900 Orang Tak Ikut Restrukturisasi Polis Jiwasraya, Nilainya Tembus Rp 188 Miliar

Proses penyehatan PT Asuransi Jiwasraya tengah berjalan. Proses restrukturisasi pun sudah disebut rampung.

oleh Arief Rahman H diperbarui 10 Jan 2024, 11:00 WIB
Proses penyehatan PT Asuransi Jiwasraya tengah berjalan. Proses restrukturisasi pun sudah disebut rampung. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Proses penyehatan PT Asuransi Jiwasraya tengah berjalan. Proses restrukturisasi pun sudah disebut rampung.

Namun, masih ada ratusan pemegang polis Jiwasraya yang tak ikut restrukturisasi dengan mengalihkan polisnya ke IFG Life. Jumlahnya mencapai 900 orang dengan nilai polis sebesar Rp 188 miliar.

"Yang gak ikut (restrukturisasi) totalnya Rp 188 miliar, nilai polisnya. Orangnya hampir 900-an," ujar Direktur Utama IFG, Hexana Tri Sasongko, kepada wartawan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, dikutip Rabu (10/1/2024).

Hexana bilang proses pengalihan polis dari Jiwasraya ke IFG Life sendiri masuk dalam babak akhir. Beberapa diantaranya masih harus melengkapi proses administrasi. Hexana menegaskan pemegang polis sepakat untuk memindahkan ke IFG Life.

"Jadi tinggal menyelesaikan administrasi yang terakhir-terakhir kemarin, sama masih ada yang dipindahkan karena PMN anggaran 2024 akan cair di kuartal I ini. Tapi sudah ada perjanjian kesepakatan akan dipindahkan semua polis yang sudah direstrukturisasi," urainya.

Sementara itu, untuk sejumlah polis yang tak sepakat untuk dialihkan akan mengacu pada perhitungan yang dilakukan Jiwasraya. Termasuk nantinya membahas skema soal nasib 900 pemegang polis yang menolak restrukturisasi tadi.

Fokus Penyelamatan Polis

Hexana menegaskan, pihaknya lebih dulu berfokus pada penyelamatan polis-polis yang sepaakat atas restrukturisasi Jiwasraya.

"Perhitungannya dengan Jiwasraya. Tentu ada skemanya, ada perhitungannya, konsepnya ke situ. Jadi yang kita selesaikan sekarang adalah bagaimana menyelamatkan polis-polis bagi mereka yang menyetujui restrukturisasi," pungkasnya.

 


Restrukturisasi Rampung

Ilustrasi Jiwasraya (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, penyelesaian program penyelamatan pemegang polis Jiwasraya merupakan komitmen pemerintah sebagai bentuk perlindungan terhadap konsumen.

Pemerintah telah berhasil melaksanakan penyelamatan pemegang polis asuransi Jiwasraya, dengan memastikan pemberian keberlanjutan manfaat secara tepat waktu.

“Perlindungan nasabah Jiwasraya merupakan prioritas utama pemerintah agar pemegang polis dapat merasakan keberlanjutan manfaat dari polis tersebut,” ujar Kartika, Sabtu (30/12/2023).

Sejak 2020

Ketua Tim Percepatan Restrukturisasi Hexana Tri Sasongko menjelaskan, penyelamatan pemegang polis Jiwasraya mulai bergulir sejak akhir tahun 2020.

Pemerintah menugaskan Indonesia Financial Group (IFG) sebagai Holding BUMN Asuransi, Penjaminan, dan Investasi untuk menyelesaikan permasalahan Jiwasraya, terutama menerima pengalihan polis Jiwasraya yang telah diselamatkan

 


Suntikan Modal

Kantor Pusat PT Asuransi Jiwasraya (Persero) (dok: Jiwasraya)

Hingga Desember 2023, IFG Life telah mendapatkan total suntikan dana sebesar Rp31,16 triliun, yang berasal dari PMN tahun anggaran 2021 sebesar Rp20 triliun, PMN tahun anggran 2023 Rp3 triliun, serta tambahan penguatan permodalan dari IFG sebesar Rp6,7 triliun pada 2022 dan Rp1,46 triliun pada 2023.

Dengan total suntikan modal tersebut, IFG Life bersama-sama dengan Jiwasraya telah berhasil menyelesaikan program penyelamatan pemegang polis Jiwasraya, sebagai bentuk perlindungan terhadap konsumen khususnya nasabah Jiwasraya.

Adapun komitmen pendanaan pada tahun 2024 sebesar Rp3,56 triliun yang berasal dari PMN tahun anggaran 2024 diharapkan dapat menyelesaikan pengalihan polis tersisa di Jiwasraya.

“Dari sisi permodalan, IFG Life telah mendapatkan suntikan dana untuk memperkuat struktur permodalan sehingga dapat menerima pengalihan polis Jiwasraya. IFG sebagai Holding BUMN Asuransi, Penjaminan, dan Investasi akan terus mengawasi dan mendampingi IFG Life agar bertumbuh menjadi perusahaan yang sehat dan sesuai tata kelola perusahaan yang baik,” ujar Hexana.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya