Liputan6.com, Gorontalo - Angka inflasi di Provinsi Gorontalo melonjak. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, inflasi Provinsi Gorontalo pada Desember 2023 sebesar 1,32% dari angka nasional 0,41 persen. Sementara inflasi YoY di angka 3,88 persen dari nasional 2,61 persen.
Menanggapi hal itu, penjabat Gubernur Ismail Pakaya memberikan atensi penuh terhadap melonjaknya angka inflasi Gorontalo periode Desember 2023. Dirinya langsung menggelar rapat bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) serta Wali Kota Gorontalo.
Baca Juga
Advertisement
Ismail meminta saran dan masukan terkait hal yang perlu dilakukan agar Inflasi tidak terus melonjak. Pasalnya, ia berkata sepanjang tahun 2023 berbagai program kegiatan telah dilakukan pemerintah untuk mencegah naiknya angka inflasi.
Namun pada akhir tahun dirinya justru merasa kebobolan dengan tingginya inflasi Gorontalo yang mencapai 1,32 persen.
“Apa yang harus dilakukan oleh kami Pemprov dan Pemkot Gorontalo? Karena kalau hanya pasar murah, kami ini sudah gelar pasar murah, bahkan di Desember itu ada kami buat beberapa kali," kata Ismail.
Menurutnya, tidak hanya pasar murah pihaknya sudah memberikan beras bersubsidi. Ada juga gelaran pangan murah yang digelar Bappenas.
"Tetapi seperti tidak ada pengaruhnya, kita dinilai tidak bekerja sepanjang tahun 2023 diakibatkan melonjaknya inflasi di akhir tahun,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Ismail merasa pemerintah harus mengantisipasi hal tersebut di tahun 2024. Itu sebabnya perlu ada perbaikan terhadap metode program kegiatan dan juga pengambilan sampel untuk laporan BPS. Kesepahaman antara Pemda, BI, BPS dan seluruh pihak yang tergabung dalam TPID juga dianggap perlu.
“Seluruh program yang sudah kita jalankan di 2023, di tahun ini juga akan terus kita laksanakan. Tapi perlu ada duduk bersama dulu, kita juga harus memperbaiki metode, fokus kita juga kita ubah. Titik perhatian perlu kita fokuskan pada akhir tahun, agar tidak terjadi lagi jebol seperti tahun ini,” ujarnya.
Keterangan BI
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Gorontalo Dian Nugraha menyebut melonjaknya inflasi Gorontalo di bulan Desember juga dipicu oleh kemarau panjang yang melanda Gorontalo sejak Oktober 2023.
Kemarau panjang menurutnya memberikan dampak pada penurunan pasokan komiditi pertanian di daerah. Selain itu dipicu pula oleh kenaikan harga cabai rawit jelang natal dan tahun baru.
“Memasuki bulan Oktober, November dan Desember kita ketahui bersama akibat dari Elnino ini saya rasa juga semua daerah merasakan dampaknya, pasokan kita ikut menurun sementara kita bukan daerah produsen, sehingga ketika kita kekurangan dan meminta ke daerah-daerah lain mereka tidak bisa memenuhi karena mereka juga kekurangan,” ia menadaskan.
Advertisement