Liputan6.com, Teluk Oman - Iran menyita sebuah kapal tanker minyak di Teluk Oman dan memindahkannya ke pelabuhan Iran sebagai pembalasan atas penyitaan kapal yang sama beserta minyaknya oleh Amerika Serikat tahun lalu, demikian dilaporkan Kantor Berita Tasnim melaporkan pada Kamis 11 Januari 2024.
Media tersebut, yang berasosiasi dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran, mengutip pernyataan Angkatan Laut Iran yang mengatakan bahwa penyitaan tersebut dilakukan setelah adanya perintah dari pengadilan Iran.
Advertisement
"Kapal tanker yang diubah namanya menjadi St Nicholas dan membawa minyak di laut Oman ini disita sebagai pembalasan atas pencurian minyak oleh rezim Amerika, atas perintah pengadilan, dan sedang dipindahkan ke pelabuhan Republik Islam untuk diserahkan kepada otoritas kehakiman".
Misi permanen Iran untuk PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada CNN yang dikutip Jumat (12/1/2023), penyitaan tersebut adalah "tindakan sah yang disetujui oleh perintah pengadilan dan sama dengan pencurian minyak Iran sendiri."
“Mematuhi prosedur hukum yang ditetapkan adalah pendekatan paling bijaksana untuk menyelesaikan masalah ini," kata misi permanen Iran untuk PBB.
United Kingdom Maritime Trade Operations/UKMTO (Operasi Perdagangan Maritim Inggris) sebelumnya mengatakan bahwa sebuah kapal di Teluk Oman telah ditumpangi pada Kamis 11 Januari pagi oleh setidaknya empat orang bersenjata dan telah mengalihkan arah menuju perairan teritorial Iran.
Petugas Keamanan Perusahaan kapal melaporkan mendengar suara-suara tak dikenal melalui telepon, setelah itu komunikasi dengan kapal terputus, kata UKMTO.
Orang-orang “tidak berwenang” bersenjata yang menaiki kapal itu mengenakan seragam hitam bergaya militer dengan penutup wajah, kata layanan informasi angkatan laut Inggris.
Ketegangan Semakin Tinggi
Penyitaan sebuah kapal tanker oleh kelompok bersenjata terjadi pada saat yang sangat sensitif di wilayah tersebut. Pengiriman kontainer melalui Laut Merah telah terhambat oleh serangan yang dilakukan oleh pejuang Houthi yang didukung Iran terhadap kapal-kapal tersebut. Kelompok Houthi, yang berbasis di Yaman, mengatakan mereka membalas perang Israel dengan Hamas di Gaza.
Perusahaan pelayaran peti kemas terbesar terpaksa mengalihkan kapal ke seluruh Afrika, sehingga berdampak buruk pada perdagangan dan menaikkan biaya pengangkutan. Para eksekutif perusahaan minyak khawatir bahwa perang Israel-Hamas dapat meningkat menjadi konflik regional dan mengganggu ekspor minyak mentah.
Selat Hormuz di ujung utara Teluk Oman merupakan titik penyempitan minyak terbesar di dunia. Sekitar 20% konsumsi minyak harian dunia melewatinya setiap hari. Harga minyak mentah naik sekitar 3% pada hari Kamis.
Advertisement
Kapal Tanker Minyak Mentah Berbendera Kepulauan Marshall yang Disita Iran
Sebuah situs pemantau maritim, Tanker Trackers, mengatakan kapal yang disita pada Kamis 11 Januari adalah kapal tanker minyak mentah berbendera Kepulauan Marshall bernama St Nikolas, yang sebelumnya dikenal sebagai Suez Rajan.
Suez Rajan, yang menjadi pusat perselisihan antara Amerika Serikat dan Iran, disita oleh pemerintah AS tahun lalu setelah pengadilan memutuskan bahwa kapal tersebut digunakan untuk "menjual dan mengangkut minyak Iran secara diam-diam ke pelanggan di luar negeri," Department of Justice (DOJ) (Departemen Kehakiman) AS mengatakan dalam siaran persnya.
DOJ mengatakan "beberapa entitas" yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Islam terlibat dalam skema untuk “menyamarkan asal usul minyak” dan menjualnya secara ilegal ke Tiongkok, menurut dokumen pengadilan.
Hampir 1 juta barel minyak mentah Iran disita oleh pemerintah AS pada saat itu, kata DOJ.
Pada bulan April tahun lalu, perusahaan yang mengoperasikan kapal pengangkut minyak, Empire Navigation, mengaku bersalah karena berkonspirasi untuk melanggar Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional. Suez Rajan mengangkut barang selundupan itu ke Amerika Serikat dan "menimbulkan biaya besar yang terkait dengan pelayaran kapal tersebut ke Amerika Serikat," menurut DOJ.
Harga Minyak Dunia Naik Setelah Iran Menyita Kapal Tanker Minyak
Harga minyak naik hampir 1% setelah Iran menyita sebuah kapal tanker minyak di lepas pantai Oman, meningkatkan prospek meningkatnya konflik di Timur Tengah.
Harga minyak dunia untuk kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI) di Februari naik 65 sen, atau 0,91% menjadi USD 72,02 per barel.
Sementara harga minyak kontrak berjangka Brent untuk bulan Maret naik 61 sen, atau 0,79%, menjadi menetap di USD 77,41 per barel.
Di awal sesi, kedua patokan harga minyak ini naik lebih dari USD 2 per barel tetapi telah mundur karena kenaikan tak terduga dalam inflasi AS dan laporan bahwa China mencari lebih sedikit impor Saudi.
Advertisement