Lisa Rumbewas Pernah Sebut Sakit Lutut dan Epilepsi, Pilih Pensiun dari Lifter Putri Indonesia

Lifter legendaris putri asal Papua Lisa Rumbewas meninggal dunia pada 14 Januari 2024. Dia sempat menyebut sakit lutut dan epilepsi membuatnya pensiun dari angkat besi.

oleh Defri Saefullah diperbarui 14 Jan 2024, 12:39 WIB
Lisa Rumbewas pernahterpilih menjadi salah satu Ikon Prestasi Indonesia bersama 72 figur publik berkat prestasinya di cabor angkat besi (Liputan6.com/Risa Kosasih)

Liputan6.com, Jakarta Lisa Raema Rumbewas meninggal dunia di usia 43 tahun pada 14 Januari 2024. Dia sempat dirawat di RSUD Jayapura sebelum dinyatakan tutup usia pada pukul 03.00 WIT.

Pecinta olahraga Indonesia pantas bangga dengan sosok Lisa Rumbewas sebagai atlet angkat besi berprestasi. Dua medali perak Olimpiade yang dibersembahkannya membuktikan Lisa masih jadi lifter putri terbaik di negeri ini.

Terlahir dari lingkungan keluarga atlet, dia merupakan putri dari Levi Rumbewas, mantan binaragawan terbaik Indonesia. Sedangkan ibunya, Ida Korwa adalah atlet angkat besi yang mengenalkan dan melatih Lisa mahir di cabang olahraga ini.

Di level internasional, belum ada lifter putri yang menyamai rekor dua perak Olimpiade Lisa. Dia pulang sebagai runner-up di Olimpiade 2000 Sydney dan berlanjut ke Olimpiade Athena 2004.

Sayang, empat tahun kemudian di Beijing, Tiongkok, Lisa hanya menggondol perunggu. Setelah itu selama 12 tahun Indonesia paceklik medali di kategori putri.

Sebetulnya masih ada lifter putri Sri Indriyani dan Winarni Binti Slamet yang finis di peringkat tiga di Sydney 2000. Namun medali perak baru kembali jadi milik Indonesia pada Olimpiade Rio 2016 lewat atlet Jawa Barat Sri Wahyuni Agustiani.

Di level regional, giliran Lisa yang kalah dengan Sri Wahyuni. Jika Yuni mampu juara SEA Games 2013 di Myanmar, seniornya hanya merebut medali perak di SEA Games 2001 Kuala Lumpur.

 


Masa Pensiun Karena Sakit Lutut dan Epilepsi

Lisa Rumbewas. lifter putri legendaris Indonesia yang meninggal dunia pada 14 Januari 2024. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Di ajang Kejuaraan Angkat Besi Dunia Lisa lagi-lagi jadi wakil terbaik Merah-Putih. Dia meraih posisi runner-up dalam Kejuaraan Dunia di Santo Domingo 2006, prestasi yang belum bisa diulang Sri Wahyuni.

Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 Riau menjadi ajang multievent terakhir yang diikutinya. Mulai dari situ, Lisa mengeluhkan rasa sakit di lututnya.

"Sejak PON Riau lutut saya sakit. Kalau begini saya sudah tidak bisa meneruskan lagi kan," tutur Lisa kepada Liputan6.com di sela-sela acara Festival Ikon Indonesia, Senin (21/8/2017).

"Tiga tahun terakhir juga menderita epilepsi. Saya tidak tahu sampai dokter yang bilang saat periksa," dia menambahkan.

Lisa Rumbewas terpilih menjadi salah satu Ikon Prestasi Indonesia bersama 72 figur publik yang digagas Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP Pancasila) pada 2017 lalu. Dalam acara Festival Prestasi Indonesia, dia mewakili bidang olahraga bersama atlet dan mantan atlet lainnya seperti Liem Swie King, Susi Susanti, Alan Budikusuma, Liliyana Natsir (bulu tangkis), Eko Yuli Irawan, hingga Sri Wahyuni (angkat besi).


Prestasi Lisa Rumbewas di Olimpiade

Atlet angkat besi Lisa Raema Rumbewas hanya menempati peringkat empat di Olimpiade Beijing 2008. AFP PHOTO/JUNG YEON-JE JUNG YEON-JE / AFP

Lisa Rumbewas merupakan atlet yang menjadi pembuka cabor lain untuk raih medali di Olimpiade. Sebelum Olimpiade 2000, tak ada cabor lain yang bisa meraih medali selain panahan dan bulu tangkis.

Tapi Risa Rumbewas bisa membuat kejutan dengan meraih medali perak pada cabor angkat besi Olimpiade 2000. Dia menjadi yang terbaik ketiga pada kelas 48 kg.

Awalnya, dia dinyatakan meraih perunggu karena kalah dari Tara Nott. Angkatan keduanya sama tapi Nott meraih perak karena punya berat badan yang lebih ringan.

Berkah terjadi di Olimpiade Sydney 2000 yang berlangsung di cuaca dingin. Izabela Draganeva yang meraih emas dinyatakan doping, Lisa Rumbewas pun naik meraih perak sedangkan lifter Indonesia lain Sri Indriyani raih perunggu.

Pada Olimpiade 2000, Indonesia akhirnya meraih 1 emas, 3 perak dan dua perunggu. 1 perak dan 2 perunggu semuanya berasal dari cabor angkat besi.

 


Perjuangan Lebih Berat di Olimpiade 2004

Atlet angkat besi Indonesia, Raema Lisa Rumbewas, bertanding di kelas di bawah 53 kg putri pada Olimpiade di Athena 15 Agustus 2004. Rumbewas meraih perak, sementara juara dunia bertahan Udomporn Polsak dari Thailand membawa pulang emas dan Mabel Mosquera dari Kolombia meraih perunggu. (JOEL SAGET/AFP)

Empat tahun berselang, Lisa Rumbewas kembali dipercaya ikut Olimpiade 2004 di Athena. Olimpiade ini terasa berat karena kondisi Lisa tidak begitu baik.

Usai angkatan snatch, dia sempat pusing dan pingsan. Hebatnya, Lisa Rumbewas mampu menyelesaikan tugas dengan baik dan kembali meraih perak di kelas 53 kg.

Pada Olimpiade 2008, prestasi Lisa Rumbewas mulai menurun. Dia hanya bisa meraih posisi empat pada cabor angkat besi putri kelas 53 kg putri.

Ternyata, medali Lisa Rumbewas baru mendapatkan medali perunggu pada 2017. Itu terjadi setelah Natassia Novikava terbukti gunakan doping. Penantian lama untuk medali terakhir.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya