SKK Migas Berhasil Jual Gas dengan Kadar CO2 30%

Proses komisioning gas ke pembeli telah berhasil diselesaikan pada 12 Desember 2023 dan kemudian diikuti oleh proses kondensat pada tanggal 23 Desember 2023.

oleh Arthur Gideon diperbarui 11 Jan 2024, 07:00 WIB
SKK Migas akan menggelar Forum Kapasitas Nasional III Tahun 2023 di Jakarta pada Kamis 23 November 2023 hingga Jumat 24 November 2023. (Dok SKK Migas)

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) TIS Petroleum E&P Blora Pte. Ltd. berhasil menyelesaikan Proyek EPF (Early Production Facility) RBG Blok – I di Wilayah Kerja Blora, Provinsi Jawa Timur.

Keberhasilan proyek juga ini menjadi tonggak penting bagi SKK Migas bersama KKKS karena berhasil mengoptimalkan cadangan gas yang memiliki kadar CO2 sebesar 30%.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro menjelaskan, proses komisioning gas ke pembeli telah berhasil diselesaikan pada 12 Desember 2023 dan kemudian diikuti oleh proses kondensat pada tanggal 23 Desember 2023.

“Saat ini, Lapangan RBG Blok - I berproduksi sebesar 4 MMSCFD (juta kaki kubik gas per hari) gas dan 35 BCPD (barel kondensat per hari). Keberhasilan dalam melakukan komersialisasi gas dengan kandungan CO2 yang cukup besar memberikan optimisme bagi kami untuk dapat melakukan hal serupa pada lapangan-lapangan lain yang memiliki karakteristik serupa,” kata Hudi dikutip Kamis (11/1/2024).

Masih ada sejumlah lapangan gas yang belum dioptimalkan karena mengandung kadar CO2 yang cukup tinggi.

 

"Kami berencana untuk meyakinkan para investor bahwa tidak perlu khawatir. Kami memiliki pengalaman dalam mengkomersialisasi gas-gas ini sehingga dapat diterima oleh para pembeli di masa mendatang," jelasnya.

Ke depan kapasitas produksi gas dari lapangan Lapangan RBG Blok - I dapat mencapai 10 MMSCFD.

"Kami menyampaikan apresiasi atas pencapaian luar biasa dari KKKS TIS Petroleum E&P Blora Pte. Ltd. dalam menyelesaikan proyek ini. Keberhasilan ini merupakan hasil dari kolaborasi yang erat dan sinergi yang kuat antara SKK Migas, KKKS, dan para pemangku kepentingan, yang bertujuan untuk meningkatkan produksi gas nasional," ujar Hudi.

Nilai investasi dari Proyek EPF RBG Blok – I mencapai USD 7,2 juta atau sekitar Rp 112 miliar. Investasi ini meliputi biaya sewa EPF, pemasangan Custody Meter Package, serta kegiatan re-entry dan komplesi Sumur RBG-3.

"Kami berharap bahwa investasi ini tidak hanya meningkatkan produksi gas nasional, tetapi juga mampu menghasilkan efek berganda dengan adanya pertumbuhan industri hulu migas, khususnya bagi masyarakat yang berada di sekitar wilayah operasi," paparnya.


PHR Buru Harta Karun Migas di Sumur Mibasa dan Pinang East Blok Rokan

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) senantiasa mengupayakan keselamatan kerja dan akan terus menjadikannya prioritas utama dalam operasi di WK Rokan.

Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional Sumatera Subholding Upstream Pertamina melakukan tajak Sumur Mibasa di Minas, Kabupaten Siak, Riau di penghujung 2023 lalu. Dalam waktu dekat, kegiatan eksplorasi akan dilanjutkan di Sumur Pinang East di Kepenghuluan Teluk Nilap, Kecamatan Kubu Babusalam, Rokan Hilir, Riau.

Pengeboran Sumur Mibasa dilakukan setelah melalui kajian potensi migas dengan menyasar target reservoir (tempat cadangan migas) pada formasi Basement dan Telisa. Basement merupakan lapisan batuan dasar yang pada umumnya tidak menjadi target pengeboran sebelumnya.

Begitu pula lapisan Telisa yang berada pada lapisan batuan penutup atau tudung (dalam istilah perminyakan). Setelah dilakukan kajian mendalam, kedua lapisan ini memiliki potensi cadangan minyak cukup besar dan menjanjikan.

VP Driling and Copletions PHR Andi Solihin mengatakan, itu merupakan salah satu metode dan teknologi baru yang dilakukan PHR dalam upaya menambah cadangan minyak di wilayah kerja yang sudah mature (matang).

"Proses pengeboran lapisan Telisa relatif dangkal menggunakan rig dengan kedalaman 1.360 ft. Sedangkan untuk lapisan Basement target pengeboran di kedalaman 2.958 ft," terang Andi, Selasa (9/1/2024). Di sisi lain, Andi menyampaikan, PHR mengapresiasi dukungan para pemangku kepentingan dan lapisan masyarakat demi kelancaran dan keamanan operasi dan eksplorasi migas di Riau.

Upaya produksi serta memburu cadangan minyak baru terus ditingkatkan PHR untuk mencegah terjadinya penurunan alami di lapangan tua. Sejak alih kelola, PHR telah melakukan pengeboran lebih dari 1.000 sumur di WK Rokan. "Kami akan terus meningkatkan operasi di tahun 2024 sejalan dengan amanah yang diberikan oleh negara untuk kita agar terus berproduksi. Tahun ini rata-rata produksi kita berada di angka 162 BOPD yang menempatkan PHR menjadi produsen minyak nomor satu di Indonesia," tuturnya.

 


Tajak Sumur Pinang East

Dalam waktu hampir bersamaan, PHR juga akan melakukan tajak pada Sumur Pinang East yang merupakan ekplorasi berdekatan dengan lapangan Pinang. Adapun target reservoir adalah Bekasap Sand, yang saat ini merupakan reservoir utama di lapangan Pinang.

Pengeboran dilakukan secara vertikal dengan kedalaman 3.900 ft relatif sama dengan lapangan Pinang. Sumur Pinang memiliki risiko rendah, karena secara geologi dan subsurface (di bawah permukaan) sangat mirip dengan lapangan Pinang.

Perwakilan SKK Migas Sumbagut mengapresiasi seluruh pemangku kepentingan yang sudah mendukung kegiatan tajak sumur ekpolrasi di WK Rokan. SKK Migas terus mendorong program ekplorasi di WK Rokan dalam upaya mendukung pencapaian target 1 juta barel minyak per hari di 2023.

"Tahun depan ada sekitar 570-an sumur yang akan kita tajak. Tentunya sangat membutuhkan dukungan dari segenap lapisan masyarakat dan perangkat daerah. Semoga tajak sumur ini berhasil menemukan hidrokarbon yang besar sehingga mampu mendorong peningkatan produksi nasional," ungkap Koordinator Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Sumbagut, Rochaddy Lubis. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya