Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Jepang memimpin kenaikan di bursa saham Asia Pasifik pada perdagangan Kamis (11/1/2024). Bursa saham Jepang memperpanjang reli sehingga memecahkan rekor jelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pada Desember 2023.
Sementara itu, saham di Korea Selatan mempertahankan kenaikan setelah Bank of Korea mempertahankan suku bunga.
Advertisement
Dikutip dari CNBC, indeks Nikkei 225 di Jepang naik 1,92 persen, dan bertahan di atas angka 35.000 untuk pertama kalinya sejak Februari 1990. Indeks Topix juga menguat 1,81 persen dan mencapai level tertinggi baru dalam 33 tahun.Indeks Kospi Korea Selatan naik terbatas 0,17 persen. Sedangkan indeks Kosdaq melesat 0,47 persen.
Bank of Korea mempertahankan suku bunga pinjaman utamanya di 3,5 persen untuk delapan kali berturut-turut. Hal ini sejalan dengan harapan ekonom yang disurvei Reuters.
Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka menguat 0,46 persen. Sedangkan indeks CSI 300 bertambah 0,1 persen. Di Australia, indeks ASX 200 melejit 0,42 persen, pulih dari koreksi pada perdagangan saham Rabu pekan ini dan menjelang data neraca perdagangan pada November 2023.
Di wall street, tiga indeks acuan menguat pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Pelaku pasar menanti rilis data inflasi dan laba terbaru dari perusahaan Amerika Serikat.
Investor juga akan menantikan laporan indeks harga konsumen AS yang dijadwalkan dirilis pada Kamis pekan ini. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones prediksi inflasi naik 3,2 persen year over year (YoY) pada Desember. Sedangkan indeks harga produsen akan rilis pada Jumat pekan ini.
Indeks S&P 500 naik 0,57 persen, indeks Dow Jones bertambah 0,45 persen. Indeks Nasdaq menguat 0,75 persen ke posisi 14.969,65.
Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 10 Januari 2024
Sebelumnya diberitakan, sebagian besar bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Rabu (10/1/2024). Indeks CSI 300 mendekati level terendah dalam lima tahun.
Di satu sisi, bursa saham di Jepang melawan tren untuk memperpanjang level tertinggi dalam 33 tahun. Dikutip dari CNBC, indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 2,01 persen ke posisi 34.000 untuk pertama kalinya sejak Maret 1990. Indeks Nikkei menyentuh 34.441,72.
Indeks Topix bertambah 1,3 persen menjadi 2.444,48. Indeks Topix mencapai level yang belum pernah terlihat selama lebih dari 30 tahun.
Indeks harga konsumen tertimbang Australia naik 4,3 persen year on year (YoY), sedikit lebih rendah dari prediksi berdasarkan jajak pendapat Reuters sebesar 4,4 persen.
Indeks ASX 200 melemah 0,69 persen ke posisisi 7.468,50 setelah hentikan penurunan empat hari berturut-turut pada perdagangan Selasa pekan ini.
Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,75 persen ke posisi 2.541,98. Hal itu di tengah tingkat pengangguran di Korea Selatan mencapai level tertinggi dalam 23 bulan, sedangkan indeks Kosdaq anjlok 1,04 persen ke posisi 875,46.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,49 persen. Indeks CSI 300 China melemah 0,47 persen ke posisi 3.277,13, yang merupakan level terendah sejak 31 Januari 2019.
Di wall street, sebagian besar saham turun. Indeks S&P 500 melemah tipis 0,15 persen. Sedangkan indeks Dow Jones merosot 0,42 persen. Indeks Nasdaq naik 0,09 persen didorong kenaikan sejumlah saham big tech.
Saham Nivia naik 1,7 persen, mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa. Saham Amazon dan Alphabet naik lebih dari 1,5 persen.
Saham Juniper Networks melonjam hampir 22 persen setelah laporan di wall street journal mengatakan, Hewlett Packard Enterprise dapat umumkan kesepakatan akuisisi Juniper Networks senilai USD 13 miliar.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 10 Januari 2024
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Rabu, 10 Januari 2024. Investor menanti rilis data inflasi dan laba terbaru dari perusahaan AS.
