Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud, Chico Hakim mengatakan capres nomor urut dua Prabowo Subianto tampaknya tidak siap mengadapi debat capres ketiga yang mengangkat tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik.
Menurutnya, capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo lebih siap dan sangat menguasai masalah-masalah yang dibahas dalam debat tersebut.
Advertisement
"Pak Prabowo sama sekali tidak siap menghadapi debat, entah karena kesiapan atau memang sesungguhnya beliau tidak menguasai substansi sama sekali, karena ketika debat beliau tidak menyampaikan substansi, beliau hanya menyampaikan cita-cita besar, semua hanya normatif," tutur Chico kepada wartawan, Rabu (10/1/2024).
Chico menyebut, dari debat kemarin terlihat jelas Ganjar tidak hanya mempersiapkan diri untuk debat, tetapi telah mempersiapkan diri untuk menjadi Presiden RI selanjutnya. Mantan Gubernur Jawa Tengah itu pun telah menyampaikan gagasan-gagasan terkait pertahanan hingga hubungan luar negeri.
"Beliau mempersiapkan diri selain menghadapi debat ini, beliau juga mempersiapkan diri serius untuk menjadi presiden Republik Indonesia," jelas dia.
Lebih lanjut, politikus PDIP itu menyinggung soal ajakan Prabowo untuk membahas masalah pertahanan di luar debat capres. Baginya, Menteri Pertahanan itu bersikap aneh lantaran tidak mau membuka data yang ditanyakan Ganjar dalam debat.
"Saya rasa itu sesuatu yang aneh karena memang esensi sebuah debat adalah mendebatkan apa yang menjadi visi misi pertahanan di ruang publik, kalau dibilang rahasia, yang tidak rahasia pun tidak disampaikan oleh Prabowo, menurut saya Pak Prabowo tidak siap berdebat atau bahkan beliau tidak menguasai substansi kementerian yang dia pimpin," Chico menandaskan.
Ketua TKN soal Debat: Capres Lain Sibuk Menyerang, Bahkan Bekerjasama untuk Menjatuhkan
Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, menyatakan dirinya dan seluruh jajaran TKN merasa bangga sekaligus super-khawatir pascadebat capres ketiga dengan topik pertahanan, keamanan, geopolitik,hubungan internasional, dan globalisasi yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Minggu, 7 Januari 2024.
Sepanjang debat, Calon Presiden (Capres) 02 Prabowo Subianto menjaga dan membela pertahanan Indonesia, sementara kedua paslon lainnya berlomba dan bekerja sama menjatuhkan dan mencemooh pertahanan bangsa.
“Topik debat kemarin sebenarnya sangat penting untuk masyarakat bisa mendapatkan pemahaman yang benar tentang pertahanan, ketahanan, kehormatan dan pengaruh Indonesia saat ini. Sangat disayangkan masyarakat gagal mendapatkan manfaat adu gagasan yang maksimal tentang bagaimana kita akan meningkatkan kualitas hankam, kebijakan luar negeri, dan geopolitik ke depannya. Karena hanya Pak Prabowo yang berusaha menyampaikan laporan prestasi pertahanan kita, sekaligus visi dan misinya ke depan," kata Rosan
"Sedangkan capres 01 dan 03 terlalu sibuk menyerang bahkan bekerjasama untuk menjatuhkan dan mengolok-olok postur pertahanan bangsa saat ini,” sambung Rosan.
Rosan juga menyesalkan dua orang calon pemimpin tidak bisa menempatkan dan membawa diri mereka dengan pas dan pantas.
"Contoh saja, paslon 01 dan 03 bolak-balik menyerang soal pembelian alutsista bekas, bahkan mencemooh dengan ponten 5 dan 11/100 soal itu. Padahal pertahanan bukan saja soal alutsista. Jadi sangat tidak pas dan tidak pantas apalagi untuk kita di Indonesia yang punya sejarah melawan dan mengalahkan para penjajah dari Portugis, Belanda, Inggris dan Jepang yang bersenjata canggih hanya dengan batu, keris, golok, badik, dan bambu runcing,” ucapnya.
Advertisement
Prabowo Dinilai Mati-matian Pertahankan Moral dan Pertahanan Indonesia
Menurut Rosan, debat kemarin sebenarnya mengupas dan menguji tujuan dan karakter kepemimpinan dari setiap capres. Pemimpin yang negarawan pasti siap mengorbankan dirinya demi mengedepankan kepentingan masyarakat dan bangsa. Dan selalu menjadikandirinya teladan, kapanpun dan dimanapun.
“Kami bangga karena Pak Prabowo terbukti sebagai pemimpin yang mati-matian mempertahankan moral masyarakat dan membela pertahanan Indonesia, walaupun harus mengorbankan dirinya diserang, djatuhkan, bahkan difitnah di hadapan ratusan juta rakyatyang menonton. Sekali lagi dengan sendirinya terbukti mana capres yang siap berkorban untuk kepentingan masyarakat dan mana yang siap mengorbankan dan menjatuhkan sesama anak bangsa untuk kepentingan dan ambisi pribadi,” lanjut Rosan.
Rosan juga menyesalkan kedua capres lainnya jadi menyesatkan masyarakat, tidak jelas karena memang pemahaman dan dukungan informasi atau data yang dimiliki kedua capres tidak cukup, atau memang sengaja berbohong dan membelokkan konteksnya.
“Misalnya Capres 03 menyatakan tidak bisa mendapatkan data dari Kementerian Pertahanan karena ditutup-tutupi. Padahal setelah dicek tidak ada sekalipun permintaan data tersebut kepada Kemenhan, karena kalau ada pasti diberikan asal untuk tujuan yang benar. Kan itu artinya fitnah. Belum lagi soal minimum spending yang tidak tercapai di tahun 2021 dan 2022," kata mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) itu.
Padahal, kata dia, hal itu terjadi karena adanya Covid 19, sehingga ada relokasi anggaran. Bahkan justru akibat dari diplomasi pertahanan kita saat itulah Indonesia bisamenjadi negara prioritas untuk mendapatkan vaksin ketika seluruh dunia berebutan.