Cegah Stunting, Pemerintah Lakukan Pengeboran Sumur untuk Sediakan Air Bersih

Ketersediaan Air Bersih Juga Salah Satu Cara Cegah Stunting

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 13 Jan 2024, 10:00 WIB
Bicara Soal Stunting Tidak Sekadar Pemenuhan Gizi Semata tapi Juga Soal Ketersediaan Air Bersih. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Air bersih memiliki peran besar dalam meningkatkan kesehatan keluarga termasuk mencegah stunting pada anak.

Sayangnya, di beberapa wilayah di Indonesia, masih banyak keluarga yang kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Baik untuk minum, memasak, maupun mencuci piring dan pakaian.

Sadar akan hal itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, menyebut bahwa pemerintah saat ini sedang melakukan pengeboran sumur dalam.

Pengeboran dilakukan di wilayah yang sering mengalami kekeringan salah satunya di Desa Duren, Banjarnegara, Jawa Tengah. Mengingat, ketersediaan air bersih dinilai sebagai salah satu upaya menghapus kemiskinan ekstrem serta stunting di desa-desa.

"Alat yang kita pergunakan saat ini dibantu dari kementerian terkait untuk mengebor sumur air bersih di Desa Duren nantinya air tersebut digunakan sehari-hari oleh penduduk desa setempat. Sehingga warga desa tidak mengalami kesulitan air bersih saat kemarau panjang nantinya," kata Muhadjir saat mengunjungi Desa Duren sebagai salah satu desa yang terdampak kekeringan akibat El Nino mengutip keterangan pers pada Sabtu 13 Januari 2024.

Muhadjir juga menjelaskan bahwa kebutuhan air bersih dan air minum untuk Indonesia saat ini masih sangat tinggi. Terutama di daerah-daerah yang tidak memiliki air permukaan yang cukup. Karena itu, diperlukan pengeboran air dalam.

Cegah Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

Menko PMK: Jangan Berpikir Setelah Masalah Stunting Selesai Maka Semuanya Beres, Jakarta (12/12/2023). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Ketersediaan air bersih dan air minum, lanjut Muhadjir, penting untuk mencegah stunting dan dapat membantu menghapuskan kemiskinan ekstrem.

Karena kedua isu tersebut memiliki persamaan dalam penanganannya yakni pertama mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin. Kemudian yang kedua mendorong supaya keluarga miskin yang masih produktif bisa berproduksi sehingga pendapatannya naik.

"Karena itu setiap desa dengan Dana Desa itu diupayakan harus bisa menciptakan pekerjaan sehingga para warga sekitar mendapatkan tambahan," ujar Muhadjir Effendy.


Diharapkan Bisa Bantu Atasi Dua Masalah Sekaligus

Bicara Soal Stunting Tidak Sekadar Pemenuhan Gizi Semata tapi Juga Soal Ketersediaan Air Bersih (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Baik stunting maupun kemiskinan ekstrem harus dipenuhi kebutuhan dasarnya. Termasuk dalam pembangunan infrastruktur dasar yakni ketersediaan instalasi jaringan air bersih.

"Jadi, baik stunting maupun kemiskinan ekstrem sangat terkait dengan kebutuhan air, karena itu kalau pemerintah saat ini sedang membangun jaringan air bersih termasuk ngebor air bawah tanah itu kita harapkan masalah stunting dan kemiskinan ekstrem bisa diatasi," kata Muhadjir.

Warga yang diwakili Kepala Desa Duren berterima kasih kepada Muhadjir karena dapat mengurangi beban pengeluaran 173 kepala keluarga untuk membeli air bersih. Selanjutnya pengelolaan sumur bor dipastikan dapat melibatkan masyarakat sehingga berpeluang membuka lapangan pekerjaan.


Perlu Dilakukan Berkelanjutan

Bicara Soal Stunting Tidak Sekadar Pemenuhan Gizi Semata tapi Juga Soal Ketersediaan Air Bersih (merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, Muhadjir mengingatkan bahwa pembangunan manusia perlu dilakukan secara berkelanjutan.

Pasalnya, ketika kelak masalah stunting terselesaikan, bukan berarti semua masalah beres. 

"Ini harus menjadi perspektif baru BKKBN untuk menyiapkan generasi Indonesia Emas 2045. Saya mohon Pak Kepala BKKBN bisa membuat platform itu. Jangan-jangan kita ini berpikiran bahwa setelah stunting selesai, (semuanya) beres," kata Muhadjir dalam kesempatan lain pada 12 Desember 2023.

Dia menekankan pentingnya membangun manusia Indonesia berkelanjutan guna memanfaatkan bonus demografi dan menghadapi Indonesia Emas 2045.

"Ini yang harus jadi pembangunan manusia Indonesia berkelanjutan, itu harus betul-betul dipastikan," kata Muhadjir.

Maka dari itu, lanjutnya, pemenuhan gizi termasuk pemenuhan kebutuhan air bersih tidak hanya selesai di baduta atau bayi di bawah dua tahun, tapi sampai balita, remaja, usia produktif, dan seterusnya.

Infografis Petaka El Nino di Planet Bumi Picu Gelombang Panas Ekstrem (Liputan6.com/Gotri/Abdillah).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya