Kutu Busuk Belum Tuntas, Paris Sekarang Diserang Wabah Ulat Bulu

Para ahli mengklaim bahwa ulat bulu telah tiba di Paris, Prancis, tiga bulan lebih awal dari waktunya karena suhu yang sangat sejuk.

oleh Asnida Riani diperbarui 10 Jan 2024, 17:00 WIB
Ilustrasi wabah ulat bulu di Paris, Prancis. /https://unsplash.com/Patrick Hendry

Liputan6.com, Jakarta - Histeria kutu busuk belum sepenuhnya meninggalkan Paris saat wabah ulat bulu mulai memasuki ibu kota Prancis. Para ahli mengklaim bahwa ulat prosesi pinus, dinamakan demikian karena pola terbangnya yang tunggal, telah tiba tiga bulan lebih awal dari waktunya karena suhu yang sangat sejuk.

Mengutip WION, Rabu (10/1/2024), serangga yang dapat tumbuh hingga sepanjang 4 cm, hidup berkoloni dan membangun sarang sutra di pohon pinus dan ek. Beberapa bagian kota dilaporkan telah dipenuhi serangga ini.

Meski ulat bulu tidak menggigit, bulunya berfungsi sebagai "jarum mikroskopis" yang terlepas dari tubuhnya saat merasa terancam atau merasakan bahaya dan bergerak mengikuti angin. Protein beracun yang ditemukan di bulu serangga itu dapat menyebabkan kulit melepuh dan berbagai respons alergi.

Ulat dan bulunya bisa berakibat fatal bagi hewan peliharaan dan balita yang secara tidak sengaja memasukkannya ke dalam mulut mereka. Pada 2022, pemerintah Prancis menyatakan bahwa ulat prosesi berbahaya bagi kesehatan manusia.

Berdasarkan laporan media lokal, seorang pemilik rumah di departemen utara Yveline terpaksa menebang pohon pinus berusia 20 tahun setelah ia menemukan koloni besar ulat bulu bersarang di sana. "Saya tidak percaya," kata Emmanuel pada Le Parisien.

Ia menyambung, "Mereka turun dari pohon pinus meski saya sudah memasang jebakan. Mereka melahap pohon saya dan saya mengkhawatirkan anjing saya."

 


Invasi Ulat Bulu

Ilustrasi Ulat Bulu/https://unsplash.com/Mihaly Koles

Ulat prosesi pinus mengalami transformasi dramatis jadi kepompong dengan mengubur dirinya di dalam tanah selama tahap larva terakhirnya saat mereka turun ke sepanjang batang. "Ini adalah sebuah invasi," sebut Jean-Marc Pommier, Wali Kota Bonnieres-sur-Seine, pada Le Parisien.

"Orang-orang menelepon balai kota," sebut dia lagi. "Seluruh lingkungan kami terdampak (wabah ulat bulu). Kami melihat pepohonan ditutupi sarang (serangga) yang mengerikan ini."

Invasi ulat terjadi setelah ketakutan besar-besaran terhadap kutu busuk di Paris yang membuat penduduk setempat dan wisatawan takut melakukan perjalanan melalui kota tersebut. Alhasil, hotel-hotel di Paris tengah berupaya mempersenjatai diri terhadap kutu busuk menjelang Olimpiade musim panas ini, lapor kantor berita Jerman, dpa.

Menurut Le Parisien, pembasmi serangga di ibu kota sudah menerima pemesanan untuk inspeksi kamar hotel dengan anjing pelacak. Para pelaku bisnis perhotelan akan berusaha maksimal memastikan kamar mereka bebas dari parasit.

"Hotel-hotel tidak ingin melihat ulasan negatif dengan foto kutu busuk di platform pemesanan, jadi mereka telah mengadakan pemeriksaan preventif di kamar mereka," presiden sindikat ahli pendeteksi kutu busuk oleh anjing, Sebastien Pizzocaro, berkata pada surat kabar itu.

 


Wabah Kutu Busuk yang Meresahkan

Ilustrasi kutu busuk. (Pexels/Pixabay)

Pizzocaro melanjutkan, "Infestasi awal dapat dideteksi sebelum datangnya gelombang besar wisatawan." Setiap kamar yang diperiksa berharga sekitar 30 euro (sekitar Rp510 ribu). Jika ditemukan kutu busuk, pembasmi dapat membasminya dengan perawatan uap.

Olimpiade Musim Panas direncanakan berlangsung pada 26 Juli hingga 11 Agustus 2024, diikuti Paralimpiade pada 28 Agustus hingga 8 September 2024. Musim panas lalu, histeria mengenai kutu busuk merebak di Prancis, dengan semakin banyak orang melaporkan adanya dugaan keberadaan kutu busuk di kereta, bioskop, dan tempat lain.

Pihak berwenang, baru-baru ini, mengumumkan bahwa penyebaran kutu busuk di Prancis sebenarnya meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Antara tahun 2017 dan 2022, diperkirakan 11 persen rumah tangga di Prancis terkena kutu busuk.

Serangga ini menghisap darah dan hidup di ruang tertutup. Mereka bersembunyi di tempat tidur, sambungan furnitur, atau celah. Kutu busuk kini kebal terhadap hampir semua insektisida yang dijual bebas, jadi bantuan profesional sering kali merupakan satu-satunya cara untuk membasmi parasit itu.


Tidak Hanya di Paris

Ilustrasi Kutu Busuk. (Pexels/Pixabay)

Setelah Paris, wabah kutu busuk juga sempat dilaporkan di Singapura dan Korea Selatan. Di Negeri Ginseng, hama itu telah dilaporkan terlihat di pemandian, asrama universitas, dan stasiun kereta api di seluruh negeri.

Mengutip CNN, 10 November 2023, setidaknya ada 30 dugaan dan laporan kutu busuk yang terkonfirmasi sejak akhir Oktober 2023. Hal ini mendorong pemerintah negara itu mengumumkan kampanye empat minggu guna memberantas hama penghisap darah tersebut.

Sebelumnya, negara ini praktis bebas dari kutu busuk setelah kampanye pemberantasan kutu busuk di masa lalu, dengan hanya sembilan kutu busuk yang dilaporkan ke Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) sejak 2014.

Hama ini kemudian muncul secara tiba-tiba, menyusul laporan wabah serupa di Prancis dan Inggris, serta peningkatan kasus di Amerika Serikat (AS). Mulai awal November 2023, Singapura juga melaporkan kasus serupa. Hama ini dilaporkan terlihat di rumah, hotel, dan asmara.

Perusahaan pembasmi parasit biasanya memeriksa tempat-tempat, seperti retakan pada lantai parket, sandaran kepala, bahkan batang kabel serta titik listrik. Lemari, sofa, dan laci juga merupakan tempat umum di mana kutu busuk bersembunyi.

Infografis Wabah Kutu Busuk Melanda Korsel, Hong Kong hingga Singapura (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya