Liputan6.com, Jakarta - Ada empat kitab yang diturunkan Allah SWT kepada empat nabi dan rasul berbeda. Adalah kitab Taurat yang diterima Nabi Musa AS, Zabur diterima Nabi Daud AS, Injil diterima Nabi Isa AS, dan terakhir Al-Qur’an diterima Rasulullah SAW.
Selain penerimanya, bahasa yang digunakan keempat kitab Allah ini juga berbeda-beda. Taurat menggunakan bahasa Ibrani, Zabur dengan bahasa Qibti, Injil dengan bahasa Suryani, dan Al-Qur’an berbahasa Arab.
Saat ini kitab suci yang berlaku bagi umat Islam adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan pedoman hidup manusia penyempurna kitab-kitab terdahulunya. Al-Qur’an adalah petunjuk untuk selamat di dunia dan akhirat.
Baca Juga
Advertisement
Sebagaimana disebut sebelumnya, Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ini menggunakan bahasa Arab. Mungkin dalam benak Anda pernah terbesit pertanyaan ini, mengapa Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab? Kenapa tidak bahasa Inggris yang kini jadi bahasa internasional atau bahasa lainnya?
Pertanyaan serupa pernah datang ke seorang ahli tafsir Prof Quraish Shihab. Simak berikut penjelasan Prof Quraish tentang alasan Al-Qur’an berbahasa Arab.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Karena Masyarakat saat Itu Berbahasa Arab
Prof Quraish Shihab menuturkan, tidak ada satu ajaran yang ingin disampaikan pada suatu masyarakat kecuali bahasa yang digunakannya adalah bahasa yang dipahami oleh masyarakat itu. Mengingat saat itu Al-Qur’an diturunkan di Makkah dan Madinah, maka Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab.
Alasan pertama ini bisa saja muncul pertanyaan berikutnya. Kenapa Al-Qur’an harus turun di Makkah dan Madinah? Kenapa tidak di Amerika, Inggris, atau Australia?
“Kalau ada satu ajaran yang ingin ditujukan kepada semua penjuru di mana sebaiknya di mulai? Apa di ujung atau di tengah? Mestinya di tengah,” tuturnya, dikutip dari video yang diunggah YouTube Pase Blinken, Senin (8/1/2024).
Ia melanjutkan, posisi tengah itu bisa di Timur Tengah yang secara strategis bisa ke arah Barat, Timur, Selatan, atau Utara. Sehingga memudahkan penyebaran Al-Qur’an ke seluruh penjuru dunia, apalagi saat itu alat transportasi dan informasi masih sangat terbatas.
Advertisement
Karena Diturunkan di Makkah
Kalau bicara Timur Tengah, Prof Quraish menyebut Al-Qur’an bisa diturunkan di Irak, Iran, Mesir, atau Yaman. Akan tetapi, di Timur Tengah saat itu ada dua kekuatan besar dunia yaitu Persia dan Romawi.
“Persia menyembah api, romawi menganut katanya agama Kristen walaupun akhlaknya bukan akhlak yang diajarkan Nabi Isa. Seandainya Islam yang mengajar tauhid ini muncul di Persia kira-kira akan dibiarkan oleh penguasa? Tidak. Kalau muncul di Romawi? Tidak,” tuturnya.
Oleh karenanya, Al-Qur’an turun di satu wilayah di tengah yang belum dikuasai oleh Persia dan Romawi. Makkah saat itu belum dikuasai.
“Makkah itu oleh Al-Qur’an dinamai ummul quro, pusat bumi,” imbuhnya.
Karena Bahasa Paling Kaya
Pertanyaan kembali muncul, di Makkah kan banyak orang, kenapa harus Nabi Muhammad SAW? Prof Quraish menjawab, karena orang paling terpercaya pada masa turunnya Al-Qur’an adalah Nabi Muhammad SAW.
“Wajar gak? Dia bahasa Arab. Masyarakat yang diajar ini berbahasa Arab, Al-Qur’an turun dalam bahasa Arab, apalagi bahasa Arab itu diakui oleh semua ahli adalah bahasa yang paling kaya yang dikenal umat manusia,” tandasnya.
Advertisement