Top 3 Islami: Golongan Pembaca Al-Qur'an yang Dilaknat Menurut KH Marzuki Mustamar, Setelah Mandi Junub Apa Tidak Perlu Wudhu Lagi?

Ternyata ada pula pembaca Al-Qur'an yang dilaknat. Siapakah mereka? Ulama senior NU, KH Marzuki Musta'mar menjelaskannya dengan gamblang

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 09 Jan 2024, 06:30 WIB
KH Marzuki Mustamar dengan Ustaz Abdul Somad. (Foto: jatim.nu.or.id)

Liputan6.com, Jakarta - Membaca Al-Qur'an adalah salah satu amalan atau ibadah yang sangat dianjurkan. Para pembaca akan memperoleh beragam kebaikan dari tiap huruf yang dibacanya.

Namun, ternyata ada pula pembaca Al-Qur'an yang dilaknat. Siapakah mereka?

Ulama senior NU, KH Marzuki Mustamar menjelaskannya dengan gamblang. Penjelasan para pembaca Al-Qur'an yang dilaknat ini menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Senin (8/1/2024).

Artikel lain yang juga menyita perhatian pembaca adalah tentang mandi junub atau mandi wajib. Pertanyaannya, apakah setelah mandi junub tidak perlu wudhu lagi?

Sementara, artikel ketiga terpopuler yakni mengenai Al-Qur'an yang bisa memberi syafaat atau sebaliknya laknat pada hari kiamat.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:


1. Pembaca Al-Qur’an Bisa Dilaknat karena Ini, Hati-Hati Kata Kiai Marzuki Mustamar

KH Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jawa Timur. (Foto: jatim.nu.or.id)

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam sekaligus pedoman hidup manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Oleh karenanya, seorang Muslim diperintahkan untuk membaca dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an.

Membaca Al-Qur’an termasuk salah satu ibadah paling utama di antara ibadah-ibadah yang lain. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh an-Nu‘man ibn Basyir.

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ عِبَادَةِ أُمَّتِي قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ 

Artinya: “Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR. al-Baihaqi). 

Keutamaan membaca Al-Qur’an cukup banyak disebutkan dalam hadis nabi. Salah satu hadis yang familiar adalah setiap satu huruf yang dibaca dalam Al-Qur’an akan dibalas satu kebaikan dan setiap kebaikan tersebut akan dilipatkan menjadi sepuluh.

Hal tersebut sebagaimana sabda nabi yang diriwayatkan ‘Abdullah ibn Mas’ud berikut ini.

عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ   

Artinya: “Kata ‘Abdullah ibn Mas‘ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf’.” (HR. At-Tirmidzi). 

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa membaca Al-Qur’an adalah salah satu ibadah yang utama. Namun, Pengasuh Pondok Pesantren Sabilur Rosyad Gasek, Malang, KH Marzuki Mustamar mengungkapkan bahwa pembaca Al-Qur’an bisa dilaknat karena beberapa sebab.

Apa penyebab orang yang membaca Al-Qur’an bisa dilaknat? Simak penjelasan Kiai Marzuki Mustamar berikut ini.

Selengkapnya baca di sini


2. Apakah Setelah Mandi Junub Tidak Harus Berwudhu Lagi?

Mandi Wajib atau Mandi Junub dengan keramas sebelum beribadah puasa Ramadhan. (Heleno Kaizer/Unsplash)

Tujuan mandi junub adalah untuk menghilangkan hadas besar karena keluar mani setelah melakukan hubungan suami istri atau bersetubuh.

Ketika belum melaksanakan mandi besar ini, maka ibadah sholatnya tidak sah sebab masih menanggung hadas besar.

Hanya saja, pembahasan terkait mandi junub kerap muncul pertanyaan bahwa apakah setelah mandi junub seseorang tidak harus berwudhu lagi?

Munculnya pertanyaan ini wajar saja, sebab secara logika, ketika kita mandi wajib ini untuk menghilangkan hadas besar. Semantara wudhu untuk menghilangkan hadas kecil.

Dengan demikian, secara otomatis hadas yang kecil dengan kita melaksanakan mandi junub akan hilang. Apakah benar demikan?

Selengkapnya baca di sini


3. Al-Qur'an di Hari Kiamat, Memberi Syafaat tapi Bisa Juga Melaknat

Ilustrasi kitab suci, Islam, Al-Qur'an. (Photo Copyright by Freepik)

Pada hari kiamat umat manusia membutuhkan syafaat agar terbebas dari hukuman Allah SWT atas perbuatannya selama di dunia. Syafaat yang paling besar dan sangat diharapkan umat Islam adalah pertolongan dari Rasulullah SAW yang dikenal syafaatul udzma. 

Rasulullah SAW menjadi satu-satunya nabi yang memberikan syafaat di hari kiamat. Saat nabi lain tak bisa memberikan syafaat, Rasulullah SAW mendapat otoritas dari Allah SWT untuk menyelamatkan umat pilihan dengan syafaatnya.

Selain Nabi Muhammad SAW, syafaat di hari kiamat juga akan datang dari Al-Qur’an. Disebutkan dalam hadis golongan yang mendapat syafaat Al-Qur’an di hari kiamat adalah mereka yang membacanya. Syafaat ini merupakan salah satu keutamaan dari membaca Al-Qur’an.

Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya.” (Imam Muslim, Shahih Muslim, Beirut: Dar Ihya’ Ihya’ al-Turats al-Arabi, tt, juz 1, hal. 553).

Al-Qur’an akan menolong para pembacanya di hari kiamat. Seperti apa syafaat Al-Qur’an yang akan diberikan kepada para pembacanya di yaumil qiyamah kelak?

Selengkapnya baca di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya