Liputan6.com, Jakarta Tim Visi-Misi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), Wijayanto Samirin, mengatakan target pertumbuhan ekonomi yang disampaikan capres dan cawapres nomor urut satu, Anies-Muhaimin di kisaran 5,5 hingga 6,5 persen dinilai realistis.
Menurutnya, target pertumbuhan ekonomi tersebut mengacu pada kondisi perekonomian global saat ini yang sedang mengalami perlambatan.
Advertisement
"Angka 5,5 persen hingga 6,5 persen ini progresif tapi realistis, karena kita sedang berada di era dunia ini sedang mengalami slow down. Jadi 2024 bahkan World Bank mengatakan dunia akan tumbuh lamban sekali, dan Indonesia akan tumbuh dibawah 4,9 persen. Ini fenomena nyata di lapangan," kata Wijayanto dalam Konferensi Pers Dialog Capres Bersama Kadin: Menuju Indonesia Emas 2045, di Djakarta Teater – Lounge Area, Jakarta Pusat, Rabu (10/1/2024).
Wijayanto menjelaskan, dengan target pertumbuhan ekonomi itu Indonesia masih bisa mewujudkan Indonesia emas 2045. Disisi lain, guna mendorong pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,5 - 6,5 persen maka laju investasi harus terus digenjot.
"Kalkukasi kami untuk bisa tumbuh di ranah itu, maka investasi harus tumbuh dilevel 6,5 - 9,4 persen, dan dalam sejarah Indonesia angka itu sangat sulit tercapai (target investasi) bisa tercapai tapi perlu kerjakeras," ujarnya.
Target Indonesia Emas 2045
Diketahui, untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6–7 persen guna mencapai pendapatan per kapita sebesar USD30 ribu.
Kemakmuran
Namun, menurut Wijayanto cara AMIN memaknai Indonesia Emas 2045 bukan dilihat dari target ekonomi dikisaran 6-7 persen. Melainkan, AMIN memaknai Indonesia dengan kemakmuran.
"Tentang pertumbuhan ekonomi dan Indonesia emas, AMIN memaknai Indonesia emas bukan Indonesia dengan GDP per kapita USD 30 ribu, kalau kita ingin sampai kesana maka pertumbuhannya 7 persen tidak cukup, harus 7,5-8 persen. AMIN memaknai Indonesia emas adalah Indonesia yang satu kemakmuran," ujarnya.
"Jadi, Indonesia yang kalau kita datang ke Papua, Aceh, Kalimantan, NTT, Jawa itu melihat ada kesamaan kesejahteraan, kesamaan infrastruktur, kesamaan kualitas SDM dan lain sebagainya," pungkasnya.
Advertisement