AM Hendropriyono Ingatkan Masyarakat Berpikir Logis dan Tolak Rasisme

AM Hendropriyono mengatakan, jangan sampai di Indonesia disebut dulu pernah ada bangsa namanya Indonesia.

oleh Tim News diperbarui 09 Jan 2024, 08:00 WIB
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal (Purn) AM Hendropriyono saat halalbihalal Purnawirawan TNI di Jakarta, Jumat (21/6/2019). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Jenderal Purnawirawan AM Hendropriyono mengingatkan masyarakat untuk berpikir logis, rasional, dan menolak rasisme. Dia pun mengajak masyarakat berhati-hati terhadap rasisme yang berkembang di Indonesia.

Pada HUT ke-56 Keluarga Besar Warga Jaya Indonesia (KBWJI) 30 Desember 2023, AM Hendropriyono mengatakan, jangan sampai Indonesia tinggal kenangan dan disebut dulu pernah ada bangsa namanya Indonesia.

"Warga Jaya Indonesia saya harapkan paham tentang Indonesia untuk bangsa Indonesia. Indonesia for the Indonesian. Karena itu sengaja saya buat taman miniatur Majapahit, maksudnya supaya kita sendiri sadar bahwa kita adalah bangsa yang besar, sebelum orang orang barat datang ke Indonesia pada tahun 1292 sampai 1527," kata Hendro dalam keterangan yang diterima dan dikutip pada Selasa (9/1/2024).

"Jadi kita harus berani menyuarakan yang benar untuk nasib kita sendiri. Jangan biarkan kita kehilangan bangsa kita sendiri seperti Mauri di New Zealand sudah musnah, suku Indian di Amerika Serikat. Jangan sampai di Indonesia ini disebut dulu pernah ada bangsa namanya Indonesia," imbuh dia.

Ketua Umum KBWJI ini mengatakan, ada orang yang sekarang rasis di tengah masyarakat. Dia mengingatkan, rasialisme bisa muncul dengan sendirinya di masyarakat.

"Karena itu kita harus menuju kepada tercapainya target yaitu Indonesia untuk bangsa Indonesia. Itu target kita. Prosesnya adalah, semua bangsa Indonesia harus asimilasi dengan suku suku bangsa Indonesia," kata Hendropriyono.


Perlunya Pemikiran Logis

Mantan Kepala BIN AM Hendropriyono. ( foto: istimewa)

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini mengatakan, satu hal yang harus menjadi prinsip KBWJI adalah pancasila sebagai ideologi bangsa. Dia pun menyebut akan membawa KBWJI kepada pemikiran pemikiran yang logis.

Sebab, pemikiran pemikiran logis sangat diperlukan di tengah banyaknya kekeliruan informasi di tengah tengah masyarakat. "Saat ini banyak informasi yang salah, hoaks dan simulacra," ujar Hendropriyono.

Dia berharap, KBWJI yang saat ini baru ada di 28 provinsi di Indonesia bisa terus berkembang hingga ke 38 provinsi di Indonesia. Selain itu, saat ini KBWI juga sudah membina lebih dari 500 UMKM di Lombok.

 

Infografis Cek Fakta: 6 Tips Cara Identifikasi Hoaks dan Disinformasi di Medsos

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya