Liputan6.com, Jakarta - Banjir melanda permukiman warga yang ada di Gang Apandi, Braga, pusat Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar) pada Kamis sore 11 Januari 2024.
Banjir bandang di Jalan Braga itu terjadi sekitar pukul 17.45 WIB melimpas ke permukiman warga diduga akibat jebolnya tanggul Sungai Cikapundung.
Advertisement
Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut membuat debit air Sungai Cikapundung naik dan melimpas ke perumahan warga. Ketinggian air bahkan mencapai pinggang orang dewasa.
Menurut salah seorang warga Kelurahan Braga, Kota Bandung, Dedi, diperkirakan luapan air dari Sungai Cikapundung meluap akibat hujan lebat yang turun di Kawasan Bandung Utara.
"Sungai Cikapundung besar mungkin hujan di Lembang besar juga jadi meluap. Ditambah ada yang jebol rumah warga sehingga air masuk," ujar Dedi, Bandung, Kamis 11 Januari 2024.
Jalan Braga yang menjadi ikon Kota Bandung pun ditutup sementara akibat banjir bandang tersebut. Penutupan jalan dilakukan untuk mempermudah proses evakuasi warga yang terdampak banjir.
Sementara itu, menurut Pranata Humas Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Hadi Rahmat, sebanyak 600 rumah warga di Jalan Braga Gang Apandi RW 08, RW 04, RW 03, RW 07, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.
Hadi mengatakan, rincian jumlah rumah yang terdampak banjir tersebut adalah 250 unit di Gang Apandi RW 8, 250 unit Gang Apandi RW 4, dan 100 unit di Gang Apandi RW 03 dan 07.
"Penyebab kejadian hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah tersebut," kata Hadi dalam keterangannya, Jumat 12 Januari 2024.
Kemudian, sekitar 2.334 rumah di Kabupaten Bandung dilaporkan masih tergenang banjir hingga Jumat siang, 12 Januari 2024. Rumah-rumah tersebut mayoritas berada di Kecamatan Dayeuhkolot dan sebagian masuk wilayah Kecamatan Baleendah. Banjir diketahui mulai terjadi sejak sore kemarin, Kamis, 11 Januari 2024.
Berikut sederet fakta terkait banjir bandang yang terjadi di Gang Apandi, Braga, pusat Kota Bandung, Jawa Barat pada Kamis sore 11 Januari 2024 dihimpun Liputan6.com:
1. Terjadi Akibat Tanggul Sungai Cikapundung Jebol
Banjir melanda permukiman warga yang ada di Gang Apandi, Braga, pusat Kota Bandung, Jabar, Kamis sore 11 Januari 2024, sekitar pukul 17.45 WIB. Banjir yang melimpas ke permukiman warga diduga akibat jebolnya tanggul Sungai Cikapundung.
Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut membuat debit air Sungai Cikapundung naik dan melimpas ke perumahan warga. Ketinggian air bahkan mencapai pinggang orang dewasa.
Menurut salah seorang warga Kelurahan Braga, Kota Bandung, Jawa Barat, Dedi, diperkirakan luapan air dari Sungai Cikapundung meluap akibat hujan lebat yang turun di Kawasan Bandung Utara.
"Sungai Cikapundung besar mungkin hujan di Lembang besar juga jadi meluap. Ditambah ada yang jebol rumah warga sehingga air masuk," ujar Dedi, Bandung, Kamis 11 Januari 2024.
Dedi mengatakan rumah yang terdampak di daerahnya mencapai 100-an unit. Dia memperkirakan juga yang terdampak empat RW, maka akan lebih dari itu jumlahnya.
Dedi menuturkan ketinggian air di rumahnya yang berada di pinggir Sungai Cikapundung mencapai 100 Centimeter. Sedangkan diperkirakan untuk rumahnya yang berada lebih tinggi posisinya dari Sungai Cikapundung ketinggian air mencapai 60 Centimeter.
"Banjirnya bawa material lumpur sama sampah. Semuanya kebasahan rumahnya," kata Dedi.
Advertisement
2. Jalan Braga Ditutup Sementara Imbas Banjir Bandang
Jalan Braga yang menjadi ikon Kota Bandung ditutup sementara akibat banjir bandang yang menerjang permukiman warga di kawasan itu. Penutupan jalan dilakukan untuk mempermudah proses evakuasi warga yang terdampak banjir.
