Pelleng, Sajian Penuh Makna Suku Pakpak Sumatra Utara

Hingga kini, pelleng masih menjadi sajian khas yang banyak dinikmati masyarakat setempat. Mereka terus melestarikan pelleng agar tetap eksis sebagai salah satu identitas budaya kuliner Suku Pakpak.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 13 Jan 2024, 03:00 WIB
Pelleng. (do.Instagram @sidikalang_dairi/https://www.instagram.com/p/BfLeF6TH0xB/Henry)

Liputan6.com, Medan - Pelleng adalah makanan tradisional khas Suku Pakpak. Sajian ini biasanya disajikan untuk berbagai acara, baik acara adat suku maupun acara kekeluargaan yang bersifat sakral.

Suku Pakpak adalah suku besar yang mendiami wilayah Sumatra Utara, mulai dari Barus di Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Dairi, hingga Kabupaten Pakpak Bharat. Suku ini juga banyak ditemui di Kabupaten Singkil dan Kota Subulussalam, Aceh.

Mengutip dari cagarbudaya.sumutprov.go.id, pelleng dibuat dari nasi berbentuk lunak. Adapun beberapa bumbu rempah juga ditambahkan, seperti kunyit, lengkuas, bawang, dan cabe.

Sekilas, sajian ini terlihat seperti nasi kuning. Namun, pelleng memiliki rasa khas dengan dilengkapi daging ayam kampung sebagai lauknya.

Beberapa acara kekeluargaan yang kerap menghadirkan pelleng sebagai jamuan adalah acara lamaran, merantau, bangun rumah, membuka kebun, panen raya, dan lainnya. Tak hanya untuk kegiatan suka cita, pelleng juga kerap hadir di acara duka, seperti mengambat (acara adat untuk orang sakit), meraling tendi, hingga berperang.

Selain itu, pelleng juga kerap disajikan dalam berbagai acara adat, pesta, dan festival budaya. Tak heran, jika makanan ini menjadi salah satu kuliner paling populer bagi masyarakat Pakpak.

Bagi masyarakat Suku Pakpak, pelleng memiliki makna filosofis tersendiri. Pelleng dianggap sebagai simbol doa, harapan, kekuatan, persatuan, obat, perdamaian, perjuangan, kesuksesan, dan kebahagiaan.

Pelleng juga disebut sebagai pelleng si cina mbara atau pelleng si cabe merah. Sebutan itu disematkan pada sajian ini karena adanya cabai merah di dalamnya. Keberadaan cabai melambangkan kekuatan yang membara dan berapi-api layaknya pedasnya cabai.

Hingga kini, pelleng masih menjadi sajian khas yang banyak dinikmati masyarakat setempat. Mereka terus melestarikan pelleng agar tetap eksis sebagai salah satu identitas budaya kuliner Suku Pakpak.

Penulis: Resla Aknaita Chak

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya