Bermula Jual Mas Kawin, Pengusaha Ini Sukses Buka Lapangan Kerja Ribuan Ibu Rumah Tangga

Dengan modal usaha dari menjual mas kawinnya, mereka berusaha memastikan bisnis yang dirintis dapat berjalan sesuai rencana

oleh Septian Deny diperbarui 11 Jan 2024, 17:15 WIB
Ilustrasi Kalung/https://unsplash.com/Atul Vinayak

Liputan6.com, Jakarta Kerja keras memang tidak pernah mengkhianati hasil. Terkadang mengorbankan sesuatu dapat menjadi lecutan untuk menuai kesuksesan. Keberhasilan untuk diri sendiri tentu saja menjadi pencapaian yang patut disyukuri. Seperti yang dilakukan oleh Danu Ibrahim Rifai dan Milla Widya Hapsari. Pasangan suami istri dari Solo ini punya impian untuk bisa menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya.

Mereka ingin mengajak para ibu rumah tangga untuk berkarya. Kemudian, ada keinginan membuat dunia fesyen semakin berkembang. Keduanya pun memutuskan untuk memulai bisnis. 

Dengan modal usaha dari menjual mas kawinnya, mereka berusaha memastikan bisnis yang dirintis dapat berjalan sesuai rencana. Tanpa terasa, mereka sudah menjalankan bisnis lini fashion tersebut selama 6 tahun. Ribuan ibu rumah tangga pun turut menjadi bagian mereka. 

Semua bermula dari sang istri, Milla, yang menggemari dunia fashion. Dirinya memutuskan belajar seputar fashion dari desain hingga teknik pola baju.

Sementara, Danu, sang suami yang memang sudah memiliki basic keilmuan manajemen, membulatkan tekad untuk membangun brand yang dinamakan Khaiya. Di awal tahun pertama mengelola bisnis tersebut, ia memutuskan untuk memakai sistem bisnis dengan skema kemitraan.

Bermula dari hanya memiliki segelintir reseller, kini Khaiya sudah memiliki ratusan mitra yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Model bisnis di Khaiya ini memang paling besar kita fokuskan ke system kemitraan. Jumlah mitra resmi yang sudah terdaftar mencapai kurang lebih 700 mitra, mulai dari distributor, agen, hingga reseller,” ujar Danu.

Bukan tanpa alasan Danu menjalankan skema bisnis tersebut. Dirinya berkeinginan agar Khaiya dapat mewadahi dan memfasilitasi banyak ibu rumah tangga. “Terutama bagi mereka yang ingin memiliki penghasilan dari rumah dan meningkatkan diri dengan memulai bisnis,” kata Danu.

 


Fashion Muslim

Ilustrasi fesyen muslim. (Dok. Khaiya)

Khaiya adalah brand online shop fashion local di Instagram dengan 63,2 ribu followers. Mereka juga menghadirkan fashion muslim dengan sentuhan design kekinian dengan kualitas premium yang dibanderol dengan harga yang cukup terjangkau. 

Di sisi lain, mereka memiliki tagline ‘Aura Kebaikanmu’, dengan keinginan agar dapat memberikan manfaat untuk banyak orang serta dapat memberikan contoh dalam menebarkan kebaikan.

“Hal ini juga didukung dengan berbagai kegiatan kemanusiaan yang diadakan Khaiya. Hal ini bertujuan agar semua orang yang terlibat dengan Khaiya, baik itu karyawan, customer, mitra, dan para vendor dapat merasakan aura positif dan kebaikan,” tutup Danu.


Mendag Mau Desainer Fesyen Muslim Indonesia Kuasai New York dan London Fashion Week

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/7/2022). Rapat membahas pengesahan perjanjian Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan ingin fesyen muslim lokal bisa ikut pameran busana internasional. Langkah ini sebagai salah satu upaya membangun hubungan langsung dengan pasar global.

Hal ini disampaikannya dalam konferensi pers Jakarta Muslim Fashion Week 2022. Gelaran ini akan digelar pada 19-23 Oktober 2022 di ICE BSD, Tangerang, Banten.

"Untuk mendukung ini saya dari hari yang paling dalam, tulus sungguh-sungguh ingin mengembangkan pakaian muslim ini, dengan sekuat tenaga selama sisa waktu menjadi menteri perdagangan saya akan membantu ini," kata Zulkifli Hasan dalam konferensi pers Jakarta Muslim Fashion Week, di Kementerian Perdagangan, Rabu (12/10/2022).

"Karena ini memang potensinya besar, kita punya orang yang punya talenta, desainer-desainer hebat, saya berapa kali juga datang saya percaya diri bahwa ini kita memang bisa, dan kita bisa tembus pasar internasional itu, percaya yakin saya bisa itu," tambahnya.

Zulkifli Hasan melihat ada potensi pasar yang baik di beberapa negara. Misalnya, Afrika Selatan, Timur Tengah, hingga Asia Selatan.

"Oleh karena itu kita akan coba menembus pasar baru ini, tentu itu tidak mudah, tidak bisa sekali datang, atau teman-teman datang ke New York Fashion Week, terus selesai, enggak, atau ke London Fashion Week, terus selesai, enggak. Harus berkali-kali, tiap tahun Dubai ada pameran kita mesti ikut, Qatar ada pameran kita mesti ikut, Afrika Timur, Timur Tengah, Asia Tengah dan Asia Selatan," bebernya.

"Nanti juga kita bisa ikut pameran-pameran yang saya sebutkan tadi, di Afrika kita harus sering membangun hub langsung, di Afrika juga ada Maroko, Maroko juga biasanya pamerannya bagus di kunjungi," tambah dia.


Peluang Ekonomi Syariah

Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST) 2022 digelar dalam upaya mewujudkan Indonesia sebagai pusat produk halal dan kiblat fesyen muslim dunia.

Pada kesempatan itu, Mendag Zulkifli menekankan kalau Indonesia punya potensi pengembangan ekonomi syariah. Bahkan, bisa menjadi salah satu pusat ekonomi syariah dunia.

"Ekonomi syariah menjadi salah satu alternatif dalam menjawab dinamika perekonomian global itu. Bahkan saat ini telah terjadi kompetisi penerapan ekonomi syariah antar negara tentunya Indonesia tidak ingin tertinggal dalam persaingan internasional tersebut," ujar dia.

Dia menyebut, sektor-sektor ekonomi syariah tak hanya sebatas pada produk halal seperti makanan. Tapi juga termasuk dengan produk fesyen.

"Tentu kemendag untuk memperkuat ekonomi syariah itu adalah memperkuat rantai nilai produk halal sektor utama yang menjadi fokus itu mencakup klaster makanan minuman pariwisata media rekreasi farmasi kosmetik dan mode fesyen," pungkasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya