Liputan6.com, Flores - Usai status Gunung Lewotobi Laki-Laki naik menjadi Awas, Tim SAR Gabungan aktif melakukan patroli dan pemantauan pada area radius lima kilometer, untuk memastikan warga keluar dari radius bahaya.
Advertisement
"Kami cek warga yang masuk dalam area lima kilometer itu karena banyak warga masih kembali ke rumah karena menurut mereka aman," kata Koordinator Operasi Basarnas Gunung Lewotobi Laki-laki, Yudha Pradana Putra, di Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, Kamis malam (11/1/2024).
Sebagaimana rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun dalam radius empat kilometer dari puncak erupsi atau sektoral lima kilometer ke arah barat laut-utara.
Desa yang masuk dalam radius itu yakni Desa Dulipali di Kecamatan Ile Bura.
Patroli dan pemantauan juga dilakukan di Desa Nobo dan Nurabelen yang terpantau menjadi daerah arah aliran lava.
Atas rekomendasi itu, Tim SAR Gabungan menyusuri setiap jalan di desa untuk memastikan tidak ada lagi warga yang tinggal di rumah, khususnya warga rentan seperti orang tua lanjut usia, perempuan, dan anak-anak.
Mereka juga melakukan pendekatan dengan keluarga atau warga yang hendak dievakuasi ke posko-posko.
"Setiap hari kami lakukan pengecekan," ucapnya.
Pantau Pakai Drone
Selain melakukan patroli, Tim SAR Gabungan pemetaan dan pemantauan menggunakan pesawat nirawak (drone).
Alat versi thermal milik Basarnas Maumere itu bisa mendeteksi panas, lalu menggunakan kamera infra-red untuk mengetahui titik-titik sumber api yang ada.
Yudha mengatakan hasil pemantauan dikoordinasikan dengan pos pengamatan gunung api.
Selain itu visual yang ada menjadi gambaran dari tim rescue untuk mengambil tindakan evakuasi yang diperlukan.
"Pemetaan udara itu juga sebagai langkah untuk rencana evakuasi apabila dibutuhkan," katanya.
Tim SAR Gabungan terdiri dari Basarnas Maumere, Satuan Brimob Polda NTT, Satuan Polairud Polda NTT, PMI Sikka, dan potensi SAR lainnya.
Baca Juga
Advertisement