Liputan6.com, Jakarta - Pada hari kiamat umat manusia membutuhkan syafaat agar terbebas dari hukuman Allah SWT atas perbuatannya selama di dunia. Syafaat yang paling besar dan sangat diharapkan umat Islam adalah pertolongan dari Rasulullah SAW yang dikenal syafaatul udzma.
Rasulullah SAW menjadi satu-satunya nabi yang memberikan syafaat di hari kiamat. Saat nabi lain tak bisa memberikan syafaat, Rasulullah SAW mendapat otoritas dari Allah SWT untuk menyelamatkan umat pilihan dengan syafaatnya.
Selain Nabi Muhammad SAW, syafaat di hari kiamat juga akan datang dari Al-Qur’an. Disebutkan dalam hadis golongan yang mendapat syafaat Al-Qur’an di hari kiamat adalah mereka yang membacanya. Syafaat ini merupakan salah satu keutamaan dari membaca Al-Qur’an.
Baca Juga
Advertisement
Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya.” (Imam Muslim, Shahih Muslim, Beirut: Dar Ihya’ Ihya’ al-Turats al-Arabi, tt, juz 1, hal. 553).
Al-Qur’an akan menolong para pembacanya di hari kiamat. Seperti apa syafaat Al-Qur’an yang akan diberikan kepada para pembacanya di yaumil qiyamah kelak?
Saksikan Video Pilihan Ini:
Mahkota Kemuliaan bagi Pembaca Al-Qur’an
Dalam hadis lain diterangkan bahwa pada hari kiamat Al-Qur’an akan Allah SWT untuk diberikan mahkota kemuliaan bagi pembacanya. Rasulullah SAW bersabda,
“Kelak di hari kiamat Al-Qur’an akan datang, seraya memohon kepada Tuhannya: ‘Wahai Tuhan, pakaikanlah kepadanya (pembaca Al-Qur’an)!’ Kemudian ia dipakaikan mahkota kemuliaan.
Kemudian ia memohon kembali, ‘Wahai Tuhan, tambahkanlah!’ Kemudian dipakaikan pakaian kemuliaan. Kemudian ia memohon lagi, ‘ Wahai Tuhan, ridhailah dia!’ Kemudian Allah pun meridhainya.
Maka ia berkata: bacalah dan naiklah. Sebab setiap satu ayat akan dilipatkan satu kebaikan.” (Imam Turmudzi, Sunan Turmudzi, Mesir: Mustafa al-Halabi, tt. juz V, hal. 178).
Advertisement
Apa Syafaat Al-Qur’an?
Mengutip NU Online, Syekh Abdul Fattah al-Qadi menjelaskan bahwa syafaat Al-Qur’an adalah mencegah seseorang jatuh dalam kobaran api neraka. Artinya, seorang yang mendapatkan syafaat Al-Qur’an ia akan tercegah dan tidak sampai jatuh dalam kobaran api neraka meskipun divonis sebagai penghuni neraka.
Ini berbeda dengan syafaat lainnya kelak di hari kiamat. Syafaat yang lain akan mengangkat dan menyelamatkan seseorang dari kobaran api neraka. Artinya, orang yang mendapatkan syafaat selain Al-Qur’an, ia diangkat dari dalam kobaran neraka setelah merasakan panasnya api neraka.
Pendapat di atas sesuai dengan apa yang diutarakan oleh Ibnu al-Qashih dalam karyanya Siraj al-Qari’ wa Tidzkar al-Muqri’ al-Muntahi bahwa syafaat Al-Qur’an menyelamatkan seorang pembacanya dari kobaran api neraka.
Untuk memperkuat pendapatnya itu Ibnu al-Qashih mengutip hadis Nabi berikut.
“Barangsiapa yang mendapatkan syafaat dari Al-Qur’an, maka ia akan selamat.” (Ibnu al-Qashih, Siraj al-Qari’ wa Tidzkar al-Muqri’ al-Muntahi, Mesir, Mustafa al-Halabi, tt, hal, 6).
Selain Syafaat, Al-Qur’an juga Bisa Melaknat
Penjelasan sebelumnya dapat dipahami bahwa Al-Qur’an akan memberi syafaat bagi pembacanya di hari kiamat. Untuk mendapat syafaat Al-Qur’an, seseorang harus memiliki hati yang terikat dengan Al-Qur’an dan menjadikan kitab suci ini sebagai pemimpin dan pedoman hidupnya.
Apabila Al-Qur’an hanya menjadi hiasan dinding, tidak diamalkan isi kandungannya, maka akan ia akan menarik pemilik dan pembacanya ke dalam kobaran api neraka. Sebab, Al-Qur’an memiliki dua dimensi, di satu sisi memberikan syafaat dan sisi lain melaknat.
“Al-Qur’an memberi syafaat dan dimintai syafaat, dan menjadi saksi yang diyakini (kebenarannya), barangsiapa yang menjadikannya sebagai imam, panutan, pedoman (dengan mengamalkan isi kandungannya) maka ia akan ditarik ke surga.
Dan barangsiapa yang menjadikannya di belakang punggungnya (meninggalkan isi kandungannya) maka ia akan ditarik ke neraka.” (Ibnu Hibban, Shahih Ibnu Hibban, Beirut: Muassasat al-Risalah, 1988, hal. 332).
Rasulullah SAW juga bersabda, “Al-Qur’an dapat memberi manfaat kepadamu dan mencelakaimu.” (Imam Muslim, Shahih Muslim, Beirut: Dar Ihya’ al-Turats al-Arabi, tt, hal. 203).
Advertisement