Harga Minyak Dunia Turun Usai Stok AS Melonjak Tajam

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 87 sen atau 1,2%, menjadi USD 71,37 per barel. Sedangkan harga minyak Brent ditutup 79 sen atau 1%, menjadi USD 76,80 per barel

oleh Septian Deny diperbarui 11 Jan 2024, 08:00 WIB
Ilustrasi tambang migas. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 87 sen atau 1,2%, menjadi USD 71,37 per barel. Sedangkan harga minyak Brent ditutup 79 sen atau 1%, menjadi USD 76,80 per barel. (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak turun hampir satu dolar per barel pada hari Rabu (Kamis waktu Jakarta). Harga minyak dunia melemah setelah lonjakan stok minyak mentah AS yang mengejutkan meningkatkan kekhawatiran terhadap permintaan di pasar minyak terbesar.

Dikutip dari CNBC, Kamis (11/1/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 87 sen atau 1,2%, menjadi USD 71,37 per barel. Sedangkan harga minyak Brent ditutup 79 sen atau 1%, menjadi USD 76,80 per barel.

Di awal sesi perdagang, kedua patokam harga minyak meningkat lebih dari 1 USD sebelum Badan Informasi Energi AS melaporkan peningkatan mengejutkan dalam stok minyak mentah dan lonjakan penyimpanan bensin dan sulingan yang lebih besar dari perkiraan.

“Laporan EIA hari ini menyoroti kekhawatiran investor terhadap melambatnya pertumbuhan permintaan,” kata Rob Haworth, Ahli Strategi Investasi Senior di US Bank Asset Management.

Stok Minyak Mentah AS

Persediaan minyak mentah AS naik 1,3 juta barel pada pekan yang berakhir 5 Januari menjadi 432,4 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan penurunan 700 ribu barel. EIA melaporkan stok BBM naik 8 juta barel sementara stok sulingan melonjak 6,5 juta barel.

“Investor tampaknya terjebak di antara konflik yang sedang berlangsung, yaitu meningkatnya biaya transit minyak di berbagai belahan dunia, lemahnya pertumbuhan ekonomi global, dan potensi penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) mulai bulan Maret, yang dapat memacu aktivitas ekonomi,” kata Haworth.

Prospek ekonomi Eropa yang lemah juga menambah kekhawatiran terhadap permintaan minyak. Zona euro mungkin berada dalam resesi pada kuartal terakhir dan prospeknya masih lemah, kata Wakil Presiden Bank Sentral Eropa Luis de Guindos pada hari Rabu.

Membatasi beberapa kerugian, investor terus mengkhawatirkan potensi kekhawatiran pasokan di Timur Tengah yang timbul akibat perang Israel-Hamas.

Pada hari Minggu, Perusahaan Minyak Nasional Libya mengumumkan force majeure di ladang minyak Sharara, yang dapat memproduksi hingga 300.000 barel per hari. 


Harga Minyak Dunia Naik Usai Libya Setop Produksi

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Harga minyak naik pada hari Selasa setelah merosot di sesi sebelumnya karena pasar mempertimbangkan ketegangan Timur Tengah terhadap kekhawatiran permintaan dan meningkatnya pasokan minyak dari OPEC.

Dikutip dari CNBC, Rabu (10/1/2024), harga minyak mentah berjangka Brent naik USD 1,47, atau 1,93%, menjadi USD 77,59 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik USD 1,47, atau 2,08%, menjadi USD 72,24 per barel.Ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan penghentian pasokan yang sedang berlangsung di Libya memberikan dukungan terhadap harga pada hari Selasa, kata para analis.

“Di sisi pasokan, ada beberapa faktor bullish dari penutupan ladang minyak terbesar di Libya, yang telah mempengaruhi sekitar 0,3 juta barel per hari produksi minyak,” kata Suvro Sarkar, pimpinan tim sektor energi di DBS Bank.

Update Kondisi Laut Merah

Beberapa perusahaan pelayaran besar masih menghindari Laut Merah. Hapag-Lloyd Jerman akan terus mengalihkan kapal di sekitar Tanjung Harapan setelah serangan maritim oleh militan Houthi Yaman, katanya pada hari Selasa.

Mengenai perang Gaza, militer Israel mengatakan perjuangannya melawan Hamas akan terus berlanjut hingga tahun 2024, sehingga mengkhawatirkan pasar bahwa konflik tersebut dapat berkembang menjadi krisis regional yang dapat mengganggu pasokan minyak Timur Tengah.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada para pemimpin Israel bahwa masih ada peluang untuk mendapatkan penerimaan dari negara-negara tetangga Arab mereka jika mereka menciptakan jalan menuju negara Palestina yang layak.

 


Menanti Pasokan Minyak AS

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Patokan minyak pulih dari penurunan masing-masing 3% dan 4% pada hari Senin, menyusul pemotongan tajam harga jual resmi (OSP) yang dilakukan oleh eksportir utama Arab Saudi.

“Pertanyaannya adalah apakah tindakan Saudi mengurangi OSP ke level terendah dalam 27 bulan juga merupakan tanda potensi peningkatan pasokan minyak yang menyiratkan perselisihan serius dalam OPEC+,” kata analis PVM, Tamas Varga.

Pasar sedang menunggu data persediaan AS dari kelompok industri American Petroleum Institute yang akan dirilis pada hari Selasa, sementara data inflasi inti pada hari Kamis dapat memberikan petunjuk baru mengenai perjuangan melawan inflasi.

Gubernur Federal Reserve Michelle Bowman pada hari Senin mengatakan dia sekarang melihat kebijakan moneter AS “cukup membatasi” dan mengisyaratkan kesediaannya untuk mendukung penurunan suku bunga seiring dengan meredanya inflasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya