Menilik Sisa-Sisa Peninggalan Jepang di Mansinam Papua

Tak hanya satu bunker, terdapat beberapa bunker di wilayah ini. Berikut beberapa peninggalan Jepang di Mansinam saat Perang Dunia II

oleh Switzy Sabandar diperbarui 11 Jan 2024, 06:00 WIB
Pulau Mansinam, Manokwari, Papua. (kelanakecil.wordpress.com)

Liputan6.com, Papua - Terdapat sejumlah peninggalan Jepang di Mansinam Papua dari masa Perang Dunia II. Peninggalan tersebut berupa kubu pertahanan Jepang atau bunker.

Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, bunker-bunker ini dibangun sekitar 1942-1944. Bunker digunakan untuk menghadapi serangan Sekutu. Selain itu, ada juga tugu peringatan pendaratan Jepang yang dibangun di Kota Manokwari Papua dan sebuah bak air panas.

Tak hanya satu bunker, terdapat beberapa bunker di wilayah ini. Berikut beberapa peninggalan Jepang di Mansinam saat Perang Dunia II:

1. Bunker Manggewa

Bunker Manggewa terletak di tepi pantai di atas batu-batu karang. Bunker ini menghadap ke arah barat dengan pintu masuk di bagian utara.

Saat ini, kondisi Bunker Manggewa terlihat tidak terpelihara dan rusak parah. Bahkan, bagian pintunya sudah roboh dan atapnya ditumbuhi tanaman liar.

Bunker ini memiliki satu lubang pengintaian yang mengarah ke laut. Bunker yang terbuat dari batu karang ini berbentuk lingkaran dengan diameter 120 cm dan tinggi 2 meter.

2. Bunker Jepang Salobar

Selanjutnya ada Bunker Jepang Salobar yang terletak di Kampung Salobar. Bunker ini memiliki satu lubang pengintai di sebelah barat, persis menghadap laut. Pada bagian timur terdapat pintu.

Adapun pintu masuknya berukuran 120 cm x 90 cm. Sedangkan bagian dalam bunker berukuran tinggi 165 cm dan lebar 220 cm. Bunker ini dibuat dari susunan batu karang yang direkatkan dengan semen. Sebagai kamuflase, bagian semennya ditaburi pecahan karang.

Saat ini, kondisi Bunker Jepang Salobar masih utuh sebagian, yakni di sisi barat. Dari arah laut, bunker ini tampak seperti batu karang di tepi pantai.

 


3. Bunker Horepyar

Bunker Horepyar yang berbentuk kotak ini terbuat dari semen yang dicor. Sesuai namanya, bunker ini terletak di Desa Horepyar.

Bunker berukuran 2,10 m x 1,80 m ini memiliki pintu di sebelah utara dengan kondisi yang sudah hancur. Pada bagian selatan (menghadap laut) terdapat lubang intai berukuran 45 x 30 cm.

Secara keseluruhan, kondisi bunker ini sudah rusak. Beberapa bagian dinding bunker pun sudah berlubang karena abrasi.

4. Bunker Horepyar 2

Tak jauh dari Bunker Horepyar terdapat Bunker Horepyar 2. Bunker ini memiliki dua pintu di bagian utara dan selatan.

Bunker Horepyar 2 berukuran lebih besar dari bunker-bunker sebelumnya. Lokasinya pun tidak berada di tepi pantai, sehingga tidak tampak dari pesisir.

Saat ini, kondisi Bunker Horepyar 2 cukup kotor dan tidak terawat. Bahkan, bunker ini hampir tidak terlihat karena tertutup rumput dan tanaman liar.

5. Bak Air Panas

Selain bunker, peninggalan Jepang di masa Perang Dunia II juga berupa bak air panas. Bak yang terletak di antara pondasi asrama putri dan sumur tua Van Haselt ini berbentuk seperti tungku dengan lubang pembakaran di bawahnya. Konon saat pendudukan Jepang di Mansinam, bak ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan air panas Pejabat Tentara Jepang.

(Resla Aknaita Chak)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya