Liputan6.com, Jakarta Subholding Gas Pertamina mencatat kenaikan konsumsi Bahan Bakar Gas (BBG) sepanjang pergantian tahun 2023 ke 2024. Hal ini dipicu meningkatnya aktivitas masyarakat pada momen tersebut.
Direktur Sales dan Operasi PGN, Ratih Esti Prihatini mengatakan, volume niaga gas bumi di semua sektor pelanggan dalam kondisi aman yaitu sebesar 879 BBTUD atau 100 persen nominasi penyaluran gas ke pelanggan dapat dipenuhi.
Advertisement
"Penyaluran gas ke seluruh segmen pelanggan selama Nataru dapat dikawal dan dijaga dengan baik. Ada sejumlah pelanggan khususnya industri komersial yang serapan gasnya menurun karena libur," kata Ratih.
Ratih mengungkapkan, volume penjualan BBG selama masa Nataru meningkat 42 perden jika dibandingkan dengan volume pada periode nataru 2022. Hal ini kemungkinan besar terjadi dengan meningkatnya mobilitas masyarakat selama masa liburan menggunakan angkutan umum.
"Ada peningkatan pemanfaatan BBG di SPBG yang dikelola oleh Gagas. Hal ini cukup menggembirakan dimana pemanfaatan gas bumi di sektor transportasi dapat berkontribusi terhadap penurunan emisi dan dapat menjadi pilihan energi pada masa transisi energi saat ini,” ujar Ratih.
Direktur Utama PT Gagas Energi Indonesia, Muhammad Hardiansyah menambahkan, BBG yang tersalurkan sebesar 496.594 Liter Setara Premium (LSP). Terpantau peningkatan penjualan BBG terjadi di SPBG Pondok Ungu Bekasi sekitar 4 persen dibandingkan dengan bulan sebelum nataru.
“Kendaraan pengguna Gasku yang mengisi di SPBG milik Gagas bervariasi yaitu bajaj, angkot, dan taksi selama nataru. Penjualan BBG di SPBG Pondok Ungu meningkat pada segi volume. Penyerapannya hampir seimbang antara taksi, angkot, dan bajaj. Sedangkan di SPBG Bogor dan Klender, secara langsung dapat terlihat kendaraan yang mendominasi. SPBG Bogor didominasi oleh angkot, di SPBG Klender didominasi oleh bajaj,” papar Hardiansyah.
Keamanan Pasokan Gas
Ketua Satgas Nataru SH Gas, Tatit Sri Jayendra menuturkan, keamanan pasokan gas didukung dengan ketersediaan LNG melalui fasilitas LNG Lampung, Perta Arun Gas dan Nusantara Regas, dengan meningkatnya volume regasifikasi LNG sebesar 54 persen dibandingkan nataru tahun sebelumnya dari 308 BBTUD menjadi 476 BBTUD.
Upaya pengamanan dan pengelolaan operasi selama Nataru juga diperkuat dengan sistem monitoring dan pengendalian penyaluran gas diseluruh jaringannya secara realtime yang dapat dipantau melalui Integrated Monitoring Center (IMOC).
IMOC merupakan pusat monitoring subholding Gas yang terintegrasi, meliputi kegiatan monitoring operasional penyaluran gas bumi, monitoring kondisi infrastruktur fasilitas penyaluran gas bumi, dan pengelolaan keluhan pelanggan secara realtime.
Advertisement