Dikutip dari CNBC, Kamis (11/1/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,57 persen ke posisi 4.783,45. Indeks Dow Jones bertambah 170,57 poin atau 0,45 persen ke posisi 37.695,73. Indeks Nasdaq melesat 0,75 persen ke posisi 14.969,65.
Saham Intuitive Surgical dan Lennar menarik indeks pasar lebih tinggi. Masing-masing saham tersebut naik 0,13 persen dan 3,5 persen. Intuitive meningkatkan prospek pertumbuhan untuk tahun fiskal 2024. Lennar juga mengumumkan kenaikan dividen tahunannya.
“Kami berada dalam kondisi tenang sebelum realisasinya,” ujar Managing Partner and Global Strategist MRB Partners, Philip Colmar.
Ia juga mencatat aktivitas pasar cukup tenang mengingat rencana penurunan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) yang telah diperkirakan pada akhir tahun.
“Saat ini, pasar cukup sepi, tapi menurut saya pasar tidak akan sepi sepanjang tahun. Kami telah sepenuhnya memperkirakan skenario soft landing Goldilocks ini,” ujar Colmar.
“Apa berikutnya? Ini mungkin tidak ada landing, yang berarti imbal hasil obligasi mungkin tidak akan bertahan seperti semula, beberapa dari penurunan suku bunga tersebut kembali terjadi dan kemudian volatilitas kembali terjadi di pasar saham, dan kemudian ini bukan pembelian, semua reli yang kami lihat pada akhir tahun,” ia menambahkan.
Investor Menanti Data Inflasi
Investor menanti laporan indeks harga konsumen terbaru yang dijadwalkan rilis Kamis pekan ini. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones prediksi CPI naik 3,2 persen year over year (YoY) pada Desember. Sedangkan indeks harga produsen akan rilis Jumat pekan ini.
Investor akan melihat laporan itu untuk mencari petunjuk kapan the Federal Reserve (the Fed) akan mulai menurunkan suku bunga. Beberapa dari ekspektasi tersebut telah ditolak dalam beberapa hari terakhir, meski peluangnya berada di sekitar 64 persen, menurut CME Group FedWatch.
“Pasar sedang melihat tarik menarik terhadap mereka yang melihat pertumbuhan ekonomi lebih lambat, tetapi masih tangguh dan mereka yang melihat kemunduran ekonomi yang lebih sulit,” ujar LPL Financial Chief Global Strategist Quincy Krosby.
Adapun jelang akhir pekan akan rilis laporan laba perusahaan terutama dari perusahaan keuangan termasuk JPMorgan Chase, Bank of America, UnitedHealth dan Delta Air Lines.
Di satu sisis, saham keluar dari sesi yang beragam. Indeks S&P 500 dan Dow Jones melemah pada perdagangan Selasa pekan ini. Namun, indeks Nasdaq naik tipis.
Advertisement
Pernyataan Pejabat The Fed
Sementara itu, Presiden Federal Reserve New York John Williams menuturkan, data inflasi bergerak ke arah yang benar tetapi memperkirakan kebijakan moneter akan tetap ketat.
“Sikap kebijakan moneter yang membatasi saat ini akan terus memulihkan keseimbangan dan membawa inflasi kembali ke target jangka panjang sebesar 2 persen,” ujar dia.
Williams menilai perlu mempertahankan sikap kebijakan yang restriktif agar tujuan dapat sepenuhnya tercapai. “Dan akan tepat mengurangi tingkat pengekakangan kebijakan saat yakin inflasi bergerak menuju 2 persen pada saat ini berkelanjutan,” ujar dia.
Williams menuturkan, risiko bagi the Fed tetap bersifat dua sisi karena bank sentral mungkin akan menarik kebijakannya terlalu cepat dan menimbulkan risiko inflasi yang lebih tinggi atau tetap mempertahankan kebijakan jangka panjang dan menekan ekonomi.