Liputan6.com, Jakarta Varian baru Covid-19 JN.1 kini menyumbang hampir dua pertiga kasus baru. Selama beberapa minggu terakhir, jumlah infeksi JN.1 telah meroket. Di Inggris saja, kasusnya meningkat dari hanya empat persen dari seluruh kasus pada awal November menjadi 65 persen pada 30 Desember.
Para ahli yakin gelombang virus saat ini dipicu oleh varian baru seiring dengan mobilisasi pada libur Natal dan Tahun Baru. Pertumbuhannya sangat pesat sehingga akan segera mendekati rekor sebelumnya, dan bahkan bisa mencapai angka tertinggi sepanjang masa di Inggris hanya dalam seminggu.
Advertisement
“Peningkatan pesat infeksi varian JN.1 di Inggris dan di seluruh dunia merupakan pengingat bahwa pandemi ini masih jauh dari selesai. JN.1 adalah salah satu varian yang paling mampu menghindari kekebalan hingga saat ini dan kemungkinan besar merupakan garis keturunan yang akan menjadi asal muasal varian baru,” kata Profesor Lawrence Young, ahli virologi di Universitas Warwick seperti dikutip dari Mirror.
“Kami memperkirakan akan melihat lebih banyak orang yang menderita infeksi JN .1 dalam beberapa minggu mendatang sebagai akibat dari lebih banyaknya orang yang berkumpul di dalam ruangan karena cuaca dingin dan kembalinya siswa ke sekolah. Lebih banyak infeksi berarti lebih banyak hari libur kerja dan lebih banyak rawat inap.”
Pada tanggal 13 Desember, hanya 4,3 persen orang yang terkena virus ini, namun jumlahnya terus meningkat sejak saat itu. Kini jumlah infeksi JN.1 bahkan mungkin melebihi rekor sebelumnya.
Meskipun ini adalah subvarian yang paling menular dari 10 subvarian atau lebih, penyakit ini belum terbukti lebih parah. Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa semua subvarian dapat menyebabkan penyakit serius, long Covid, atau bahkan kematian.
Rowland Kao, dari Universitas Edinburgh, mengatakan kepada baru-baru ini: “Meskipun meyakinkan bahwa kita tidak memiliki bukti bahwa JN.1 menyebabkan infeksi yang lebih parah, fakta bahwa virus ini mendominasi kasus-kasus baru berarti bahwa beban perawatan kesehatan cenderung lebih tinggi dibandingkan jika varian tersebut tidak menyebabkan infeksi."
“Jadi meskipun booster terbaru masih diyakini bersifat protektif, bagi individu, ada baiknya untuk lebih berhati-hati dalam melakukan kontak dengan orang-orang yang rentan, bahkan jika mereka baru saja mendapatkan booster – karena kita tahu bahwa perlindungan tidak 100 persen. Tetap penting bagi individu yang memenuhi syarat untuk mendapatkan booster.”
Gejala Covid-19 Varian JN.1 terbaru yang mesti diwaspadai
Pekan lalu, para ilmuwan mengatakan kasus Covid mungkin mencapai rekor tertinggi baru pada pertengahan Januari setelah JN.1 menjadi dominan selama Natal. Data tersebut diambil dari survei infeksi musim dingin terbaru ONS dan Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA).
Penelitian yang dipublikasikan pada 21 Desember memperkirakan pada 13 Desember, 2,54 juta orang terjangkit Covid. Jumlah tersebut lebih dari dua kali lipat jumlah yang terlihat pada awal bulan Desember. Peringatan lain mengatakan bahwa lebih dari 100.000 orang Inggris bisa terkena Long Covid dalam beberapa minggu mendatang.
Berikut delapan gejala varian JN.1 terbaru yang mesti Anda waspadai:
- Sakit tenggorokan
- Penyumbatan
- Pilek
- Batuk
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Demam atau menggigil.
Advertisement
HEADLINE: Siap-Siap Layanan Vaksin COVID-19 Mandiri, Besaran Harganya?
Setelah keluar dari pandemi COVID-19, pemerintah tak lagi menggratiskan vaksin COVID-19 untuk semua masyarakat Indonesia. Pemerintah lewat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyatakan bahwa per 1 Januari 2024 vaksin COVID-19 berbayar.
Kebijakan tersebut muncul usai terbitnya Surat Edaran (SE) Dirjen Farmalkes Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI HK.02.02/E/2571/2023 tentang Penyediaan Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksin COVID-19 Pilihan.
Disebutkan dalam SE tersebut bagi masyarakat yang tidak masuk dalam kriteria kelompok rentan, imunisasi COVID menjadi imunisasi pilihan secara mandiri. Vaksinnya bisa didapatkan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang menyediakan layanan vaksinasi COVID-19.
Mengenai harga vaksin COVID-19 berbayar, di akhir 2023 Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan masih melakukan kajian apakah pemerintah bakal ikut mengatur atau dilempar ke pasar. Namun, Budi sempat beri bocoran harga vaksin COVID-19 berbayar.