Liputan6.com, Subang - Kang Dedi Mulyadi, sampai saat ini terlihat masih getol menyapa warga di setiap pelosok kampung di berbagai daerah. Tak jarang, dalam setiap kegiatannya itu ia kerap menyisipkan pesan agar kita memuliakan ibu.
Bahkan, dalam kegiatan kampanyenya sebagai Calon Legislatif (Caleg) DPR-RI dari Partai Gerindra beberapa waktu lalu, ia kerap mengundang kaum ibu. Adapun tema yang ia usung dalam sosialiasainya ini, Sungkem ka Indung, Tunggul Rahayu, Indonesia Maju.
Lantas, apa sih yang mendasari dirinya terus mengkampanyekan pentingnya memuliakan ibu? Menurut Kang Dedi, sosok ibu menjadi dasar ketahanan Negara yang dimulai dari ketahanan keluarga.
Baca Juga
Advertisement
Di setiap kegiatannya, Kang Dedi pun kerap mengungkapkan sosok perempuan bernama Karsiti. Beliau, merupakan sosok inspiratif dan hebat yang berpengaruh dalam perjalanan hidupnya secara pribadi.
Siapa sih ibu Karsiti? Mungkin sebagian masyarakat tidak mengenal dengan perempuan yang menjadi sosok inspiratif dalam perjalanan karir Dedi Mulyadi.
Ya, ibu Karsiti adalah ibunda dari pria yang saat ini mengemban tugas sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu. Bagi Dedi Mulyadi, ibu Karsiti telah mengajarkan banyak hal kepadanya hingga didirnya bisa menjadi seperti sekarang ini.
Secara lahiriah, ibu Karsiti memang sudah tidak ada di dunia ini. Namun bagi Dedi Mulyadi, ibundanya ini selalu ada dalam hatinya, ada disampingnya dan selalu menemani dalam setiap langkahnya.
Seperti diketahui, ibu Karsiti meninggal dunia sejak 2004 silam atau saat awal-awal Dedi Mulyadi menjabat sebagai Wakil Bupati Purwakarta.
Kemudian, ibu Karsiti dimakamkan di TPU Sukadaya, Kabupaten Subang atau kampung kelahiran Dedi Mulyadi yang kini terkenal dengan sebutan Lembur Pakuan itu.
"Saya sudah lama ditinggalkan Emi (panggilan Dedi kepada ibunya). Tetapi Emi selalu hadir dalam benak dan hati saya. Beliau terus memberikan motivasi dan menjadi sosok inspiratif bagi saya," ujar Dedi Mulyadi, belum lama ini.
Di waktu-waktu tertentu, Dedi Mulyadi selalu menyempatkan diri untuk berziarah ke makam ibunya ini. Rasa sedih yang dirasakan Dedi Mulyadi tak tertahankan setiap berziarah ke makam ibundanya di TPU Sukadaya.
Rasa rindu Dedi Mulyadi sangat mendalam terhadap Emi Karsiti. Dia kerap tak kuat menahan tangis kala berada di TPU Sukadaya. Apalagi, TPU Sukadaya menjadi saksi bisu perjuangan Dedi Mulyadi bersama ibundanya ini.
Kang Dedi Mulyadi pun sempat bercerita soal kondisi keluarganya kala ibundanya masih hidup. Dedi Mulyadi, mengaku bukan termasuk dari kalangan berada.
"Ini yang selalu membuat saya menangis. Dulu, kehidupan saya bersama ibu dan saudara-saudara itu jauh dari kata mewah. Tetapi, Alhamdulillah sekarang ada perubahan," ujar Dedi.
Di mata Dedi Mulyadi, ibu Karsiti merupakan sosok yang sangat luar biasa. Meskipun ibunya itu hanya perempuan desa yang tak punya pekerjaan atau berkarir, tetapi mampu mendidik dan membesarkan sembilan anaknya.
Bahkan, keterbatasan ekonomi keluarganya kala itu tak menyurutkan keikhlasan Emi Karsiti untuk membesarkan anak-anaknya. Salah satu didikan yang paling diingat sampai sekarang, yaitu soal pengelolaan keuangan.
Sehingga, ini menjadi prinsip keuangan yang sampai sekarang dipegang dan dijalankan olehnya. Bahkan, diterapkannya juga dalam hal pengelolaan pemerintahan saat dirinya menjabat bupati.
"Ibu saya anaknya banyak, sementara ekonomi keluarga terbatas. Tetapi ibu saya mampu mengatur uang dengan baik, dalam istilah Sunda mah mageuhkeun duit. Yaitu sedikit cukup, banyak ada sisanya. Dan terbukti, sampai akhirnya kami bisa hidup, bisa sekolah dan saya bisa menjadi sekarang ini," jelas Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi selalu menitikkan air mata saat mengungkapkan perasaannya itu. Karena, ia menganggap belum bisa berterima kasih kepada ibundanya yang sudah lama meninggalkannya itu.
Dulu, selang beberapa saat selepas kepergian ibundanya, Dedi Mulyadi sempat berucap dihadapan makam sang ibu. Saat itu, Dedi Mulyadi bernadzar, akan memuliakan para ibu yang usianya sama atau tak jauh dari usia mendiang ibunya.
Alasan inilah yang menjadikan pria yang kerap memakai ikat kepala khasnya itu terus berkeliling untuk memuliakan para ibu. Makanya tak heran, nyaris setiap datang ke suatu daerah dirinya kerap bertemu dengan sosok ibu yang dimaksud.
"Emi, adalah sosok inspiratif bagi saya. Sampai saat ini, di sampingku selalu ada Emi (ibu)," pungkas Dedi.