UMKM Tak Raup Cuan di Pemilu 2024, Kemenkop UKM Duga Ada Atribut Kampanye Impor

Terjadi penurunan omzet penjualan UMKM pembuat atribut kampanye yang cukup drastis dari 40 hingga 90 persen menjelang Pemilu 2024, jika dibandingkan dengan Pemilu 2019.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 08 Jan 2024, 20:54 WIB
JPO merupakan salah satu fasilitas publik yang menjadi sasaran pemasangan berbagai alat peraga kampanye. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menduga adanya pembelian produk impor untuk atribut kampanye Pemilu 2024. Hal itu menjadi alasan turunnya penjualan atribut kampanye oleh UMKM lokal.

Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Yulius mengatakan, di pemilu sebelumnya pemesanan barang-barang atribut kampanye banyak yang dilakukan melalui UMKM. Namun saat ini, terjadi peralihan ke e-commerce sehingga sulit untuk menentukan asal produk.

“Sekarang pemesanan bepindah ke e-commerce dan yang kita tahu e-commerce barangnya dari luar negeri,” ungkap Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM Yulius dalam konferensi pers di Kantor KemenKopUKM di Jakarta, Senin (8/1/2024).

Yulius membeberkan, terjadi penurunan omzet penjualan UMKM pembuat atribut kampanye yang cukup drastis dari 40 hingga 90 persen menjelang Pemilu 2024, jika dibandingkan dengan Pemilu 2019.

Namun ia menambahkan, pembelian produk impor atribut kampanye tersebut masih merupakan dugaan karena didapat dari hasil wawancara 15 pelaku UMKM yang berjualan di Pasar Tanah Abang dan Pasar Senen Jakarta.

 

“Kita lihat, datanya tidak ada. Jadi beli online, misalnya barang dari China mereka (tambah) gambar Garuda dengan distempel, gambar atau lambang distempel,” jelasnya.

 

Dalam kesempatan itu, salah seorang pedagang di Pasar Tanah Abang, yakni Dody Ariyanto, mengungkapkan bahwa pembelian produk impor beberapa kali didengarnya dari mulut ke mulut sesama pedagang.

Namun dalam praktik penjualannya, tidak dilakukan secara terang-terangan melainkan langsung dikirim dari luar negeri ke alamat peserta Pemilu.

“Hanya mendengar dari mulut ke mulut tapi kita tahu karena barang yang dari luar itu masuk dengan harga murah,” sebutnya.

Order Tak sampai Jutaan

Senada, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Konveksi Bandung (IPKB) Nandi Herdiaman juga mengungkapkan terjadinya penurunan penjualan.

“Sampai saat ini memang ada, bukan tidak ada, ada (pemesanan) tapi masih kurang. Dulu saat musim kampanye tahun 2019, tiga bulan sebelumnya sudah ada order dari 4 juta sampai 15 juta hanya dari partai. Sekarang, jutaan itu enggak sampai. Hanya puluhan ribu saja itu pun bukan dari partai hanya dari caleg,” terang Nandi.

“Mereka membuat pesanan tetapi dadakan dan tidak dalam jumlah besar, waktunya pun mepet. Penjualan kami turun drastis hingga 70 persen dibanding Pemilu 2019,” katanya.


Cak Imin Sebut Anies Baswedan Sempat Dipersulit Kampanye di Tuban

Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin meminta para saksi yang ditempatkan di TPS harus memiliki karakter bawel untuk mencegah kecurangan. (Liputan6.com/

Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut satu Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyebut calon presiden (capres) Anies Baswedan sempat mengalami kesulitan saat hendak melakukan kampanye di Tuban Jawa Timur.

Menurut dia, Anies dipersulit saat hendak mendarat di Tuban untuk kampanye beberapa waktu lalu. Dia menyebut sejumlah lapangan terbuka tak mengizinkan pendaratan Anies.

"Saya dengar karena pendaratan Mas Anies di Tuban butuh lapangan, kita pinjam lapangan kepada Semen Indonesia enggak berani ngizinin. Kita pinjam halaman Polsek, Polres engga izinin," ujar Cak Imin di Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (2/1/2024).

Cak Imin tak menjelaskan rinci mengenai peristiwa tersebut. Namun, Cak Imin menyebut sejadinya peristiwa itu tak boleh terjadi.

Cak Imin mengatakan semua fasilitas negara mestinya terbuka bagi seluruh warga negara.

"Ini harusnya semua fasilitas-fasilitas milik negara terbuka untuk sekadar pendaratan. Sehingga proses kampanye berjalan sukses. Kalau enggak bisa mendarat, jauh letaknya, ya akhirnya suksesnya kampanye terganggu," kata Cak Imin. 


Harus Didukung Semua Pihak

Cak Imin menyebut kampanye merupakan agenda nasional yang harus didukung oleh semua pihak. Apalagi penyelenggara negara, diharapkan memperlihatkan sikap netralnya dalam Pemilu 2024.

"Jadi kita harus dukung dan saya berharap semua aparat penegak baik pemda mendukung proses kampanye, memberi dukungan kesuksesan kampanye, karena ini agenda nasional," kata Cak Imin.

Infografis Cak Imin Terseret Pusaran Dugaan Korupsi di Kemnaker. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya