Alasan ETF Bitcoin Jadi Gamechanger bagi Industri Kripto

Sejumlah aset manajemen telah mengajukan permohonan ETF Bitcoin sejak 2013. Namun, SEC menolaknya dengan alasan rentan terhadap manipulasi pasar.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Jan 2024, 15:38 WIB
Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS) atau the US Securities and Exchange Commission (SEC) menyetujui exchange-traded funds (ETF) atau ETF Bitcoin pada Rabu, 10 Januari 2024. (Foto: Vadim Artyukhin/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS) atau the US Securities and Exchange Commission (SEC) menyetujui exchange-traded funds (ETF) yang memakai bitcoin sebagai underlyingnya atau ETF Bitcoin pada Rabu, 10 Januari 2024.

Langkah SEC itu dinilai sebagai gamechanger bagi kripto yang selama lebih dari satu dekade mencoba meluncurkan produk ETF Bitcoin.

Dikutip dari Channel News Asia, Kamis (11/1/2024), sejumlah aset manajemen telah mengajukan permohonan ETF Bitcoin sejak 2013. Namun, SEC menolaknya  dengan alasan rentan terhadap manipulasi pasar.

Akan tetapi, pada Agustus, pengadilan menemukan SEC salah dalam menolak permohonan ETF bitcoin Grayscale Investments, sehingga memaksa lembaga itu memikirkan kembali keputusannya.

Pada Rabu, 10 Januari 2024, SEC menyetujui pengajuan dari ARK Investments, BlackRock dan Fidelity, dan lainnya.

Berikut cara kerja produk dan mengapa persetujuan SEC dipandang sebagai hal penting yang dikutip dari Channel News Asia:

Bagaimana ETF Bekerja?

ETF Bitcoin akan terdaftar di Nasdaq, NYSE, dan CBOE. Aset mereka akan terdiri dari bitcoin yang dibeli dari bursa kripto dan disimpan melalui kustodian seperti Coinbase Global.

Produk tersebut mengacu pada bitcoin. Beberapa indeks yang disediakan oleh CF Benchmarks, anak perusahaan pertukaran kripto Kraken yang kumpulkan data perdagangan dari beberapa pasar bitcoin-USD yang  dioperasikan oleh bursa kripto besar.

Untuk mengatasi masalah manipulasi, SEC, Nasdaq dan CBOE telah menciptakan mekanisme pengawasan pasar dengan Coinbase, bursa kripto terbesar di Amerika Serikat.


Berbeda saat Beli Bitcoin Langsung?

Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Perusahaan akan mulai mengenakan biaya mulai dari 0,20 persen-0,80 persen, jauh di bawah rata-rata pasar ETF secara luas.

Apakah berbeda dengan membeli bitcoin langsung?

Ya. ETF Bitcoin spot memungkinkan investor mendapatkan eksposur terhadap harga bitcoin tanpa komplikasi dan risiko memiliki bitcoin secara langsung.

Hal ini termasuk menyiapkan dompet kripto dan akun dengan bursa kripto yang beberapa di antaranya memiliki catatan keamanan siber yang buruk dan rentan terhadap peretasan.

Industri ini juga mengalami serangkaian kebangkrutan dan skandal termasuk ledakan bursa kripto FTX. Pendiri FTX Sam Bankman-Fried dinyatakan bersalah menipu.

Bursa lain juga dituduh melanggar undang-undang sekuritas. Sementara itu, binance bursa kripto terbesar di dunia, baru-baru ini mengaku bersalah karena melanggar undang-undang anti pencucian uang di Amerika Serikat. Sentimen itu terus membuat banyak investor was-was.

Sebaliknya ETF terdaftar di bursa saham yang diatur secara ketat dan dapat diakses melalui akun pialang investor ritel yang ada yang juga diawasi ketat.

Struktur ETF juga meningkatkan aksesibilitas bitcoin bagi investor institusi, yang beberapa di antaranya dilarang investasi langsung pada aset alternatif.


Harga ETF Bitcoin?

Ilustrasi bitcoin (Foto: Kanchanara/Unsplash)

Mengapa berbeda dengan ETF Bitcoin Futures yang ada?

