OJK Belum Terima Permohonan Izin Penggabungan BTN Syariah dengan Muamalat

JK akan mendorong terjadinya konsolidasi BUS dan UUS untuk menjadi bank syariah baru dengan minimal total aset Rp200 Triliun.

oleh Tira Santia diperbarui 12 Jan 2024, 08:42 WIB
Nasabah Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. tengah melakukan transaksi di kantor BTN Syariah di Jakarta. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan hingga kini belum menerima permohonan izin terkait penggabungan BTN Syariah dengan Bank Muamalat.(Liputan6.com/Pool/BTN)

Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan hingga kini belum menerima permohonan izin terkait penggabungan BTN Syariah dengan Bank Muamalat.

"Saat ini belum ada permohonan perizinan terkait rencana aksi korporasi dimaksud," Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/1/2024

Namun demikian, kata Dian, kedua pihak telah melakukan komunikasi dengan OJK. Adapun terkait bank mengajukan permohonan kepada OJK, maka OJK akan segera mengevaluasi dan memproses sesuai ketentuan yang berlaku.

Terkait dengan upaya pengembangan dan penguatan industri perbankan syariah, OJK akan mendukung langkah konsolidasi yang akan dilakukan dalam rangka pengembangan perbankan syariah Indonesia.

Dian menegaskan, OJK akan mendorong terjadinya konsolidasi BUS dan UUS untuk menjadi bank syariah baru dengan minimal total aset Rp200 Triliun.

"Kita harapkan akan ada 1-2 BUS hasil konsolidasi," imbuhnya.

Selanjutnya, dengan upaya konsolidasi ini diharapkan struktur pasar perbankan syariah kedepan akan lebih ideal dengan kehadiran beberapa bank syariah berskala besar yang lebih kompetitif.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan target aksi korporasi dalam bentuk penggabungan (merger) antara Bank BTN dan Bank Muamalat rampung Maret 2024.

Dalam proses merger tersebut, ia mengaku telah berdiskusi dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Kementerian Agama.

Jika aksi korporasi tersebut dapat terwujud, Erick Thohir meyakini Indonesia akan kembali memiliki bank syariah yang skalanya cukup besar, selain PT Bank Syariah Indonesia (BSI).

"Kemarin sudah diskusi dengan BPKH, Menteri Agama. Mungkin enggak kita bersinergi antara Bank Muamalat dengan BTN Syariah untuk menjadikan alternatif bank syariah yang besar," ujar Erick Thohir di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (19/12/2023). 


Ekosistem ekonomi syariah

Nasabah Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. tengah melakukan transaksi di kantor BTN Syariah di Jakarta, Rabu (06/04/2021). BTN Syariah tetap mencatatkan pertumbuhan kinerja mencapai double digit kendati berada di masa pandemi. (Liputan6.com/Pool/BTN)

 

Erick melanjutkan, ekosistem ekonomi syariah di Indonesia punya potensi sangat besar. Salah satu indikator pendukungnya yakni harus menggenjot industri perbankan syariah di Tanah Air agar semakin kompetitif.

"Karena kenapa? finansial syariah ini menjadi sesuatu yang justru menarik pada saat ini. Jadi ke depan sedang dalam proses pembicaraan. Kalau semuanya lancar, Maret (2024) bisa final," kata Erick.

Bank BTN sebelumnya sempat membocorkan rencana aksi untuk melakukan akuisisi Bank Muamalat. Corporate Communication BTN Ramon Armando mengungkapkan, saat ini BTN memang tengah menyiapkan langkah untuk melakukan pemisahan atau spin-off Unit Usaha Syariah (UUS).

Menurut dia, proses spin-off UUS menjadi Bank Umum Syariah (BUS) terus berjalan dengan mengkaji opsi yang paling efisien, mudah dan cepat dilaksanakan.

"Opsi pertama yaitu akan mendirikan perusahaan baru atau meminta lisensi baru untuk BUS, sedangkan opsi kedua yaitu melakukan akuisisi bank syariah yang sudah ada," kata Ramon beberapa waktu lalu.

"Untuk melaksanakan opsi kedua, Perseroan sedang melakukan penjajakan dengan beberapa bank syariah yang ada dan terus berkomunikasi untuk mendapatkan penawaran terbaik," imbuhnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya