Liputan6.com, Jakarta - Alat masak seperti microwave dicurigai dapat meningkatkan risiko kanker. Namun, sejauh ini belum ada bukti kuat yang mendukung hal ini.
Sebagian besar pengetahuan tentang risiko memasak dengan microwave bersifat hipotetis dan bergantung pada faktor-faktor lain. Seperti bahan plastik yang digunakan untuk memasak makanan dengan microwave.
Advertisement
Secara teori, paparan makanan dan plastik tertentu terhadap radiasi microwave dapat menimbulkan zat penyebab kanker, yang disebut karsinogen. Microwave juga dapat menghabiskan nutrisi yang melindungi tubuh dari kanker.
Melansir Verywell Health, microwave menghasilkan jenis radiasi frekuensi rendah yang diklasifikasikan sebagai non-ionisasi. Radiasi non-ionisasi tidak terkait dengan kanker. Bentuk lain dari radiasi non-ionisasi meliputi:
- Gelombang radio
- Gelombang cahaya inframerah.
Sementara, jenis radiasi yang berhubungan dengan kanker disebut radiasi pengion. Ini termasuk radiasi frekuensi tinggi seperti:
- Sinar ultraviolet (UV)
- Sinar X
- Radiasi gamma.
Radiasi pengion menyebabkan elektron terlempar dari atom dalam molekul. Inilah yang merusak DNA dalam sel, menyebabkan beberapa sel berubah menjadi kanker.
Radiasi non-ionisasi dari microwave membuat atom tetap utuh. Alat ini tidak dapat membuat makanan menjadi radioaktif atau mengubah DNA.
Oven microwave ditenagai oleh perangkat yang disebut magnetron. Magnetron mengubah listrik menjadi energi microwave.
Microwave Picu Panas Tanpa Ubah Struktur Makanan
Saat makanan dimasukkan ke dalam oven microwave, energi tersebut menyebabkan molekul air di dalam makanan bergetar. Getaran ini menghasilkan panas tanpa mengubah struktur makanan.
Jika oven microwave berfungsi dengan baik (dan segel pintu masih utuh), sangat sedikit energi microwave yang keluar. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), jumlah yang dikeluarkan jauh di bawah tingkat yang berbahaya bagi manusia.
Namun, ada beberapa bukti bahwa memasak dengan microwave dapat meningkatkan risiko kanker.
Meskipun radiasi dari oven microwave tidak menyebabkan kanker, memasak dengan microwave dapat menimbulkan risiko tidak langsung karena dampaknya terhadap makanan atau wadah tempat makanan dipanaskan.
“Ada kemungkinan, meskipun kecil, bahwa microwave dapat menghasilkan karsinogen pada pengaturan daya yang lebih tinggi,” mengutip Verywell Health, Jumat (5/1/2023).
Advertisement
Risiko Kanker Akibat Microwave Bersifat Hipotetis
Karsinogen adalah zat apa pun yang berpotensi menyebabkan kanker. Zat ini dapat terjadi secara alami di lingkungan (seperti virus tertentu dan sinar ultraviolet dari matahari) atau dihasilkan oleh manusia (seperti asap rokok atau limbah industri). Karsinogen dapat mempengaruhi DNA sel, menyebabkannya bermutasi dan berkembang biak secara tidak normal.
Beberapa karsinogen yang diduga bisa timbul akibat pemanasan makanan menggunakan microwave yang terlalu panas yakni:
Akrilamida
Karsinogen ini terbentuk ketika gula dan pati dipanaskan pada suhu tinggi. Pengaturan gelombang mikro yang tinggi juga dapat melakukan hal yang sama.
Bisphenol A (BPA)
Ini adalah zat yang berpotensi karsinogenik yang digunakan untuk membuat plastik menjadi keras dan bening. BPA secara teori dapat larut ke dalam makanan jika terlalu panas.
Phthalates
Ini adalah senyawa berpotensi karsinogenik yang ditambahkan ke plastik untuk membuatnya lebih lembut dan fleksibel. Mereka mungkin juga larut ke dalam makanan saat terlalu panas.
Risiko ini sebagian besar bersifat hipotetis dan hingga saat ini, tidak ada bukti kuat mengenai bahaya tersebut.
“Meski begitu, demi alasan keamanan, Anda sebaiknya hanya menggunakan wadah bertanda ‘aman untuk microwave’ untuk memasak atau memanaskan makanan di dalam microwave.”
Manfaat Masak dengan Microwave
Di sisi lain, masak dengan microwave juga disebut memiliki manfaat tersendiri. Salah satunya mempertahankan vitamin dalam makanan.
“Karena microwave memasak makanan lebih cepat dibandingkan metode lainnya dan Anda tidak perlu menambahkan air."
Advertisement