Kapal Wangkang dibakar pada upacara puncak agar arwah yang terkumpul dapat berlayar secara simbolis ke alam lain saat Festival Wangkang atau Kapal Kerajaan di Malaka, Malaysia, Kamis (11/1/2024). (AP Photo/Vincent Thian)
Warga keturunan Tionghoa menarik replika raksasa kapal tongkang kerajaan di Malaka dalam prosesi langka dan penuh warna yang bertujuan untuk mengumpulkan dan mengusir roh jahat. (AP Photo/Vincent Thian)
Penuh dengan ritual keagamaan dan budaya, Kapal Wangkang meliuk-liuk melewati rute 9 kilometer (6 mil) di kota bersejarah Malaka dengan 22 perhentian di mana para pendeta melakukan ritual pembersihan untuk mengusir roh jahat dan pengaruh negatif lainnya. (AP Photo/Vincent Thian)
Festival Wangkang dibawa ke Malaka oleh Pedagang Hokkian dari Tiongkok dan pertama kali terjadi pada tahun 1854. Prosesi telah dilaksanakan pada tahun 1919, 1933, 2001, 2012 dan 2021. (AP Photo/Vincent Thian)
Setelah prosesi hari Kamis, parade singkat lainnya diadakan pada malam hari yang berpuncak pada upacara pelepasan di mana tongkang dibakar sehingga arwah yang dikumpulkan dapat secara simbolis berlayar ke alam lain. (AP Photo/Vincent Thian)
Penyelenggara mengatakan tujuan festival ini adalah untuk membawa kesehatan, perdamaian, kemakmuran dan kebahagiaan bagi negara dan dunia. (AP Photo/Vincent Thian)
Malaysia dan Tiongkok bersama-sama memperoleh pengakuan UNESCO atas Festival Wangkang sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2020. Menurut UNESCO, upacara dan praktik terkait berakar pada adat istiadat masyarakat yang memuja Ong Yah, dewa yang diyakini melindungi manusia dan tanah mereka dari bencana. (AP Photo/Vincent Thian)
Ini dikembangkan di wilayah Minnan Tiongkok antara abad ke-15 dan ke-17 dan sekarang berpusat di wilayah pesisir Tiongkok di Teluk Xiamen dan Teluk Quanzhou serta di Malaka. (AP Photo/Vincent Thian)