Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengungkit Presiden Pertama RI Soekarno yang juga menggunakan alat perang bekas saat menghadapi Irian Barat saat disinggung soal pembelian alutsista bekas saat debat calon presiden, Minggu, (7/1/2023).
"Data-data yang Bapak ungkapkan terkait masalah kapal bekas, saya ingatkan waktu Bung Karno menghadapi Irian Barat (sekarang Papua) seluruh peralatannya bekas," kata Prabowo saat debat ketiga capres yang diadakan KPU di Istora Senayan, Jakarta, (7/1/2023).
Advertisement
"Seluruh pesawat terbang, kapal selam, cruiser (kapal perang multiperan), destroyer (kapal persenjataan lengkap seperti fregat), semuanya bekas, dan kita sampai sekarang pun masih banyak menggunakan yang bekas. Jadi data Bapak, mungkin niatnya baik tapi keliru," kata Prabowo.
Menteri Pertahanan ini menjelaskan, dalam alat perang sebenarnya bukan masalah baru atau bekas, tetapi usia pakai.
"Kalau di pesawat disebut flying hours (jam terbang)," jelas Prabowo.
Ia pun memastikan, pihaknya ingin yang terbaik untuk prajurit. Namun, ada beberapa hal mendesak yang harus diprioritaskan, seperti pandemi Covid-19; krisis pangan akibat perang Rusia-Ukraina; termasuk krisis BBM.
Menanggapi hal ini, Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud Md Hasto Kristiyanto menyebut, data alutsista bekas digunakan Presiden Soekarno di masa pembebasan Irian Barat yang disampaikan calon presiden Prabowo Subianto keliru.
"Kami ingin meluruskan pernyataan pak Prabowo. Sepertinya keliru, pada masa Bung Karno menggunakan peralatan bekas. Itu konteksnya berbeda. Banyak peralatan baru yang dipakai oleh Bung Karno guna pembebasan Irian Barat. Seperti peralatan dari Yugoslavia," kata Hasto dikutip dari keterangan tertulis, Senin (8/1/2024).
Prabowo Disebut Tak Paham Sejarah
Hasto menilai Prabowo tak paham sejarah atau postur pertahanan Indonesia saat dipimpin Bung Karno.
"Kita mendapat Hercules C130 dari kepemimpinan Presiden Amerika Serikat Kennedy, itu juga suatu hal yang baru. Sehingga Pak Prabowo sebagai Menhan, sayangnya tidak memahami bagaimana postur angkatan perang kita saat itu," ujar Hasto.
Di era Bung Karno, kata Hasto, saat itu alutsista Indonesia merupakan kekuatan angkatan perang terkuat di belahan bumi selatan. Oleh karena itu, Hasto menilai Prabowo harus meminta maaf atas pernyataannya di debat
"Ini yang pak Prabowo seharusnya meminta maaf atas ketidakpahaman terhadap konsepsi pertahanan pada masa Bung Karno yang dipakai untuk pembebasan Irian Barat dan membantu negara negara Asia Afrika, termasuk Aljazair, kemudian Pakistan yang mencoba melepaskan diri dari imprealisme Inggris," pungkas Hasto.
Sementara itu, mengenai pembelian alutsista bekas, Hasto menilai Prabowo melempar kesalahan ke DPR, bahkan mengaitkannya dengan partai yang ada di Komisi I DPR, Hasto menjawab berdasarkan pengecekan Komisi I DPR dan presiden terkejut.
"Kalau kami melakukan pengecekan, Komisi I DPR bahkan bapak presiden sendiri terkejut ketika pak Prabowo secara sepihak memutuskan untuk membeli pesawat tempur bekas dari Qatar. Sementara pesawat tersebut pernah ditolak oleh menhan sebelumnya Prof Yuwono Sudarsono.," ujar Hasto.
Advertisement
Soal Alutsista Bekas, Prabowo: Anies Rupanya Tidak Mengerti Masalah Pertahanan
Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengatakan dalam dunia pertahanan di negara manapun hampir 50 persen alutsista yang dimiliki adalah bekas, tapi usianya masih muda dan bagus.
"Dalam pertahanan hampir 50 persen alat-alat di manapun bekas, tapi usianya masih muda," kata Prabowo dalam debat ketiga calon presiden Pemilu 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Prabowo merespons pernyataan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan yang menyinggung soal penggunaan utang luar negeri Indonesia untuk membeli alat utama sistem pertahanan (alutsista) bekas.
Menurut Prabowo, pernyataan Anies itu tidak pantas diucapkan karena pembelian alutsista bekas yang ada di Indonesia masih berusia muda.
Prabowo pun bersedia mengajak Anies untuk berdiskusi perihal sistem pertahanan di Indonesia dan dia akan membawa data-data yang lengkap.
"Pak Anies rupanya tidak mengerti masalah pertahanan, saya bersedia mengundang, Pak Anies di tempat yang Pak Anies suka, saya akan bawa data, saya akan bawa data yang sebenar-benarnya," ujar dia.
Sebelumnya, Anies berbicara tentang utang luar negeri yang menurutnya harus dipakai untuk aktivitas produktif.
Anies pun menyinggung ada utang luar negeri yang tidak dipakai untuk hal yang produktif salah satunya untuk membeli alutsista bekas.
"Utang-utang yang kita gunakan aktivitas produktif, jangan untuk kegiatan yang nonproduktif, misalnya, dengan membeli alutsista bekas oleh Kementerian Pertahanan itu bukan sesuatu yang tepat," tutur dia.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra/Merdeka