Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat atau USD mempertahankan posisinya yang kuat pada Jumat, 12 Januari 2024. USD menguat ketika inflasi AS naik sedikit melebihi perkiraan pada bulan Desember, ditambah dengan tanda-tanda ketahanan pasar tenaga kerja baru-baru ini, memberikan dorongan yang lebih kecil bagi The Fed untuk mulai memangkas suku bunga lebih awal.
Alat CME Fedwatch kini menunjukkan, para pedagang tampaknya telah meningkatkan taruhan bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya paling cepat pada Maret 2024.
Advertisement
CME Fedwatch menunjukkan, para pedagang memperkirakan peluang sebesar 70,2 persen untuk pemotongan sebesar 25 basis poin pada tahun 2024, naik dari peluang 64,7 persen yang terlihat sehari yang lalu.
"Taruhan untuk penurunan suku bunga lebih awal tetap ada bahkan ketika beberapa pejabat Fed menolak ekspektasi tersebut, mengingat inflasi masih tetap tinggi dan jauh di atas target tahunan bank sentral sebesar 2 persen," kata Ibrahim Assuaibi, Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka dalam paparan tertulis dikutip Jumat (12/1/2024).
Sementara itum di Asia, data ekonomi China menunjukkan beberapa perkembangan positif data inflasi dan perdagangan. Hal ini mengisyaratkan beberapa tanda pemulihan di negara ekonomi terbesar di Asia pada bulan Desember.
Inflasi CPI China meningkat sedikit dari bulan ke bulan, sementara ekspor tumbuh lebih besar dari perkiraan.
Namun, China masih dalam perjuangan untuk mencapai tingkat aktivitas ekonomi sebelum pandemi, karena pemulihan ekonomi sebagian besar gagal terwujud di 2023 lalu.
Rupiah Melemah Tipis jelang Akhir Pekan, 12 Januari 2024
Rupiah ditutup melemah tipis 1 point dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat menguat 5 point dilevel Rp. 15.550 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.548.
Untuk perdagangan Senin depan, nilai Rupiah diproyeksi fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp. 15.530- Rp. 15.590.
Indeks Penjualan Rill Indonesia
Bank Indonesia (BI) mencatat indeks penjualan riil atau IPR per Desember 2023 sebesar 217,9.
Angka ini menandai perumbuhan 0,1 persen secara tahunan (year on year/yoy). Kinerja penjualan eceran pada Desember 2023 juga diperkirakan tetap kuat.
Secara bulanan, penjualan eceran juga diprakirakan meningkat, dengan pertumbuhan sebesar 4,8 persen (month to month/mtm).
"Sedangkan, kinerja seluruh kelompok diprakirakan meningkat, terutama pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi, sub kelompok sandang, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau," kata Ibrahim.
"Hal ini sejalan dengan perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional Natal dan libur tahun baru yang meningkatkan permintaan dalam negeri, serta strategi potongan harga dari retailer," lanjutnya.
Advertisement
Indeks Ekspektasi Harga di 2024
Sedangkan pada November 2023, kata dia, IPR tercatat tetap kuat sebesar 207,9. Angka ini secara tahunan tumbuh sebesar 2,1 persen yoy.
Secara bulanan, penjualan eceran tetap tumbuh sebesar 0,2 persen mtm. Ini terutama ditopang oleh meningkatnya pertumbuhan kelompok suku cadang dan aksesori dan subkelompok sandang.
Sementara dari sisi harga, indeks ekspektasi harga umum (IEH) pada Februari dan Mei 2024 masing-masing sebesar 129,3 dan 132,4. Angka ini lebih rendah daripada IEH bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 133,1 dan 137,8.