Liputan6.com, Jakarta - Wi-Fi Alliance resmi meluncurkan sertifikasi untuk perangkat yang mendukung Wi-Fi 7, generasi terbaru dari jaringan internet tanpa kabel (wireless).
Menurut organisasi ini, WiFi 7 bakal memperkenalkan fitur-fitur baru yang canggih, yang meningkatkan kinerja Wi-Fi, dan meningkatkan konektivitas di berbagai lingkungan.
Advertisement
Kemampuan pada Wi-Fi Certified 7 memungkinkan inovasi yang mengandalkan throughput tinggi, latensi deterministik, dan keandalan yang lebih baik untuk lalu lintas penting.
Sebagai contoh, seperti dikutip dari laman resminya, Minggu (14/1/2024), use case seperti AR, VR, XR multi-user, pelatihan 3D imersif, game elektronik, kerja hibrida, IoT industri, dan otomotif, akan mengalami kemajuan berkait Wi-Fi generasi terbaru.
Organisasi menyebut, Wi-Fi 7 akan diadopsi dengan cepat di ekosistem yang luas, dengan lebih dari 233 juta perangkat diperkirakan bakal memasuki pasar pada tahun 2024, dan akan naik 2,1 miliar perangkat pada 2028.
"Ponsel pintar, PC, tablet, dan access points (AP) akan menjadi yang paling awal, dan customer premises equipment (CPE), serta peralatan augmented reality dan virtual reality akan terus mendapatkan daya tarik pasar awal," ujar Wi-Fi Alliance.
Mengutip CNET, Institute of Electrical and Electronic Engineers, kelompok yang bertanggung jawab untuk mengembangkan versi baru Wi-Fi, sudah mengerjakan Wi-Fi 7 selama beberapa tahun.
Wi-Fi 7 dibuat berdasarkan Wi-Fi 6E dan kompatibel dengan versi sebelumnya, sehingga akan berfungsi dengan perangkat Wi-Fi 6 dan Wi-Fi 5.
Adapun, salah satu fiturnya adalah saluran 320 MHz, yang tersedia di negara-negara dengan pita 6 GHz untuk WiFi.
Selain itu, terdapat Multi-Link Operation (MLO), yang memungkinkan perangkat mengirim dan menerima data secara bersamaan, melalui beberapa tautan untuk meningkatkan throughput, mengurangi latensi, dan meningkatkan keandalan. Lalu terdapat 4K QAM, yang mencapai tingkat transmisi 20 pesen lebih tinggi dibandingkan 1024 QAM.
Kevin Robinson, presiden dan CEO, Wi-Fi Alliance mengatakan, perkenalan sertifikasi Wi-Fi 7 menandai kehadiran Wi-Fi generasi terbaru dan akan menjadi percepatan adopsi Wi-Fi 7 secara massal.
"Sertifikasi ini menggarisbawahi komitmen tiada henti kami untuk menghadirkan teknologi mutakhir yang mengubah cara pengguna merasakan Wi-Fi, memberikan kecepatan lebih tinggi, peningkatan efisiensi, dan peningkatan keandalan yang memperluas cakrawala tentang apa yang mungkin dilakukan melalui Wi-Fi."
Menurut Wi-Fi Alliance, perusahaan seperti Broadcom, CommScope, Ruckus Networks, Intel, MaxLinear, MediaTek, dan Qualcomm, jadi lokasi pengujian untuk sertifikasi dan merupakan salah satu perangkat dengan sertifikasi Wi-Fi 7 pertama.
Microsoft Temukan Celah Keamanan Windows 10 dan 11
Di sisi lain, Microsoft baru-baru ini merespons kerentanan kritis yang ditemukan di Windows 10 dan Windows 11 dengan merilis pembaruan keamanan yang mendesak.
Kerentanan ini dikenal sebagai CVE-2023-44234, yang memungkinkan penyerang menginstal malware pada sistem yang terpengaruh tanpa interaksi pengguna.
Celah keamanan ini terletak pada skema Uniform Resource Identifier (URI) ms-appinstaller, yang memungkinkan penyerang melewati langkah-langkah keamanan konvensional dan secara diam-diam menyuntikkan perangkat lunak berbahaya saat pengguna menjelajahi web.
Microsoft mengklasifikasikan sumber bahaya ini sebagai kritis karena memungkinkan eksekusi kode tanpa interaksi pengguna, berpotensi mengancam kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan sistem operasi komputer.
Dalam merespons ancaman ini, Microsoft telah merilis patch keamanan yang mengatasi masalah tersebut dan mencegah malware diinstal pada sistem yang rentan. Patch ini sangat dianjurkan untuk segera diaplikasikan, karena dapat mengurangi risiko yang terkait dengan kerentanan tersebut.
Advertisement
Nonaktifkan Pintasan Ms-appinstaller
Dalam pembaruannya, Microsoft menonaktifkan pintasan ms-appinstaller yang dapat disalahgunakan oleh penyerang untuk menyembunyikan pintasan dan menginstal malware secara diam-diam pada PC korban.
Ini juga berarti aplikasi yang diunduh dari situs web harus melewati pemeriksaan keamanan seperti pengunduhan file biasa, demikian mengutip GizChina, Selasa (2/1/2024).
pengguna dan administrator TI didorong untuk segera menerapkan patch keamanan ini untuk melindungi perangkat mereka dari potensi serangan malware.
Dengan langkah ini, pengguna dapat memastikan keamanan dan kepatuhan sistem mereka, menciptakan lingkungan komputasi yang aman dan terjamin.