang menghirup.
7. Obat-obatan Tertentu
Beberapa obat dapat mengobati batuk, tapi obat tertentu dapat memberi dampak sebaliknya. Inhibitor enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor) digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, di mana batuk merupakan efek samping yang umum.
“Jika Anda baru menggunakan ACE inhibitor dan mengalami batuk, hubungi penyedia layanan kesehatan yang meresepkan obat tersebut untuk meminta nasihat.”
Durasi batuk dapat memberikan petunjuk kepada penyedia layanan kesehatan tentang apa yang menyebabkan batuk. Penyedia layanan kesehatan dapat menanyakan berapa lama batuk diidap.
Tergantung pada durasinya, tenaga kesehatan akan mengategorikan batuk sebagai salah satu dari jenis berikut:
- Batuk akut: Jangka pendek, berlangsung tidak lebih dari tiga minggu
- Batuk subakut: Berlangsung antara tiga dan delapan minggu
- Batuk kronis: Berlangsung lebih dari delapan minggu.
Batuk yang disebabkan oleh penyakit, alergi, atau infeksi biasanya datang dengan cepat dan berlangsung antara beberapa hari hingga beberapa minggu, sehingga termasuk dalam kategori akut atau subakut.
Batuk yang berlanjut selama delapan minggu atau lebih (kronis) sering kali mengindikasikan kondisi kesehatan jangka panjang.
“Jika Anda menderita pilek atau penyakit yang sudah hilang, namun batuk masih berlanjut, buatlah janji bertemu penyedia layanan kesehatan untuk mendiagnosis atau menyingkirkan kondisi medis jangka panjang.”
Advertisement