Liputan6.com, Jakarta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meyakini gelaran Pemilu 2024 tidak akan mengganggu kegiatan operasi blok migas. Termasuk 15 proyek migas baru yang target mulai beroperasi (onstream) pada tahun ini.
Pasalnya, Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo mengatakan, pengerjaan 15 proyek migas yang bakal onstream 2024 ini bersifat kontrak tahunan atau multiyears.
Advertisement
"Terkait dengan target yang ada proyek onstream 15, dan juga ada proyek strategis gede-gede, pekerjaannya kan multiyears. Onstream-nya mungkin beyond 2024, tapi pekerjaan kita lakukan sekarang. Misalnya (Lapangan) Hidayah, (Lapangan) Mako dan sebagainya," ujarnya di Kantor SKK Migas, Jakarta, Jumat (12/1/2024).
Berkaca pada pengalamannya, Wahju menilai gelaran pesta politik tidak pernah menganggu keberlangsungan kerja hulu migas. Menurutnya, tantangan utama justru berasal dari bencana alam maupun faktor peralatan.
"Di dalam kalender saya sih enggak ada parameter adanya pemilu. Jadi ya mau pemilu, mau kagak, ya jalan terus. Saya terus terang sampai saat ini belum pernah merasa terganggu akibat adanya pemilu," ungkapnya.
"Justru banjir itu menganggu saya. Justru kekurangan rig, kekurangan orang itu mengganggu saya," kata Wahju.
Sehingga, ia tidak ingin Pemilu 2024 jadi alasan terhambatnya pengoperasian proyek migas di tahun ini.
"Jadi faktor pemilu saat ini saya tidak mempertimbangkan itu, dan sampai saat ini saya belum pernah merasa dampak yang ada. Jadi buat saya jangan sampai dipertimbangkan dalam project tersebut," tuturnya.
SKK Migas sendiri memasang target onstream untuk 15 proyek migas pada 2024 ini. Harapannya, kapasitas produksi minyak bisa bertambah 42.922 barel per hari (BOPD) dan tambahan gas sebesar 325 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Investasi
Total investasi atau belanja modal (capital expenditure) untuk menggapai target tersebut senilai USD 560,1 juta, atau setara Rp 8,7 triliun (kurs Rp 15.550 per dolar AS).
Mengutip data SKK Migas, tiga proyek minyak ditargetkan onstream di tahun ini. Antara lain, SP Puspa Asri milik Pertamina EP dengan target produksi 600 BOPD, dengan nilai investasi USD 6,3 juta dengan target onstream Oktober 2024.
Lalu, Flowline ASDJ-116X milik PHE Ogan Komering sebesar 94 BOPD dengan rencana Onstream April 2024 dan nilai investasi USD 10,2 juta, dan OPL E-Main milik PHE ONWJ sebesar 128 BOPD dengan target operasi Juni 2024 dan nilai investasi USD 3,5 juta.
Untuk proyek gas, tiga lapangan milik Pertamina Hulu Mahakam di Kalimantan target onstream Maret 2024. Antara lain, Peciko 8B sebesar 16 MMSCFD senilai USD 29,4 juta, Bekapal Artificial Lift sebesar 12 MMSCFD senilai USD 17,5 juta, dan SWPG Debottlenecking sebesar 8 MMSCFD senilai USD 4,5 juta.
Advertisement
Aktara Gas Plant
Kemudian, Aktara Gas Plant milik Jadestone Energy sebesar 25 MMSCFD dan 1.100 BCPD, dengan nilai investasi USD 86,3 juta dan target onstream April 2024. Lalu West Belut sebesar 50 MMSCFD senilai USD 84 juta dengan target operasi Agustus 2024.
Lalu, Dayung Facility Optimazation milik Medco Grissik sebesar 40 MMSCFD dan 10.000 BWPD senilai USD 12,7 juta, dengan target Juli 2024. Selanjutnya, Kompresor Merbau milik Pertamina EP sebesar 8 MMSCFD dengan nilai investasi USD 10,5 juta dan target November 2024.
Fasilitas Kompresor South Sembakung milik JOB PMEP Simenggaris sebesar 22,5 MMSCFD senilai USD 12,7 juta dengan target Mei 2024. Serta, pembangunan CO2 dan DHU Lapangan Karang Baru milik Pertamina EP sebesar 5 MMSCFD senilai USD 7,8 juta dengan target April 2024.
Sebanyak tiga proyek yakni Forel Bronang, Infill Clastic Banyu Urip, dan AFCP Premier Oil masuk dalam klasifikasi proyek strategis hulu migas tahun ini.