Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan saham Rabu (10/1/2024). Penguatan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang menghijau.
Dikutip dari data RTI, IHSG menguat 0,38 persen ke posisi 7.227,29. Indeks LQ45 melemah tipis 0,10 persen ke posisi 969,13. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Advertisement
Pada perdagangan saham Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.259,60 dan terendah 7.152,87. Sebanyak 273 saham menguat dan 243 saham melemah. 249 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.377.994 kali dengan volume perdagangan 18,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.553.
Mayoritas sektor saham (IDX-IC) menghijau kecuali sektor saham properti turun 0,05 persen dan sektor saham teknologi turun 0,15 persen.
Sementara itu, sektor saham energi melonjak 0,53 persen, sektor saham basic naik 0,47 persen, sektor saham industri bertambah 0,25 persen, dan sektor saham nonsiklikal naik 0,30 persen.
Selanjutnya, sektor saham siklikal melesat 0,96 persen, sektor saham kesehatan melambung 1,52 persen dan catat penguatan terbesar. Diikuti sektor saham keuangan naik 0,41 persen, sektor saham infrastruktur mendaki 1,37 persen dan sektor saham transportasi melesat 0,34 persen.
Sementara itu, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melemah 1,14 persen ke posisi Rp 87 per saham. Saham GOTO dibuka turun ke posisi Rp 87 per saham. Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 88 dan terendah Rp 86 per saham.
Total frekuensi perdagangan 9.312 kali dengan volume perdagangan 10.653.293 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 91,7 miliar. Investor asing melakukan aksi beli saham Rp 85,87 miliar. Sepanjang 2024, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 4,1 triliun.
Sentimen yang Pengaruhi IHSG
Dikutip dari Antara, dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa regional Asia cenderung melemah yang tampaknya terseret hubungan Taiwan dan China.
“Selain itu, sikap pelaku pasar yang masih menanti rilis data ekonomi jelang data inflasi AS akhir pekan ini,” demikian dikutip dalam riset Pilarmas Investindo Sekuritas.
Dari Asia, hubungan Taiwan dan China kembali memanas menjelang pemilihan Presiden Taiwan pada akhir pekan ini. China menyampaikan tidak memiliki ruang untuk berkompromi dengan mereka yang menganjurkan kemerdekaan Taiwan.
Hal itu akan memberikan dampak konflik berkepanjangan dan memanas, mengingat di belakang Taiwan terdapat Amerika Serikat sehingga akan memberikan dampak sensitivitas hubungan China dan Amerika Serikat.
Sentimen lainnya datang dari sikap pelaku pasar yang mencermati kenaikan imbal hasil obligasi 10 tahun menjadi 4,019 persen menjelang data inflasi Amerika Serikat yang akan menjadi rujukan kebijakan moneter the Fed ke depan sehingga membuat pelaku pasar cenderung wait and see untuk masuk pada pasar saham.
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang mencatat top gainers antara lain:
- Saham SMLE melonjak 34,86 persen
- Saham RONY melonjak 25 persen
- Saham ARTI melonjak 25 persen
- Saham ALKA melonjak 25 persen
- Saham SHID melonjak 24,84 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham SBAT merosot 33,33 persen
- Saham MIRA merosot 12,50 persen
- Saham DADA merosot 12,50 persen
- Saham MTPS merosot 11,11 persen
- Saham MREI merosot 10,45 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham MSJA tercatat 79.596 kali
- Saham LMAX tercatat 77.105 kali
- Saham STRK tercatat 69.604 kali
- Saham CGAS tercatat 59.902 kali
- Saham NICE tercatat 37.972 kali
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBCA senilai Rp 506 miliar
- Saham TPIA senilai Rp 479,4 miliar
- Saham BBRI senilai Rp 468,2 miliar
- Saham BREN senilai Rp 434,6 miliar
- Saham ASII senilai Rp 416,1 miliar
Bursa Saham Asia Pasifik Melemah
Sebagian besar bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Rabu (10/1/2024). Indeks CSI 300 mendekati level terendah dalam lima tahun.
Di satu sisi, bursa saham di Jepang melawan tren untuk memperpanjang level tertinggi dalam 33 tahun. Dikutip dari CNBC, indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 2,01 persen ke posisi 34.000 untuk pertama kalinya sejak Maret 1990. Indeks Nikkei menyentuh 34.441,72.
Indeks Topix bertambah 1,3 persen menjadi 2.444,48. Indeks Topix mencapai level yang belum pernah terlihat selama lebih dari 30 tahun.
Indeks harga konsumen tertimbang Australia naik 4,3 persen year on year (YoY), sedikit lebih rendah dari prediksi berdasarkan jajak pendapat Reuters sebesar 4,4 persen.
Indeks ASX 200 melemah 0,69 persen ke posisisi 7.468,50 setelah hentikan penurunan empat hari berturut-turut pada perdagangan Selasa pekan ini.
Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,75 persen ke posisi 2.541,98. Hal itu di tengah tingkat pengangguran di Korea Selatan mencapai level tertinggi dalam 23 bulan, sedangkan indeks Kosdaq anjlok 1,04 persen ke posisi 875,46.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,49 persen. Indeks CSI 300 China melemah 0,47 persen ke posisi 3.277,13, yang merupakan level terendah sejak 31 Januari 2019.
Di wall street, sebagian besar saham turun. Indeks S&P 500 melemah tipis 0,15 persen. Sedangkan indeks Dow Jones merosot 0,42 persen. Indeks Nasdaq naik 0,09 persen didorong kenaikan sejumlah saham big tech.
Saham Nivia naik 1,7 persen, mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa. Saham Amazon dan Alphabet naik lebih dari 1,5 persen.
Saham Juniper Networks melonjam hampir 22 persen setelah laporan di wall street journal mengatakan, Hewlett Packard Enterprise dapat umumkan kesepakatan akuisisi Juniper Networks senilai USD 13 miliar.
Advertisement