SEC pada 2021 menyetujui ETF bitcoin berjangka yang melacak perjanjian untuk membeli atau menjual bitcoin dengan harga yang telah disepakati sebelumnya.

Namun, produk-produk tersebut tidak melacak pergerakan harga secara tepat, dan biaya perpanjangan kontrak berjangka dapat mengurangi keuntungan sehingga kurang diminati oleh banyak investor.

Apakah ETF Bitcoin Spot di Kanada dan Eropa?

Ya. Namun, Amerika Serikat adalah pasar modal terbesar di dunia, rumah bagi beberapa aset manajer investasi dan investor institusi terbesar di dunia.

Berapa harga ETF Bitcoin?

Tidak jelas. TheProShares Bitcoin Strategy ETF, ETF Bitcoin berjangka pertama yang disetujui oleh SEC pada 2021 hasilkan perdagangan saham senilai USD 1 miliar pada hari pertama.

Beberapa ahli percaya kalau ETF Bitcoin Spot dapat hasilkan keuntungan tiga kali lipat pada hari pertamanya. Angka tersebut bisa membengkak hingga USD 55 miliar dalam lima tahun menurut perkiraan beberapa ahli.

Bitcoin meski menguat 70 persen sejak keputusan Grayscale, analis menuturkan, masih belum jelas seberapa besar kenaikannya. Beberapa pihak mengatakan suku bung akan akan memainkan peran lebih besar.

Bukan Hanya Soal Uang

Bagi industri kripto, ETF Bitcoin spot adalah sebuah kemenangan besar, meningkatkan legitimasi industri kripto dan mendorong bitcoin lebih jauh ke arus utama.

Hal ini juga terjadi di tengah tarik-menarik yang lebih luas antara industri kripto dan SEC yang telah mengawasi sektor ini. Dalam pertarungan khusus, industri dapat klaim kemenangan.


SEC Setujui ETF Bitcoin Spot Pertama di Amerika Serikat

Ilustrasi Bitcoin (Liputan6.com/Sangaji)

Sebelumnya diberitakan, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) telah menyetujui beberapa dana yang diperdagangkan di bursa spot (ETF) Bitcoin setelah berbulan-bulan spekulasi. 

Dilansir dari Coinmarketcap, Kamis, (11/1/2024), ETF Bitcoin Spot yang diajukan oleh perusahaan manajemen aset disetujui secara bersamaan sebelum batas waktu yang diharapkan yaitu 10 Januari 2023. 

Ada total 13 pemohon ETF Bitcoin yaitu BlackRock, Grayscale Investments, Ark Invest & 21Shares, Bitwise, VanEck, WisdomTree, Invesco, Fidelity, Valkyrie, Global X, Hashdex, Franklin Templeton dan Manajemen Aset Pando.

Sejak 2013, banyak perusahaan yang gagal mengajukan dana yang diperdagangkan di bursa Bitcoin. SEC berulang kali menyebut potensi manipulasi pasar di pasar spot sebagai alasan penolakan. 

Namun, SEC menyetujui ETF berjangka Bitcoin pada Oktober 2021, membantu mendorong Bitcoin ke level tertinggi sepanjang masa sebesar USD 69.000 atau setara Rp 1 miliar (asumsi kurs Rp 15.562 per dolar AS) pada November 2021.

Selama beberapa bulan terakhir, telah terjadi banyak pertemuan antara pemohon ETF dan regulator, dengan amandemen yang dilakukan pada pengajuan S1 seperti pembuatan saham dengan uang tunai. 

Khususnya, pengajuan tersebut mencakup perjanjian berbagi pengawasan, dengan banyak yang menyebut bursa mata uang kripto Coinbase yang terdaftar di AS sebagai mitra, untuk mengatasi kekhawatiran atas manipulasi pasar spot.

Harga Bitcoin juga turut meningkat seiring berjalannya optimisme dari persetujuan ET Bitcoin. Pada perdagangan Kamis (11/1/2024) harga Bitcoin berhasil menyentuh USD 47.441 atau setara Rp 738,3 juta. 

 

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya