Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menilai pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia sebagai salah satu indikator ekonomi dan salah satu sumber pembiayaan yang mendukung dunia usaha.
Untuk itu, APINDO mendorong pertumbuhan pasar modal sebagai instrumen korporasi untuk mendapatkan pendanaan lokal dan asing sebagai sarana pertumbuhan.
Advertisement
Ketua Umum APINDO Shinta W. Kamdani APINDO melihat pasar modal mampu mendorong korporasi untuk lebih menerapkan dan meningkatkan corporate governance. Selain itu, pasar modal juga mendorong inklusi pertumbuhan, terutama sektor ritel yang saat ini mempunyai literasi investasi yang lebih tinggi.
"Isu pasar modal menjadi salah satu concern APINDO di bidang ekonomi, mengingat kestabilan pasar modal akan memiliki dampak langsung pada aktivitas investasi,” ujar dia dalam konferensi pers, Senin (8/1/2024).
Sementara itu, Komisaris Utama Sucor Sekuritas, Lindrawati Widjojo mengatakan, terdapat sejumlah agenda yang perlu dilakukan pasar modal pada 2024, agar ekosistem pasar modal menjadi lebih kondusif bagi investor lokal dan asing.
"Yang perlu dilakukan di antaranya adalah meningkatkan pemanfaatan teknologi digital dalam layanan kepada investor pasar modal untuk memperluas basis investor dan emiten serta mempermudah akses pasar, meningkatkan jumlah investor UMKM melalui edukasi literasi dan inklusi keuangan dan implementasi governansi dan SDGs termasuk kinerja Bursa Karbon juga menjadi bagian dari peningkatan pasar modal Indonesia,” kata dia.
Pada 2023 jumlah investor meningkat menjadi 12,16 juta atau meningkat hampir 5 kali lipat dalam 4 tahun terakhir, mayoritas investor didominasi di bawah 30 tahun atau 55,65% dari total Single Investor Identification (SID).
IHSG Tumbuh 6,1% pada 2023, Catat Posisi 2 di ASEAN
Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mencatat pertumbuhan positif sepanjang 2023. Hal itu di tengah sentimen global yang menciptakan ketidakpastian.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (30/12/2023), IHSG melonjak 6,1 persen ke posisi 7.272,8 secara year to date (Ytd). Kinerja positif tersebut membawa IHSG berada di peringkat dua di ASEAN. Sedangkan di Asia Pasifik, pertumbuhan IHSG berada di peringkat ke-7. Di dunia, pertumbuhan IHSG berada di posisi ke-24.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG dipengaruhi sejumlah hal antara lain menyambut tahun politik. Kemudian ada konflik di Timur Tengah. "Selanjutnya kebijakan the Fed yang pada saat itu masih cenderung higher for longer,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Sepanjang 2023, sektor saham infrastruktur catat penguatan terbesar. Sektor saham infrastruktur melambung 80,75 persen. Disusul sektor saham basic materials atau bahan baku naik 7,51 persen, dan sektor saham keuangan melesat 3,07 persen. Selain itu, sektor saham konsumer nonsiklikal bertambah 0,82 persen dan sektor saham properti menguat 0,41 persen.
Sementara itu, sektor saham teknologi terpangkas 14,07 persen dan catat koreksi terbesar. Disusul sektor saham perawatan kesehatan turun 12,07 persen, sektor saham energi melemah 7,84 persen, sektor saham industri tergelincir 6,86 persen. Selanjutnya sektor saham transportasi dan logistic susut 3,64 persen, sektor saham konsumer siklikal melemah 3,46 persen.
Advertisement
Transaksi Harian
Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tercatat berada pada posisi Rp10,75 triliun, diikuti dengan volume transaksi harian di angka 19,8 miliar lembar saham dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,2 juta kali.
Terdapat rekor baru dari sisi kapitalisasi pasar tertinggi sepanjang sejarah, yakni mencapai angka Rp11.762 triliun pada 28 Desember 2023. Rekor baru lain juga tercatat dari sisi volume transaksi harian tertinggi sepanjang sejarah, yakni sebesar 89 miliar lembar saham pada 31 Mei 2023.
Dari sisi pertumbuhan investor, jumlah investor pasar modal pada 2023 mencatatkan pertumbuhan sebesar 17,95% dari 10,31 juta pada 2022 meningkat menjadi 12,16 juta per 27 Desember 2023.
Jumlah tersebut terdiri dari jumlah investor saham dan surat berharga lainnya (5,25 juta), reksa dana (11,40 juta), surat berharga negara atau SBN (1 juta). Sedangkan dari data demografi per 27 Desember 2023, investor pasar modal masih didominasi oleh 62,03% laki-laki, 56,41% usia di bawah 30 tahun, 31,77% pegawai (negeri, swasta dan guru), 64,19% lulusan SMA, 45,80% berpenghasilan 10-100 juta/bulan dan 67,68% berdomisili di pulau Jawa.
Penutupan IHSG pada 29 Desember 2023
Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada hari terakhir perdagangan, Jumat (29/12/2023). Koreksi IHSG terjadi dipengaruhi laju bursa saham global dan harga komoditas dunia.
Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,43 persen ke posisi 7.272,79. Indeks LQ45 terpangkas 0,67 persen ke posisi 970,56. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Menjelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.313,34 dan terendah 7.259,68.
Sebanyak 273 saham melemah sehingga menekan IHSG. 263 saham menguat dan 228 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 869.458 kali dengan volume perdagangan 17,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.408.
Mayoritas sektor saham (IDX-IC) merosot. Sektor saham energi merosot 0,48 persen, sektor saham basic turun 2,36 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham keuangan susut 0,35 persen, sektor saham properti terpangkas 0,33 persen, sektor saham infrastruktur turun 1,28 persen dan sektor saham transportasi terpangkas 1,54 persen.
Sementara itu, sektor saham industri naik 0,33 persen, sektor saham nonsiklikal bertambah 0,10 persen, sektor saham siklikal mendaki 0,99 persen, sektor saham kesehatan menguat 0,90 persen, serta sektor saham teknologi bertambah 1,6 persen. Sektor saham teknologi catat penguatan terbesar.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, penguatan IHSG sudah cenderung terbatas dan rawan koreksi. Ia menilai, hal itu dipengaruhi pergerakan bursa saham global dan harga komoditas dunia. Selain itu, investor juga merealisasikan keuntungan jelang tutup tahun.
“Terlebih penguatan IHSG semenjak November 2023 cukup signifikan,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement