Liputan6.com, Jakarta Harga sejumlah komoditas pangan terpantau menurun pada Minggu kedua Januari 2024. Hari ini, Jumat (14/1/2024), berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) menunjukkan, harga cabai terus mengalami penurunan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Terpantau, indikator harga cabai menunjukkan warna hijau yang berarti mengalami penurunan. Baik untuk harga cabai merah keriting, cabai merah besar, dan cabai rawit merah.
Advertisement
Untuk rinciannya, harga cabai merah keriting mengalami penurunan 1,48 persen menjadi Rp 53.300 per kilogram dari sebelumnya Rp 54.100 per kilogram.
Harga cabai rawit merah mengalami penurunan yang cukup signifikan yakni 2,22 persen menjadi Rp 66.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 67.600 per kilogram.
Selanjutnya, harga cabai merah besar turun 1,58 persen menjadi Rp 56.200 per kilogram dari sebelumnya Rp 57.100 per kilogram. Hal yang sama juga dialami daging ayam ras yang turun 0,54 persen menjadi Rp 37.100 per kg dari sebelumnya Rp 37.300 per kg. Kemudian bawang merah turun 0,25 persen menjadi Rp 40.000 per kg dari sebelumnya Rp 40.100 per kg.
Sementara, untuk komoditas lainnya masih menunjukkan indikator sama dengan (=) yang berarti harga stabil, yaitu terdiri dari harga beras medium, Gula Pasir, Minyak Goreng Kemasan Premium, Minyak Goreng Curah, Minyak Goreng MINYAKITA, Daging Sapi Paha Belakang, Telur Ayam Ras, Tepung Terigu, dan Kedelai Impor.
Disisi lain, masih terdapat sejumlah harga pangan yang mengalami kenaikan, diantaranya, Bawang Putih Honan mengalami kenaikan 0,51 persen menjadi Rp 39.800 per kg dari sebelumnya Rp 39.600 per kg.
Berikut daftar harga pangan berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, Jumat (5/1/2024):
- Beras Medium Rp 13.800 per kg
- Beras Premium Rp 15.200 per kg
- Gula Pasir Rp 17.300 per kg
- Minyak Goreng Kemasan Premium Rp 20.700 per liter
- Minyak Goreng Curah Rp 14.500 per liter
- Minyak Goreng, MINYAKITA Rp 15.100 per liter
- Daging Sapi Paha Belakang Rp 136.500 per kg
- Daging Ayam Ras Rp 37.100 per kg
- Telur Ayam Ras Rp 29.000 per kg
- Tepung Terigu Rp 13.200 per kg
- Kedelai Impor Rp 15.400 per kg
- Cabe Merah Keriting Rp 53.300 per kg
- Cabe Rawit Merah Rp 66.100 per kg
- Cabe Merah Besar Rp 56.200 per kg
- Bawang Merah Rp 40.000 per kg
- Bawang Putih Honan Rp 39.800 per kg
Dirut Bulog Sebut Harga Beras Belum Bakal Turun Awal 2024
Harga beras pada awal 2024 diprediksi belum akan turun seiring sejumlah faktor yang membuat harga beras tetap tinggi. Salah satunya produksi yang masih belum pulih.
Hal itu disampaikan Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi pada Kamis (11/1/2024).
"Memang untuk 2024 belum atau paling tidak pada tahun awal ini belum ada tanda pergerakan (harga turun),” ujar Bayu Krisnamurthi seperti dikutip dari Antara.
Bayu menuturkan, tiga faktor yang pernah disampaikan mengakibatkan harga beras naik masih ada. Pertama, produksi yang masih belum pulih. Kedua, biaya-biaya masih tetap tinggi terutama harga pupuk sedunia masih bergejolak dan cenderung tinggi.
“Dan yang ketiga adalah kebijakan-kebijakan negara yang belum membuat (harga) pasar dunia tak turun,” ia menambahkan.
Bayu mengatakan, defisit produksi beras pada awal 2024, sebagaimana disebutkan Badan Pusat Statistik (BPS), lantaran terjadi kemunduran panen padi di sebagian besar wilayah di Jawa.
Namun, Bayu meminta agar masyarakat tidak perlu panik karena Bulog memiliki stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang cukup hingga panen raya terjadi pada April 2024.
Bayu mengatakan, Bulog memiliki stok CBP sebanyak 1,3 juta ton dan akan bertambah dengan importasi beras sebanyak 500 ribu ton yang merupakan sisa dari penugasan impor tahun lalu. Selain itu, penyerapan produksi dalam negeri dari sejumlah daerah yang akan panen lebih awal.
“Cukup. Bantuan pangan beras sekitar 220 ribu ton dikali 3 bulan Cuma 660 ribu ton. Ditambah pelaksanaan Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) 3 bulan, jadi 900an ribu ton. Yang diminta pemerintah Bulog harus menjaga stok 1 juta at anytime,kita berusaha memasukkan termasuk dari impor,” kata dia.
Ia menuturkan, pihaknya akan terus memperkuat SPHP. “Karena kalau orang ke pasar mengecek beras ada tapi yang diinginkan mahal, jadi ada alternatifnya yakni SPHP. Mungkin tidak pas selera tapi berasnya bagus, itu langkah kita,” ujar Bayu.
Advertisement
Beras Impor
Bayu mengatakan, pasar ritel juga tersedia dan di setiap tempat ada. “Dua langkah itu kita coba lakukan dan Bulog juga mengusahakan beras komersial terus dilakukan,” ujar Bayu.
Bayu mengatakan, beras impor sebanyak 500 ribu ton itu berasal dari Vietnam, Thailand, Myanmar dan Pakistan. Sedangkan penugasan impor sebanyak 2 juta ton pada 2024, menurut dia belum akan dilakukan dalam waktu dekat.
Hal itu mengingat selain importasi harus dilakukan secara terukur, saat kondisi Pelabuhan tengah penuh dan juga ada kelangkaan container imbas ramainya proses bongkar muat.
Berdasarkan Panel Harga Pangan milik Badan Pangan Nasional, harga rata-rata beras medium nasional adalah Rp 13.310 per kg. Harga itu cenderung sejak awal tahun yang berkisar Rp 13.200 per kg.