Liputan6.com, Jakarta - Lelang ikan tuna yang meriah diadakan di pasar ikan di Jepang selama musim liburan tahun baru. Gelaran tersebut tidak hanya menarik perhatian masyarakat Jepang, tetapi juga para penggemar masakan Jepang dari seluruh dunia.
Seekor tuna sirip biru terjual seharga 800 ribu dollar AS atau sekitar Rp12 miliar pada Jumat, 5 Januari 2024 pada acara lelang Tahun Baru di Pasar Ikan Toyosu Tokyo, Jepang. Dilansir dari New York Post, 7 Januari 2024, perolehan ini menjadi harga tertinggi keempat yang pernah ada, sejak pencatatan dimulai pada 1999.
Advertisement
Laporan dari laman Kyodo News menyebutkan bahwa ikan seberat 238 kilogram itu ditangkap di lepas pantai Oma di Prefektur Aomori, Jepang. Ikan tuna ini dibeli secara bersama oleh perusahaan pialang tuna Yamayuki yang berbasis di Tokyo dan Onodera Group yang mengelola restoran Sushi Ginza Onodera.
"Saya merasa perekonomian menjadi lebih baik, jadi saya pikir penawarannya akan mencapai 100 juta yen," kata Yukitaka Yamaguchi, pemimpin Yamayuki. Menurut Yukitaka, yang jadi faktor penentu dari harga seekor tuna adalah kesegaran tuna yang terlihat dari warna daging yang cerah. "Kami berterima kasih kepada para nelayan yang berani menangkapnya dalam cuaca dingin,” ucapnya.
Harga tersebut telah melampaui rekor tahun lalu yang mencapai 36,04 juta yen. Harga tertinggi pernah tercatat pada 2019, pada momen lelang tuna sirip biru seberat 278 kilogram, yang terjual seharga 333,6 juta yen atau sekitar Rp35,6 miliar. Saat itu pasar ikan Toyosu baru direlokasi dari pasar ikan utama Tokyo dekat Tsukiji.
Usai peristiwa gempa Jepang yang melanda pada Tahun Baru 2024, Yamayuki sempat berniat untuk mengurungkan diri tak mengikuti lelang. Namun, ia meyakini acara ini akan menjadi kabar positif.
"Perasaan kami sebenarnya campur-aduk tentang apakah kami harus menahan diri untuk berpartisipasi, tapii kami memutuskan untuk melakukannya dengan keyakinan bahwa kami juga memerlukan berita positif," terangnya.
Lelang Ikan di Tempat Wisata Populer
Yamayuki telah mengikuti ajang lelang ikan tahunan ini selama empat tahun beruturut-turut. Pelelangan diadakan di salah satu tempat wisata paling populer di Tokyo, dan dimulai sekitar pukul 5 pagi waktu setempat. Ikan tuna ditata rapih dan para penawar serta penjual terlibat dalam pelelangan yang meriah.
Sebelum acara lelang tahunan itu dimulai, orang-orang mengheningkan cipta bagi mereka yang meninggal setelah gempa kuat melanda awal pekan ini di Prefektur Ishikawa. Sebanyak 140 tuna liar domestik dikirim ke pasar Toyosu pada hari lelang pertama tahun ini, turun sekitar 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Daging ikan tuna yang dibeli oleh Yamayuki dan pengelola Sushi Ginza Onodera juga akan dijual di toko makanan di Tokyo.
Saat sebelum pandemic Covid-19, seorang pengusaha sushi asal Jepang baru-baru ini sukses menyita perhatian khalayak luas. Ia rela menggelontorkan 1,8 juta dolar AS atau setara Rp25 miliar untuk membeli ikan tuna raksasa.
Adapun momen tersebut terjadi dalam sebuah lelang Tahun Baru di pasar ikan Tokyo Toyoso yang berlangsung pada Minggu, 5 Januari 2020.Dilansir CNN, Selasa, 7 Januari 2020, pengusaha restoran sushi itu bernama Kiyoshi Kimura. Pria yang menjuluki dirinya sebagai "Tuna King" tersebut mempunyai usaha restoran bernama Sushi Zanmai.
Kiyoshi membayar 193 juta yen untuk tuna sirip biru seberat 608 pon atau 276 kilogram, demikian kata penyiar publik Jepang NHK melaporkan. Meski mahal, pembelian Kiyoshi ini bukan harga tertinggi yang dibayarkan untuk seekor tuna. Tahun lalu, pengusaha ini membayar dan mencetak rekor 3,1 juta dolar AS atau 333,6 juta yen atau setara Rp43 miliar untuk ikan seberat 612 pon.
Advertisement
Ikan Tuna Terbesar yang Terancam Punah
Ikan tuna besar yang terbaru ditangkap di prefektur Aomori Utara Jepang. Kiyoshi menyebut ikan itu mahal namun ia senang mendapatkannya di lelang Tahun Baru pertama di era Reiwa baru, NHK melaporkan. "Ya, ini mahal, bukan? Saya ingin pelanggan kami makan yang sangat enak tahun ini juga," kata Kiyoshi saat lelang, kantor berita AFP melaporkan.
Bluefin adalah jenis ikan tuna terbesar. Ikan ini dapat hidup hingga 40 tahun, demikian menurut World Wildlife Fund. Tergolong spesies yang terancam punah, mereka bermigrasi di semua samudra. Bobot ikan ini dapat mencapai 1.500 pound atau 680 kilogram dan panjangnya mencapai 10 kaki atau sekitar 457 meter.
Di tahun yang sama, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) yang saat itu dijabat Edhy Prabowo memanfaatkan kunjungan pertamanya di Kota Ambon, Provinsi Maluku dengan melepas 2.222 kilogram atau 2,22 ton ikan tuna segar yang diekspor dengan tujuan negara Jepang.
Pelepasan 2,22 ton ikan milik PT Maluku Prima Makmur (MPM) di Desa Tawiri, Kecamatan Teluk Ambon itu ditandai pengibaran bendera dan keberangkatan satu mobil pengangkut ikan oleh Menteri KKP bersama Gubernur Maluku Murad Ismail di perusahaan tersebut,
Ekspor Ikan ke Jepang dan China
Direktur PT Maluku Prima Makmur Edy Suyatno mengatakan ikan segar yang diekspor yakni jenis tuna sirip kuning, tuna mata besar dan billfish atau ikan jenis predator seperti marlin dan layaran, ditangkap oleh kapal-kapal penangkap ikan milik perusahaan tersebut di Laut Seram dan Laut Banda.
"Sebagian ikan yang akan diekspor juga dikumpulkan dari para nelayan penangkap tuna di Pulau Banda, Pulau Seram dan Pulau Buru yang memiliki armada penangkap ikan di bawah 10 GT (gross ton)." ujarnya, dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com, 31 Agustus 2020.
Saat itu, menurut dia, pangsa pasar ekspor ke Jepang dan China sangat menjanjikan karena ikannya dibeli dengan harga berkisar 1.200 hingga 1.600 Yen per kilogram.
Perusahaan tersebut memiliki unit pengolahan ikan (UPI) dengan total kapasitas produksi tahunan berbasis bahan baku ikan tuna sebanyak 6.200 ton, ikan pelagis kecil 2.000 ton, billfish 1.000 ton dan ikan campuran 1.000 ton. Sedangkan Menteri KKP Edhy Prabowo dalam kesempatan menyatakan ekspor ikan PT. MPM menandai kebangkitan dan peningkatan ekspor dari Maluku ke sejumlah negara di Asia dan negara-negara Eropa.
Advertisement