Liputan6.com, Jakarta - Jemaah yang datang di pengajian Gus Iqdam baik di markas Majelis Ta'lim Sabilu Taubah ST Pusat Blitar maupun di tempat pengajian lain membawa kisah sendiri-sendiri. Banyak di antaranya yang luar biasa.
Ada yang menempuh ratusan kilometer menggunkan sepeda motor demi bertemu gus idolanya, ada yang rela jalan kaki, ada pula yang sudah sampai puluhan kali ngaji di markas ST. Kalau pakai rombongan bus mungkin juga sudah biasa.
Ada kisah yang cukup luar biasa, ada jemaah perempuan yang rela naik sepeda onthel sejak pukul 3 dini hari.
Perjalanan naik sepedanya pun tidak sebentar, tak disebutkan berapa jaraknya,. Namun saat dialog dengan Gus Iqdam, ia menempuh perjalanan dengan sepedanya sekitar 2,5 jam lamanya.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Gus Iqdam Kaget Jemaahnya Naik Sepeda Ontel
Perjuangan perempuan bernama Yeni Anggraeni ini patut mendapat apresiasi setingi-tingginya. Demi ngaji bersama Gus Iqdam ia rela naik sepeda ontel sendirin, pada jam 3 dini hari. Lama perjalanan cukup lumayan, bisa buat betis bengkak.
"Namine sinten bu?," tanya Gus Iqdam.
"Nami kulo Yeni Anggraeni, saking Mlingi".
"Wah jenenge apik men, Yeni Anjani," ujar Gus Iqdam yang salah dengar.
"Yeni Anggraeni," ujar Bu Yeni Meluruskan.
"Oh Yeni Anggraeni?," kata Gus Iqdam mengkoreksi.
"Mriki kalih sinten Bu Yeni?," tanya Gus Iqdam, seperti diunggah TikTok akun @Harry.
"Piyambak, bidal jam tigo," jawabnya.
"Nitih sepeda motor?, " tanya Gus Iqdam.
"Sepeda biasa, sepeda ontel," jawabnya.
"Mosok bu?"
"Inggih saestu,"
"Mangkat jam pinten?"
Advertisement
Ibu Ini Dapat Uang Segepok
"Budal jam tigo enjing wau," ujar Bu Yeni yang berangkat dari rumahnya sejak jam 3 dini hari, dan sampai tempat pengajian selepas subuh.
Gus Iqdam mendengar jawaban-jawaban jemaah ini, kaget terharu dan penasaran. Ia pun menanyakan bagaimana sampai sebegitu luar biasa perjuangannya demi datang ke pengajian. Juga sampai tahu pengajian Gus Iqdam.
Menurut Bu Yeni, ia mendengar kabar, dialangsung memberi tanda di kalender, karena pada tanggal yang sama ada kegiatan di Muslimat NU setempat.
Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai pembantu rumah tangga ini beruntung, di akhir dialog dengan Gus Iqdam, ia diberi uang segepok, yang merupakan sedekah warga Ngawi.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul