Liputan6.com, Jakarta - Mabes Polri memberikan klarifikasi terhadap pesan dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait kriteria pemimpin pengganti Presiden Joko Widodo yang mendapat sorotan ketika pidato dalam perayaan dan ibadah Natal, Kamis (11/1).
“Bisa kita lihat seluruhnya secara lengkap video tersebut dimana pesan-pesan bapak Kapolri terkait dengan persatuan dan kesatuan dalam keberagaman kemudian juga terkait cooling system,” kata Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, dalam keteranganya, Jumat (12/1).
Advertisement
Menurutnya, pesan terkait sosok selanjutnya yang mampu meneruskan estafet kepemimpinan merujuk dari keberhasilan pembangunan dari Presiden Soekarno sampai Presiden Joko Widodo untuk Indonesia.
“Yang dimaksudkan adalah keberlanjutan dari sejak Presiden Pertama Ir. Soekarno sampai Presiden ke-7 Ir. Joko Widodo untuk mewujudkan pembangunan di Indonesia yang selalu berkelanjutan dari satu pemimpin ke pemimpin lain,” kata dia.
“Estafet kepemimpinan tentu harus dilanjutkan siapapun calon pemimpin baru dan apapun program yang dibawanya,” tambahnya.
Jaga Netralitas
Dengan begitu, Trunoyudo mengingatkan atas instruksi dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang telah meminta jajarannya berkomitmen menjaga netralitas.
Sebagaimana amanah pada UU no 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia pada pasal 28 ayat 1 dan ayat 2.
“Tentunya polri komitmen dalam keamanan penyelenggaraan pemilu 2024 ini sehingga mewujudkan pemilu yang aman dan damai tentu juga dalam rangka persatuan dan kesatuan bangsa,” ucapnya.
Advertisement
Pernyataan Kapolri
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sempat menyingung soal kriteria pemimpin pengganti Presiden Joko Widodo. Dia berharap sosok presiden selanjutnya mampu meneruskan estafet kepemimpinan ke depan.
"Yang kita cari adalah pemimpin yang bisa melanjutkan estafet kepemimpinan, bukan karena perbedaan. Akhirnya bukan pemimpin yang kita cari, tetapi yang kita pelihara perbedaan terus dan kemudian itu kita bawa dalam konflik," kata Sigit dikutip, Jumat (12/1).
Sigit mengatakan, prestasi yang diraih selama masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo harus terus dilanjutkan, bahkan ditingkatkan. Dalam hal ini, Kapolri menyebut, stabilitas Kamtibmas menjadi kunci utama.
"Kita memiliki tugas prestasi ataupun raihan yang telah ditorehkan oleh pemimpin kita saat ini tentunya harus terus bisa dilanjutkan dan ditingkatkan. Dan syarat utamanya adalah stabilitas Kamtibmas," ujar dia.
Listyo mengatakan, tugas yang dipikul oleh Polri sangat berat. Kendati demikian, dengan modal dan semangat yang ada, dapat menjaga keberagaman, salah satunya dengan perayaan natal hari ini.
"Yakini dengan modal yang ada ditambah semangat kita untuk menjaga keberagaman salah satunya dengan perayaan Natal kali ini kita terus menjaga toleransi dan ini merupakan bagian dari menjaga keberagaman," katanya.
Listyo mengingatkan berbeda pendapat dan pilihan jangan sampai merusak apa yang telah dicita-citakan para pendiri bangsa.
Bahwa perbedaan pendapat janganlah kemudian membuat dan merusak cita-cita kita bersama, karena kenapa? Kita menginginkan siapapun pemimpin yang saat ini kemudian naik menjadi pasangan calon tentu lah para pemimpin-pemimpin terbaik," ujar dia.
"Sehingga tentunya perbedaan pendapat yang ada pada saat menentukan dan memilih calon pemimpin nasional tersebut. Kemudian jangan merusak persatuan dan kesatuan? Kenapa? Kita memikiki tugas selanjutnya untuk menjaga raihan prestasi yang ada untuk bisa kita lanjutkan," sambung Listyo.
Karena itu kepada para tokoh lintas agama, Kapolri meminta para jemaat untuk menjaga persatuan dan kesatuan, meski berbeda pendapat dan pilihan.
"Cooling sistem, saya titipkan, mumpung di sini yang hadir berbagai macam sodara-sodara dari lintas agama dan ini penting sekali kita sampaikan kepada jemaat kita kepada jemaah kita untuk terus bisa menjaga persatuan dan kesatuan di tengah-tengah persatuan pendapat yang ada," tandas dia.
Sumber: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com