Liputan6.com, Fort Worth - Setidaknya 21 orang terluka setelah ledakan pada Senin (9/1) di sebuah hotel di pusat kota Fort Worth, Texas, kata pihak berwenang.
Satu orang berada dalam kondisi kritis dan empat lainnya terluka parah, menurut Medstar pihak layanan kesehatan yang menyediakan layanan ambulans dan medis darurat di Fort Worth, dikutip dari Xinhua, Selasa (9/1/2024).
Advertisement
Ledakan terjadi sekitar pukul 15.30. waktu setempat di Sandman Signature Fort Worth Downtown Hotel dengan 245 kamar.
Awalnya gedung ini dibangun pada tahun 1920 sebagai "Gedung Wagoner", menurut pejabat Departemen Pemadam Kebakaran Fort Worth.
Ledakan bom tersebut menyebabkan puing-puing bangunan hotel berserakan di jalan dan memaksa karyawan di dekatnya untuk mengungsi.
Para penyelidik yakin ledakan itu disebabkan oleh gas alam, kata Sara Abel yang bertindak sebagai ahli di bidang tersebut.
Ledakan Bom di Bis Kabul Afghanistan Tewaskan 2 Orang, ISIS Klaim Dalang Serangan
Sebelumnya, Ledakan bom terjadi di sebuah bus di lingkungan yang mayoritas penduduknya Syiah di Kabul Afghanistan pada Sabtu 6 Januari 2024. Insiden itu menewaskan dua orang dan melukai 14 lainnya.
Juru bicara kepolisian Kabul Khalid Zadran mengatakan ledakan itu terjadi di lingkungan Dasht-e-Barchi di ibu kota Kabul – sebuah daerah kantong komunitas Syiah Hazara yang secara historis tertindas.
"Sayangnya, berdasarkan informasi awal, dua warga sipil di dalam bus tersebut tewas dan 14 lainnya luka-luka," kata Zadran dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari AFP, Minggu (7/1/2024).
"Korban luka dilarikan ke rumah sakit dan polisi sedang menyelidiki insiden tersebut," imbuhnya.
Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Cabang ISIS di wilayah regional mengklaim melalui Telegram bahwa mereka berada di balik ledakan tersebut, ledakan terbaru yang melanda wilayah tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Sebelumnya pada November 2023, setidaknya tujuh orang tewas dalam ledakan di sebuah bus di Dasht-e-Barchi yang juga diklaim oleh ISIS. Kelompok tersebut menganggap kaum Syiah sesat.
Advertisement
Riwayat Ledakan Bom di Afghanistan
Jumlah ledakan bom dan serangan bunuh diri di Afghanistan telah berkurang drastis sejak Taliban mengakhiri pemberontakan mereka setelah merebut kekuasaan pada Agustus 2021, menggulingkan pemerintah yang didukung AS.
Namun, sejumlah kelompok bersenjata – termasuk ISIS – masih menjadi ancaman di Afghanistan.
Mengutip Associated Press (AP), seorang pejabat Taliban pada hari Sabtu (6/1) mengatakan serangan yang menargetkan bus itu adalah yang pertama di negara tersebut pada tahun 2024.
Pekan lalu saat konferensi pers di Kabul, Menteri Pertahanan Taliban Mohammad Yaqoob Mujahid mengatakan ada penurunan 90% serangan yang dilakukan oleh afiliasi ISIS pada tahun lalu.
Afiliasi ISIS telah menjadi saingan utama Taliban yang menguasai Afghanistan sejak Agustus 2021. Militan ISIS telah menyerang di Kabul, di provinsi-provinsi utara dan terutama di mana pun terdapat kelompok Syiah, yang dianggap murtad oleh ISIS.