Kawasan elite ciri khas Kota Bandung ini terendam air limpasan Sungai Cikapundung yang mengalami peningkatan debit bercampur lumpur saat turun hujan berintensitas sedang menuju tinggi usai tengah hari hingga menjelang petang.
Posisi permukiman warga di Kelurahan Braga yang tepat berada di bawah bantaran Sungai Cikapundung langsung terlimpas air banjir. Pada saat air meluap, banyak warga yang memiliki kendaraan terendam karena limpasan air datang tiba-tiba.
Beberapa warga sempat mengevakuasi kendaraan sepeda motor untuk dinaikan ke posisi yang lebih tinggi. Beberapa orang sempat terjebak saat banjir bandang terjadi.
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat bersama relawan kebencanaan melakukan evakuasi awal untuk kendaraan dan warga yang terkepung banjir.
Pada pukul 17.50 WIB bantuan pertolongan datang dari Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung.
3. Sebanyak 600 Rumah Warga Terdampak Banjir Bandang Braga
Sebanyak 600 rumah warga di Jalan Braga Gang Apandi RW 08, RW 04, RW 03, RW 07, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat terdampak banjir bandang yang terjadi Kamis 11 Januari 2024, pukul 17.10 WIB.
Pranata Humas Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Hadi Rahmat mengatakan, rincian jumlah rumah yang terdampak banjir tersebut adalah 250 unit di Gang Apandi RW 8, 250 unit Gang Apandi RW 4, dan 100 unit di Gang Apandi RW 03 dan 07.
"Penyebab kejadian hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah tersebut," kata Hadi dalam keterangannya, Jumat 12 Januari 2024.
Hadi mengatakan, akibat bencana tersebut 150 orang mengungsi di Teras Cikapundung. Tiga orang pengungsi dalam kondisi sakit.
BPBD Provinsi Jawa Barat telah melakukan peninjauan langsung dengan melakukan pendataan ke lokasi terdampak banjir.
"BPBD Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DAMKAR PB) Kota Bandung. DAMKAR PB Kota Bandung dan aparat setempat melakukan evakuasi kelompok rentan," kata Hadi.
Hadi menuturkan ketinggian air di wilayah tersebut mencapai 50 Centimeter.
Advertisement
4. Warga Terpaksa Dievakuasi
Banjir menerjang kawasan permukiman di Jalan Braga, Kota Bandung, Kamis malam, 11 Januari 2023. Rumah-rumah yang tergenang di antaranya berada di wilayah RW 04 dan RW 08, Kelurahan Braga. Kondisi itu bahkan memaksa sebagian warga dievakuasi.
Warga terdampak dievakuasi ke beberapa titik, salah satunya ke aula RW 08 Kelurahan Braga. Sejauh ini, tidak ada laporan korban jiwa akibat banjir yang melanda kawasan pemukiman di Kawasan Jalan Braga ini.
"Kami masih melakukan asesmen. Sejauh ini belum dilaporkan ada korban jiwa. Dan kami berharap tidak ada. Secepatnya akan kami sampaikan hasil asesmen tersebut," kata Kepala Diskar PB Kota Bandung Gun Gun Sumaryana, Kamis malam, 11 Januari 2023, sekira pukul 20.00 WIB.
Selain curah hujan yang tinggi, banjir tersebut disinyalir akibat adanya tanggul Sungai Cikapundung yang jebol.
Adapun, untuk mencegah potensi kebencanaan di musim hujan, Pemkot Bandung akan berkoordinasi dengan Pemprov Jabar.
"Semoga dengan kecepatan memperbaiki tanggul, ini dapat mencegah adanya potensi yang tidak diharapkan. Per malam ini, yang bisa kami lakukan adalah melakukan identifikasi dan evakuasi," kata Penjabat Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono.
5. Banjir Bandang Juga Menerjang Kawasan Tamansari Bandung
Sebanyak 250 orang dari 100 kepala keluarga di empat rukun tetangga (RT) RW 13 Kawasan Tamansari Bandung, Jawa Barat, terdampak banjir bandang, yang terjadi Kamis sore 11 Januari 2024 pukul 17.15 WIB akibat melimpasnya air dari Sungai Cikapundung.
Menurut Relawan Penggiat Sungai Jawa Barat Yadi Supriyadi, debit air yang tinggi tersebut merupakan kiriman dari wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Kawasan Bandung Utara yang mengalami hujan lebat.
"Adapun dampak ke wilayah kota, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan. Limpasan dari sungai melampui tanggul sungai mengakibatkan banjir di wilayah RW 13," ujar Yadi kepada Liputan6.com.
Yadi mengatakan material lumpur dan sampah masuk ke rumah warga yang terdampak limpasan air Sungai Cikapundung tersebut.
Yadi menjelaskan tinggi muka air saat banjir bandang mencapai 500 Centimeter dan itu sudah melampai ketinggian dari tanggul sungai di wilayah RW 13 Tamansari.
"Jumlah rumah yang terendam kurang lebih 100 unit. Tidak ada korban jiwa sementara kerugian material lima sepeda motor terseret luapan," ungkap Yadi.
Advertisement
6. Jadi Penyebab Banjir Braga, Tanggul Cikapundung yang Jebol Terakhir Diperbaiki 2004
Tanggul jebol Sungai Cikapundung menjadi salah satu penyebab banjir yang melanda kawasan Braga, Kota Bandung. Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono menyebutkan, tim dari Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga, Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) dan Dinas Sosial sudah diturunkan.
Bambang mengakui tanggul Sungai Cikapundung yang jebol di lokasi banjir telah lama tidak mendapatkan perbaikan. Tanggul tersebut diperbaiki terakhir kalinya pada 2004.
"Terakhir 2004 diperbaiki, jadi kalau dapat laporan dari warga, tanggul itu sudah overfall, sudah melewati, tentunya tanggul ini mungkin harus ditinggikan, besok kita tinggikan dan perkuat struktur buat menahan beban," kata dia.
Pihaknya akan segera melakukan perbaikan tanggul Sungai Cikapundung yang diduga menjadi penyebab terjadinya banjir.
"Tanggul akan kita tangani, mudah-mudahan dengan kecepatan kita memperbaiki tanggul, ini bisa meminimalisasi banjir seperti ini," ucap Bambang.
Pemkot Bandung mencatat sebanyak empat RW di Kelurahan Braga terdampak banjir dan saat ini masih dilakukan pendataan terhadap rumah-rumah warga.
"Tim kami di lapangan masih evakuasi sehingga belum bisa melaporkan semuanya, berapa banyak belum tahu, kita sedang bergerak semuanya, di empat RW," kata Bambang.
7. Total 2.334 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Bandung, Pesan Evakuasi Dikirim Lewat Drone
Sekitar 2.334 rumah di Kabupaten Bandung dilaporkan masih tergenang banjir hingga Jumat siang, 12 Januari 2024. Rumah-rumah tersebut mayoritas berada di Kecamatan Dayeuhkolot dan sebagian masuk wilayah Kecamatan Baleendah. Banjir diketahui mulai terjadi sejak sore kemarin, Kamis, 11 Januari 2024.
Informasi itu disampaikan Kapolresta Bandung, Kombes Pol Kusworo Wibowo. Ia mengatakan, pihaknya terus mengimbau warga untuk mau dievakuasi. Sebab, sebagian warga ada yang memilih tetap bertahan di rumahnya masing-masing.
"Sampai saat ini ada masyakarat yang tidak mau dievakuasi. Mereka bertahan di rumah yang bertingkat, ada yang tingkat dua atau sampai tingkat tiga," katanya kepada wartawan.
Pihak kepolisian bersama anggota dari lembaga terkait lainnya, kata Kusworo, terus melakukan patroli menggunakan perahu karet untuk mengakses wilayah tergenang. Selain itu, patroli juga dilakukan dengan menggunakan drone atau pesat nirawak.
"Lewat drone, kami juga berikan tulisan pesan untuk warga, bila ingin dievakuasi bisa hubungi nomor darurat kami di 110," jelas Kusworo.
Pemerintah setempat juga disebut sudah menyiapkan tempat pengungsian serta membuat dapur umum untuk warga terdampak.
"Untuk sementara ini tempat pengungsian masih di SMP Negeri 1 Dayeuhkolot. Seandainya kalau sudah terisi 75 persen baru kami cari sekolah-sekolah atau tempat terdekat yang bisa digunakan untuk pengungsian," katanya.
Warga pun diimbau untuk tetap mewaspadai potensi banjir susulan.
"Terjadi jebolnya tanggul sehingga mengakibatkan permukaan air sungai di seputaran Dayeuhkolot meluap," kata Kusworo.
"Kami siapkan dapur umum untuk makan sehari dua kali. Kita siapkan air bersih, kami antisipasi juga kemungkinan serangan diare," jelas dia.
Advertisement