Mendiang Sinead O'Connor Buktikan Patah Hati Sama Mematikannya dengan Serangan Jantung?

Sindrom patah hati diduga telah "membunuh" penyanyi Sinead O'Connor.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 13 Jan 2024, 04:00 WIB
Sinead O'Connor. (Twitter/ MagdaDavitt77)

Liputan6.com, Jakarta - Kardiomiopati takotsubo disebut jadi kemungkinan penyebab meninggalnya mendiang penyanyi Sinead O'Connor pada 26 Juli 2023. Dijuluki Kardiomiopati takotsubo lantaran kondisi itu dipicu kesedihan atau perpisahan mendalam yang melemahkan jantung dengan membengkaknya sebagian organ tersebut.

Penyebab meninggalnya sang bintang telah diungkap mantan pacar sekaligus manager O'Connor, Dermott Hayes. Mengutip The Sun, Jumat, 12 Januari 2024, ia mengutip pernyataan petugas medis yang sempat menyebut bahwa O'Connor meninggal karena sebab alamiah di usia 56 tahun.

O’Connor mengaku merasa "tersesat" setelah putranya yang berusia 17 tahun, Shane, bunuh diri pada 2022. Hayes, yang berkencan dengan penyanyi tersebut selama dua tahun, mengatakan, "Dari sini, Anda dapat menduga bahwa patah hati adalah gejala penyakit yang nyata dan merupakan penyebab kematian."

Ia menyambung, "Kepergian Sinead tidak mengurangi rasa sakitnya. Itu lebih berkaitan dengan patah hati."

Sebuah studi yang dilakukan Universitas Aberdeen menemukan bahwa orang yang didiagnosis menderita Kardiomiopati takotsubo memiliki risiko kematian di atas rata-rata setidaknya selama lima tahun setelah diagnosis. Kondisi ini jarang terjadi, namun wanita lebih mungkin mengalaminya dibandingkan pria, dan sebagian besar pasien dapat sembuh total. 

Mereka biasanya diberikan obat mencegah serangan jantung, namun penelitian terhadap 3.720 orang, yang diterbitkan dalam jurnal JACC Advances, menunjukkan bahwa obat tersebut tidak manjur. Seperempat pasien dengan Kardiomiopati takotsubo meninggal selama penelitian. 


Kata Ahli Jantung

Ucapan belasungkawa penggemar atas kematian Sinead O'Connor. (Brian Lawless/PA via AP)

Profesor Dana Dawson, penulis studi dan ahli jantung di Skotlandia, mengatakan, "Data kami menunjukkan dengan jelas bahwa kami tidak menangani kondisi ini dengan benar."

"Pasien-pasien ini memiliki angka kematian lebih tinggi dibandingkan populasi umum dan kemungkinan meninggalnya sama besar dengan orang-orang yang menderita serangan jantung," katanya lagi.

Ia mengungkap bahwa penting bagi kita untuk menemukan cara yang tepat untuk menangani "kelompok orang yang unik ini." Studi ini telah mengidentifikasi satu obat sebagai terobosan potensial, namun diperlukan lebih banyak penelitian.

Diperkirakan 2.500 orang per tahun menderita Kardiomiopati takotsubo di Inggris. Sementara itu, diperkirakan ada 1,4 juta orang yang selamat dari serangan jantung di negara itu. Mereka menyumbang sekitar 100 ribu kasus rawat inap di rumah sakit setiap tahun.

Dr Sonya Babu-Narayan dari British Heart Foundation mengatakan, "Lebih banyak penelitian tentang takotsubo dapat mengungkap penyebab dan pengobatannya dengan lebih baik untuk menyelamatkan dan meningkatkan kehidupan."


Gejala Patah Hati

Ilustrasi patah hati. (dok. Kelly Sikkema/Unsplash/Adhita Diansyavira)

Mengutip laporan Tim Health, sebagian besar orang mungkin pernah mengalami patah hati. Perpisahan bisa saja terasa begitu pedih sampai dada terasa sesak dan sulit bernapas. Bahkan, beberapa orang merasa mual ketika mengalami patah hati.

Tahukah Anda bahwa kondisi tersebut disebut lovesickness? Lovesickness merupakan perasaan menderita ketika patah hati.

Situasi ini biasanya akan berdampak pada kondisi emosional, tapi beberapa orang juga mengalami gangguan kesehatan fisik. Beberapa gejala fisik lovesickness akibat patah hati menurut psikolog dan pelatih hubungan, Shelley Sommerfeldt, Psy.D, antara lain:

  1. Kesulitan tidur
  2. Gelisah
  3. Tidak mampu berkonsentrasi atau fokus
  4. Kerap menangis
  5. Nyeri atau ketegangan di dada
  6. Suasana hati dan napsu makan berubah

"Di samping itu, sebagian orang yang baru putus cinta mengalami sakit perut dan depresi," kata psikolog klinis yang berspesialisasi dalam perpisahan dan trauma, Sarah Gundle, Psy.D.


Cara Menyembuhkan Patah Hati

Ilustrasi patah hati (dok.unsplash)

Menurut Gundle, kondisi tersebut dipengaruhi pikiran yang kalut. Namun, Sommerfeldt menegaskan, orang yang mengalami lovesickness tidak dinggap sebagai gangguan mental.

Sommerfeldt berpendapat, hal itu hanya sebatas respons tubuh yang sedang mengalami kesedihan mendalam dan dikuasai perasaan rindu pada seseorang.

Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan ketika mengalami hal seperti ini? Gundle dan Sommerfeldt menyarankan beberapa cara untuk menyembuhkan lovesickness.

1. Lakukan Hal yang Disenangi

Merawat diri adalah salah satu hal terpenting yang dapat dilakukan saat sedang mengalami patah hati. Sebaiknya pikirkan aktivitas yang  bisa membuat merasa bahagia dan santai. Misal, konsumsi makanan sehat, membaca, menulis, bermeditasi, maupun olahraga.

2. Memutus Komunikasi dan Setop Stalking Mantan

Baik Gundle maupun Sommerfeldt setuju, menjauhkan diri dari sumber penyakit dapat membantu proses penyembuhan patah hati. "Kita perlu membatasi diri untuk tidak stalking dan chatting mantan kekasih,” kata Sommerfeldt.

3. Lakukan Mindfulness

Metode mindfulness merupakan praktik menyadari dan hadir sepernuhnya di suatu kegiatan. Misalnya, seperti saat sedang akan makan, usahakan untuk tidak terburu-buru. Mulailah dengan menghembuskan napas, berdoa, mencium aroma makanan, dan merasakan kelezatannya.

Infografis Macam-Macam Bahasa Cinta. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya