Liputan6.com, Meksiko City - Sejarah dunia hari ini menyorot penangkapan gembong narkoba terkenal Joaquin "El Chapo" Guzman. Ia ditangkap oleh pihak berwenang Meksiko pada 8 Januari 2016 dini hari.
Mengutip situs History.com, penangkapan ini adalah ketiga kalinya bagi El Chapo, seorang tokoh kejahatan, pengaruh dan auranya menyaingi Pablo Escobar -- gembong dan pengedar narkoba Kolombia.
Advertisement
El Chapo terlibat dalam perdagangan narkoba saat masih kecil, memperdagangkan kokain, heroin, ganja, dan amfetamin. Ia lalu menjadi pemimpin Kartel Sinaloa, kartel terkaya dan terkuat di Meksiko.
Setelah penangkapan pertamanya di Guatemala pada tahun 1993, Joaquin Guzman diekstradisi ke Meksiko dan dijatuhi hukuman lebih dari 20 tahun penjara. Saat dipenjara, dia terus menjalankan kartel dan hidup nyaman karena menyuap banyak staf.
Pada tahun 2001, ketika keputusan Mahkamah Agung Meksiko meningkatkan kemungkinan dia diekstradisi ke Amerika Serikat, El Chapo melarikan diri dengan bersembunyi di keranjang cucian – lebih dari 70 orang, termasuk direktur penjara, terlibat dalam pelariannya.
Adapun Joaquin "El Chapo" Guzman menjadi buron selama lebih dari satu dekade, memimpin kartel narkoba melalui serangkaian konflik yang kejam dengan pemerintah dan kartel saingannya. Salah satu konflik utama berkisar pada upayanya yang berdarah-darah dan pada akhirnya berhasil menguasai rute Ciudad Juárez yang mengangkut narkoba ke Amerika Serikat.
El Chapo menjadi terkenal karena kekerasan ekstrem kartelnya dan jaringan terowongan serta sel distribusinya yang luas di kedua sisi perbatasan Meksiko.
Informan di Kartel Sinaloa hingga Upaya Kabur Kedua El Chapo Via Terowongan
Sudah diketahui secara luas bahwa Kartel Sinaloa memiliki sejumlah informan dan agen di pemerintahan Meksiko, dan banyak orang di Meksiko percaya bahwa perang pemerintah terhadap narkoba sebenarnya dilakukan untuk menyingkirkan saingan Kartel Sinaloa.
Selama masa ini, El Chapo diketahui tinggal di wilayah pegunungan dan berpenduduk jarang di wilayah Sierra Madre.
El Chapo ditangkap untuk kedua kalinya pada Februari 2014 ketika Angkatan Laut Meksiko menggerebek sebuah hotel tepi pantai tempat dia mengunjungi keluarga. Dia lalu ditempatkan di penjara dengan keamanan maksimum untuk menunggu persidangan, tetapi melarikan diri pada Juli 2015 melalui terowongan rumit yang panjangnya hampir satu mil (sekitar 1.609 meter), yang diperkirakan memakan waktu lebih dari satu tahun dan pembangunannya memakan biaya senilai $1 juta.
Pelariannya merupakan hal yang sangat memalukan bagi pemerintahan Presiden Meksiko saat itu, Enrique Peña Nieto, dan penangkapannya kembali menjadi prioritas utama.
Akhirnya, hampir enam bulan kemudian, sebuah operasi yang melibatkan setiap lembaga penegak hukum di Meksiko membuahkan penggerebekan sebuah rumah di Los Mochis, Sinaloa. Saat itu, El Chapo kembali gagal ditangkap karena berhasil kabur dari rumah— lagi-lagi melalui terowongan— dan mencuri mobil, tetapi akhirnya ditangkap di dekat Kota Juan José Ríos.
Advertisement
Pemerintah Meksiko Konsultasi dengan Aparat Hukum Kolombia dan AS hingga Ekstradisi dan Bui Seumur Hidup
Belakangan terungkap bahwa pemerintah Meksiko telah berkonsultasi dengan aparat penegak hukum Kolombia dan Amerika yang melacak dan membunuh gembong narkoba Pablo Escobar selama perburuan El Chapo.
Sebagai pengakuan diam-diam atas kesalahan yang dilakukan sebelumnya, pemerintah Meksiko mengekstradisi El Chapo ke Amerika Serikat pada tahun 2017. Dia dinyatakan bersalah atas sejumlah dakwaan dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
El Chapo saat ini ditahan di ADX Florence, yang dikatakan sebagai penjara paling aman dalam sistem penjara federal, di Colorado.
Perang Narkoba Meksiko ternyata terus berlanjut, dengan persaingan di dalam Kartel Sinaloa dan munculnya kartel-kartel baru yang berkontribusi terhadap suasana kekerasan dan teror bahkan tanpa adanya gembong narkoba paling terkenal di negara tersebut.
Baku Tembak Berdarah Akhiri Perburuan Bandit Naroba Meksiko El Chapo
Perburuan panjang untuk mengembalikan Joaquin 'El Chapo' Guzman ke balik jeruji akhirnya berakhir pada Jumat, 8 Januari 2016. Meski penangkapan bos narkoba itu oleh aparat Meksiko diwarnai baku tembak berdarah.
"Misi telah diselesaikan," tulis Presiden Enrique Peña Nieto dalam akun Twitternya, seperti dikutip dari CNN, Sabtu (9/1/2015). "Kita telah mendapatkannya."
Aparat dari kesatuan Angkatan Laut Meksiko menangkap El Chapo dalam sebuah operasi yang dilakukan mulai pukul 04.30 waktu setempat di kota pantai Los Mochis di negara bagian Sinaloa.
Sebanyak 5 orang orang terkait El Chapo tewas dalam penembakan tersebut, 6 lainnya ditahan. Namun tak satu pun personel angkatan laut tewas, hanya 1 yang mengalami luka-luka.
Presiden Nieto mengungkapkan ditangkapnya kembali bandar narkoba internasional itu merupakan hasil kerja keras siang dan malam aparat gabungan dari badan intelijen, polisi, dan tentara.
"Mereka (aparat) adalah kebanggaan negara," kata dia dalam pidato yang disampaikan di Istana Negara di Kota Meksiko.
Tanpa menyebut bahwa Guzman alias El Chapo sudah 2 kali berhasil membobol penjara di negerinya, Nieto mengatakan penangkapan kembali bandit tersebut telah mengembalikan keyakinan pada pemerintah dan sistem hukum di Meksiko.
"Para penegak hukum sekali lagi menunjukkan bahwa mereka bisa dipercaya rakyat."
Penangkapan kembali El Chapo mengobati rasa malu pemerintah Meksiko. Bagi banyak orang, Guzman adalah simbol ketidakbecusan dan korupsi aparat.
Advertisement