Liputan6.com, Washington, DC - Amerika Serikat (AS) telah menyampaikan "pesan pribadi" kepada Iran pasca serangan kedua terhadap kelompok Houthi di Yaman.
"Kami mengirimkannya secara pribadi. 'Kami yakin, kami telah mempersiapkannya dengan baik'," kata Presiden AS Joe Biden tanpa memberikan rincian lebih lanjut, seperti dilansir BBC, Senin (15/1/2024).
Advertisement
AS mengatakan serangan terbarunya adalah tindakan lanjutan yang menargetkan radar.
Iran sendiri membantah terlibat dalam serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah. Namun, Iran telah lama disebut memasok senjata kepada kelompok Houthi dan AS mengatakan intelijen Iran sangat penting untuk memungkinkan mereka menargetkan kapal.
Serangan udara gabungan Inggris-AS menargetkan hampir 30 posisi Houthi pada Jumat (12/1) dini hari, dengan dukungan sekutu Barat termasuk Australia dan Kanada.
Sehari kemudian, Komando Pusat AS mengatakan pihaknya melakukan serangan terbaru terhadap situs radar Houthi di Yaman dengan menggunakan rudal jelajah serangan darat Tomahawk.
Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan pihaknya "tidak punya pilihan" selain mengambil tindakan militer terhadap Houthi, sebagai tanggapan atas serangan mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Menulis di Telegraph, Cameron mengatakan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak telah menyetujui permintaan AS untuk membantu serangan terbatas dan tepat sasaran.
Barat Jalankan Perintah Netanyahu?
Seorang juru bicara Houthi mengatakan kepada Reuters bahwa serangan AS Cs tidak berdampak signifikan terhadap kemampuan mereka dalam memengaruhi pengiriman barang.
Houthi adalah kelompok bersenjata dari sub-sekte minoritas muslim syiah di Yaman, Zaidi. Selain Sanaa dan bagian utara Yaman, kelompok Houthi menguasai garis pantai Laut Merah.
Pernyataan resmi Barat adalah serangan udara yang sedang berlangsung terhadap Houthi berbeda dengan perang Hamas Vs Israel di Jalur Gaza.
"Ini merupakan respons yang perlu dan proporsional terhadap serangan Houthi yang tidak beralasan dan tidak dapat diterima terhadap pelayaran komersial di Laut Merah," kata pemerintah negara-negara Barat.
Di Yaman dan negara-negara Arab lainnya, serangan tersebut dipandang berbeda. Publik disebut melihatnya sebagai langkah AS dan Inggris yang ikut bergabung dalam perang di Jalur Gaza untuk berpihak pada Israel.
Pasalnya, Houthi telah menyatakan serangan mereka di Laut Merah adalah bentuk solidaritas terhadap Hamas dan rakyat Jalur Gaza.
Sebuah teori bahkan mengatakan bahwa Barat melakukan "perintah Benjamin Netanyahu".
Serangan udara diyakini AS Cs akan menimbulkan efek mengerikan terhadap kelompok Houthi, hingga dapat menyebabkan mereka menurunkan kapasitas serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dalam jangka pendek. Namun, semakin lama serangan udara ini berlangsung, semakin besar risiko AS dan Inggris terjebak dalam konflik lain di Yaman.
Advertisement
Houthi Telah Lancarkan 28 Serangan terhadap Kapal Komersial
Sekitar 15 persen perdagangan global melalui laut, kata AS, melintasi Laut Merah. Jumlah ini mencakup 8 persen biji-bijian global, 12 persen minyak yang diangkut melalui laut, dan 8 persen gas alam cair dunia.
AS mengatakan kelompok tersebut sejauh ini telah berusaha menyerang dan mengganggu kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden sebanyak 28 kali.
Beberapa perusahaan pelayaran besar telah menghentikan operasinya di wilayah tersebut, sementara biaya asuransi telah meningkat 10 kali lipat sejak awal Desember.