Turun ke Bumi Jelang Kiamat, Apakah Nabi Isa AS Membawa Syariat Baru?

Apakah turunnya Nabi Isa ke bumi jelang kiamat ini membawa syariat baru atau tidak?

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jan 2024, 22:30 WIB
Turunnya Nabi Isa AS ke muka bumi.

Liputan6.com, Cilacap - Umat Islam wajib meyakini bahwa Nabi Isa AS tidak meninggal dibunuh oleh orang-orang Yahudi. Dalam peristiwa mengerikan itu Allah SWT menyelamatkan Nabi Isa AS dan menggangkat jasad dan ruhnya ke langit.

Adapun yang berhasil disalib dan dibunuh ialah sosok yang diserupakan Nabi Isa oleh Allah SWT. Namanya ialah Yudas Iskariot.

Suatu ketika Nabi Isa akan turun ke dunia. Hal ini merupakan salah satu tanda-tanda kiamat kubro. Turunnya Nabi Isa AS ini akan mengingatkan kembali umat manusia yang telah terjerumus ke dalam jurang kegelapan dan dosa.

Kondisi manusia saat turunnya Nabi Isa ini dalam situasi kemaksiatan merajalela di mana-mana dan dunia dipenuhi huru-hara yang besar, seperti seringnya terjadi peperangan.

Namun terkait dengan turunnya Nabi Isa ke bumi jelang ini apakah membawa syariat baru atau tidak?

 

Simak Video Pilihan Ini:


Apakah Membawa Syariat Baru?

Nabi Isa (SS: YT Maiora Media)

Turunnya Nabi Isa AS di akhir zaman terekam dalam sabda Rasulullah SAW berikut,

إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْا قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ: فَذَكَرَ الدُّخانَ والدَّجَّالَ والدَّابَّةَ وطلوعَ الشَّمسِ مِنْ مَغْربهَا وَنُزُولَ عِيْسَى بن مَرْيَم ويَأْجُوْجَ ومَأْجُوْجَ وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ

Artinya, “Sesungguhnya kalian tidak akan pernah melihat kiamat sehingga kalian melihat 10 tanda-tanda sebelumnya. Kemudian nabi menyebutkan, (1) munculnya asap; (2) dajjal; (3) binatang besar; (4) matahari terbit dari tempat terbenamnya; (5) turunnya Nabi Isa bin Maryam; (6) Ya’jud; (7) Ma’juj; dan tiga kali gerhana (1. Gerhana di timur; 2. Gerhana di barat; 3. Gerhana di Jazirah Arab).” (HR Hudzaifah).

Menukil NU Online, turunnya Nabi Isa di akhir zaman bukan berarti ia membawa ajaran dan syariat baru, tidak pula membwa ajarannya ketika ia menjadi nabi sebelum diutusnya Nabi Muhammad, akan tetapi ia tetap melanjutkan syariat Rasulullah, dengan berpedoman pada Al-Qur’an dan hadits.

Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam riwayat sahabat Abu Hurairah, Nabi bersabda:

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا مُقْسِطًا

Artinya, “Demi Zat yang jiwaku berada dalam kuasa-Nya, sungguh akan segera turun kepada kalian semua, Nabi Isa bin Maryam, sebagai hakim yang adil.”

Imam Abul Fadl Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitabnya menjelaskan perihal maksud turunnya Nabi Isa sebagai hakim dalam hadits di atas. Menurutnya, ia akan turun sebagai hakim menggunakan konsep syariat Nabi Muhammad, bukan syariatnya yang dahulu. Oleh karena itu, syariat ini akan terus berlangsung tanpa adanya perubahan,

وَالْمَعْنَى أَنَّهُ يَنْزِلُ حَاكِمًا بِهَذِهِ الشَّرِيْعَةِ فإن هِذهِ الشَّرِيْعَةَ بَاقِيَةٌ لَا تُنْسَخُ بَلْ يَكُوْنُ عِيْسَى حَاكِمًا مِنْ حُكَّامِ هَذِهِ الْأُمَّةِ

Artinya, “Yang dimaksud “hakim” (dalam hadits di atas) adalah (Nabi Isa) turun sebagai hakim menggunakan syariat ini (Nabi Muhammad). Sebab, syariat ini akan tetap tanpa adanya perubahan, dan Nabi Isa akan turun sebagai hakim dari umat ini.” (Imam Ibnu Hajar, Fathul Bari Syarh Shahihil Bukhari, [Beirut, Darul Ma’rifah: 1379], juz VI, halaman 491).

Bukan turun sebagai nabi dengan syariat tersendiri, atau syariat yang akan merubah (syariat yang ada), akan tetapi ia sebagai hakim dari hakim umat ini.” (Imam Nawawi, Syarah Nawawi ‘alal Muslim, [Beirut, Darul Ihya at-Turats, cetakan kedua: 1392], juz II, halaman 190).

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Imam Abu Zakaria Yahya bin Syarf an-Nawawi (wafat 676 H) dalam kitab Syarah Nawawi ‘alal Muslim, II/190, begitu juga menurut penjelasan Syekh Abul Ala Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mubarakfuri (wafat 1353 H) dalam kitab Tuhfatul Ahwadi bi Syarhi Jami’ at-Tirmidzi, VI/405, dan mayoritas ulama yang lain.

 

 


Hikmah Turunnya Nabi Isa

Ilustrasi doa, harapan, Islami. (Image by jcomp on Freepik)

Imam al-Hafiz Abul Fadl Jalaluddin Abdurrahman as-Suyuthi dalam kitabnya mengatakan bahwa terdapat hikmah di balik turunnya Nabi Isa sebelum datangnya kiamat, yaitu untuk membantah keyakinan orang-orang Yahudi yang menganggap telah membunuhnya,

وَقَدْ ذُكِرَ فِي حِكْمَةِ نُزُوْلِ عِيْسَ دَوْنَ غَيْرِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ الرَّدُّ عَلَى الْيَهُوْدِ فِي زَعْمِهِمْ أَنَّهُمْ قَتَلُوْهُ فَأَكْذَبَهُم الله فِي ذَلِك وَأَنّهُ هُو الذِيْ يَقْتُلُهُمْ وَيَقْتُلُ رَأْسَهُمْ الدَّجَالَ

Artinya, “Sungguh telah disebutkan perihal hikmah turunnya Nabi Isa bukan nabi yang lain, yaitu untuk membantah keyakinan orang-orang Yahudi yang memiliki anggapan bahwa mereka telah membunuhnya, maka Allah mendustakan mereka dalam hal tersebut.

Dan, Nabi Isa-lah yang akan membunuh mereka dan membunuh pimpinan mereka, yaitu Dajjal.” (Imam as-Suyuthi, at-Tausyekh Syarh al-Jami’ as-Shahih, [Riyadl, Maktabah ar-Rasyid: 1419 H/1998 M], juz I, halaman 225). Demikian penjelasan perihal turunnya Nabi Isa alaihissalam di akhir zaman sebagai salah satu tanda datangnya hari kiamat. Kedatangannya tanpa membawa syariat baru, namun tetap melanjutkan syariat Nabi Muhammamd saw. Wallahu a’lam.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya