Liputan6.com, Jakarta Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo bertemu dengan petani tembakau yang ada di Desa Bawangan, Jombang, Jawa Timur, Jumat 12 Januari 2023 malam.
Dalam pertemuan itu, seorang petani tembakau bernama Winarno mengeluhkan kepada Ganjar mengenai kenaikan tarif cukai hasil tembakau dan impor tembakau yang masih masif marak belakangan ini.
Advertisement
“Ini Pak persoalan cukai tembakau, dan impor tembakau masih masif. Semoga hal ini bisa diatasi saat Bapak menjadi Presiden,” kata Winarno.
Mendapatkan keluhan tersebut, Ganjar berbicara bahwa persoalan cukai memang menjadi persoalan bagi petani tembakaunsetiap tahunnya.
Ganjar bilang permintaan petani tembakau sejatinya tidak ingin tinggi, sebab jika hal itu terjadi pastinya akan memberikan dampak bagi mereka.
“Sebenarnya ini sudah setiap tahun ya, permintaan para petani sebenarnya tidak tinggi, kalo peningkatan cukai tidak terlalu tinggi. Maka sebenarnya urutannya nanti soal produksi tembakau pupuknya obat-obatannya, kalo hasil panennya bagus harganya bagus, produksinya bagus maka kebutuhan industri lokal bisa terpenuhi,” tutur Ganjar.
Dikatakan Ganjar, jika harga cukai tidak tinggi dan sesuai dengan keinginan petani maka impor tembakau pun tidak terlalu dominan.
Petani Harus Dapat Untung
Sebaliknya, kata Ganjar, bila harga cukai naik maka petani akan mengalami kerugian. Sehingga, impor tembakau pastinya akan merebak dan dominan.
“Kalo itu bagus, harapannya impornya juga tidak banyak-banyak. Kalo itu bisa dilakukan maka petani akan mendapatkan untung yang baik seperti harga hari ini. Tapi kalo cukai naik, biasanya jatuh kepada petani,” tutur Ganjar.
Advertisement
Jadi Perhatian Khusus
Diakui Capres berambut putih ini, persoalan tembakau memang akan menjadi perhatian khusus baginya bersama dengan pasangannya calon wakil presiden Mahfud MD.
“(Perlu) dilakukan penyeimbangan dan sebenarnya. Kalau konteks ini kita cukup sering berbicara dengan pemerintah pusat termasuk Menteri Keungan, kita akan ikuti harga dan perkembangan untuk mengikuti produksinya khususnya tembakau impor,” pungkas Ganjar.